Sabtu, 09 Agustus 2008

Warisan Peradaban Bengawan Solo

Gugun El-Guyanie
http://www.sastra-indonesia.com/

Dalam catatan sejarah, peradaban suatu bangsa selalu dilahirkan oleh peradaban sungai. Mesir dengan Peradaban lembah Sungai Nil-nya , China dengan peradaban Sungai Yang Tse Kiang-nya, India dengan peradaban Sungai Gangga. Yang jelas, tinggi rendahnya peradaban ataupun kebudayaan umat manusia berkaitan erat dengan interaksinya dengan sungai. System religi, adat istiadat, teknologi, dan juga sistem ekonomi dan politik amat sangat ditentukan oleh keintiman bercinta dengan sungai.

Ekspedisi Bengawan Solo yang berlangsung selama 16 hari dengan menempuh jarak 548 kilometer, setidaknya menjadi penanda (semiotika) yang mengingatkan kepada generasi bangsa di Nusantara tercinta ini agar kembali menengok posisi sungai yang begitu sacral dan legendaries. Sungai sebagai salah satu bagian sekaligus symbol ekologis, selama ini sama sekali tidak dianggap memiliki nilai histories yang sacral oleh penghuni bumi sendiri. Sepanjang revolusi industri yang menjadi titik awal abad modern menyembah posisi dan peran manusia di muka bumi, hampir peradaban umat manusia memandang sebelah mata alam semesta.

Paradigma masyarakat abad modern inilah yang melahirkan ketidakseimbangan kosmosentris. Etika kosmosentrisme tidak menjadi landasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi pada awalnya lahir sebagai upaya untuk mempermudah dan membuat kehidupan umat manusia menjadi bahagia dan sejahtera. Namun pada perjalanannya teknologi hanya menyediakan kenyamanan, kesejahteraan dan kebahagiaan yang semu. Selanjutnya, teknologi yang tanpa disandarkan pada etika kosmosentrisme, berubah menjadi bencana besar yang siap menjerumuskan umat manusia ke jurang kehancuran.

Peradaban ekologis
Dalam konteks ekspedisi Bengawan Solo sebenarnya bangsa Indonesia khususnya, diajak kembali untuk memberi nilai berharga terhadap alam ekologis. Sungai bukan sekedar alam fisik yang mati. Namun sungai memiliki dimensi metafisik yang layak diperlakukan sebagaimana makhluk ciptaan lain dengan sejajar. Sungai dan unsure-unsur di dalamnya seperti air, memiliki peran yang begitu besar melahirkan system kehidupan masyarakat di sekitarnya. Bagaimana kecerdasan manusia mengelola sungai, memberikan hak-hak ekologisnya, akan sangat menentukan tinggi rendahnya martabat manusia. Kearifan local (local wisdom) dalam hal ini memiliki nilai tawar yang begitu tinggi. Artinya sejauh mana masyarakat sebagai pewaris peradaban sungai mampu menangkap nilai-nilai dan lokalitas budaya, social, politik dan agama.

Bengawan Solo secara histories maupun geosospol memiliki posisi yang begitu agung dalam khazanah budaya Nusantara. Bengawan Solo menjadi brand yang amat popular, sehingga mampu menjadi ikon kasultanan Surakarta maupun daerah Jawa sekitarnya. Secara geografis, sungai bengawan Solo ini membentang hingga sampai daerah Tuban, Bojonegoro di wilayah Jawa Timur. Namun sungainya tetap disebut sebagai bengawan Solo. Secara historis, sebenarnya wilayah di tepi bengawan Solo memiliki kultur agraris yang lumayan subur, stabilitas politik yang terkontrol, dan karakter budaya yang khas.

Namun kini, daerah sekitar bengawan Solo yang mayoritas masyarakatnya menggantungkan hidupnya pada pertanian, tingkat kesejahteraannya sangat memprihatinkan. Curah hujan dan sumber mata air sungai yang tidak termanage dengan optimal, melahirkan petaka bagi perekonomian masyarakat. Gagal panen, banjir, krisis air bersih, menjadi wajah baru bagi peradaban sungai bengawan Solo. Sungai tidak lagi berwajah ramah, namun menunjukkan kemarahan kepada manusia yang menginjak-injak hak-haknya, mengeksploitasi sakralitasnya. Dengan demikian Solo pun menjadi pudar indegeneous wisdom-nya. Sudah tidak ada lagi trade mark yang bisa dikibarkan untuk memberikan nilai tawar kepada public tentang khazanah kebudayaan Solo.

Seni Budaya Bengawan Solo
Kekhawatiran pudarnya peradaban sunagi-sungai di belahan bumi manapun, termasuk perdaban bengawan Solo ini hendaknya menjadi evaluasi masyarakat global setelah isu pemanasan global menggelinding seperti bom waktu. Bagaimana nasib para petani di sepanjang bengawan Solo, bagaimana krisis air bersih yang harus menimpa warga tepi benagawan Solo dsb. Bagaimana regulasi ekonomi perdagangan di sepanjang Sungai yang terbesar dan terpanjang di pulau Jawa ini?

Dan kegelisahan selanjutnya, menginjak pada eksistensi nilai-nilai budaya yang eksentrik di sepanjang Bengawan Solo. Berbagai karya seni budaya yang dicipta oleh sejarah nenek moyang sebagian besar lahir dari peradaban sepanjang Bengawan Solo. Dan karya-karya itu memiliki nilai-nilai yang perenial dan kearifan spiritual budaya Jawa yang adiluhung.

Seni wayang, seni tari, seni batik, seni rupa dan yang lainnya sangat produktif dilahirkan dari rahim kota-kota sekitar Bengawan Solo. Begitu juga dengan alat musik gamelan, sebagai ciri khas seni musik Jawa telah melegenda sampai di berbagai belahan negara asing seperti Eropa, Jepang, Hongkong dsb. Tokoh karawitan dari golongan karya kontemporer, Ki Nartosabdo dari Semarang yang juga seorang dalang kondang sangat populer dalam khazanah seni wayang di dalam negeri ataupun luar negeri.

Yang menarik pada dekade 1990-an muncul genre baru musik tradisi popular Campursari yang memadu instrumentasi gamelan dengan keyboard dan alat-alat musik Barat lainnya. Sajian mereka berada di antara musik keroncong dan gamelan Jawa. Campursari yang merupakan produk akulturasi musik Barat dan Jawa, juga lahir dari daerah Bengawan Solo.

Bengawan Solo yang adiluhung telah membuka pintu kreatifitas seni budaya yang begitu kaya khazanah kearifan dan spiritualitas. Dengan rusaknya oase mata air Bengawan Solo secara ekologis, dikhawatirkan juga menyeret pada krisis kebudayaan dan peradaban tanah Jawa yang dulu gemah ripah loh jinawe, tata tenterem karta raharjo. Bengawan Solo yang berabad-abad telah memberi inspirasi para seniman-seniman yang tulus kini harus tercemar oleh ulah tangan budaya modern yang arogan. Bengawan Solo, dimana riwayatmu kini?

Penulis adalah Direktur Eksekutif Institute for Social Empowerment Yogyakarta (ISEY).

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar