Senin, 04 Agustus 2008

Ruang Mimpi

Al-Fairish*

Denting irama jarum jam dan nyanyian satwa malam seakan tak pernah berhenti. Angin malam dengan hembusan mesranya melewati celah angin-angin, menyentuhku yang sedang asyik membayangkan wajah-wajah ceria para penikmat cinta. Kemudian aku berjalan mendekati jendela dan melayangkan pandangan keluar kamar, tampak deretan pepohonan yang menjulang tinggi. Lambaian daun-daunnya seakan memanggilku dan menawarkan keindahan mahkota bunga yang sedang mekar. Rumput yang hijau memantulkan sinar melalui embun yang menempel dan terbias oleh sinar rembulan.

Malam kian larut sedang mata ini sulit terpejam. Dalam kesunyian itu kudengar suara seseorang memanggil namaku.
"Naila, Naila."
Suara itu menggema di antara bunyi gemerisik daun yang terhempas angin.
"Naila, Naila."

Suara itu kembali hadir memenuhi setiap ruang telingaku. Seketika itu aku berjalan keluar kamar lalu menelusuri koridor asrama menuju jalan setapak dari mana suara itu jelas terdengar.
"Sayang, akhirnya kamu mendengar panggilanku. Hati ini telah lelah menunggu kehadiran belai kasihmu. Mendekatlah, mendekatlah, kasih."

Suara itu makin jelas ketika kulewati ayunan tempat bermainku di senja hari.
Alangkah terkejutnya diriku, ketika kulihat sosok laki-laki berbadan tegap berdiri di bawah pohon.
"Deka!," teriakku kaget. Bukankah dia telah meninggal sebulan yang lalu, tanyaku dalam hati.

"Ya, ini aku. Apakah kamu di sini baik-baik saja? Apakah kamu betah tinggal di asrama? Bagaimana dengan pelajaranmu, apa ada masalah?"
Begitu banyak pertanyaan yang keluar dari mulut Deka tanpa memberiku kesempatan untuk menjawabnya.
"La, aku di sini tak bisa lama. Kedatanganku hanya ingin memberikan ini."

Dia menyodorkan sebuah bingkisan kotak kecil padaku.
"Ini adalah cincin tunangan yang belum sempat kuberikan padamu. Sekarang pakailah cincin ini di jari manismu."

Seperti orang yang sedang dihipnotis tiba-tiba tanganku bergerak, sedangkan tubuhku hanya diam dan membiarkan cincin itu terpasang di jari manisku.
"Malam ini kamu resmi menjadi tunanganku. Sekarang bulan Maret dan empat bulan lagi kamu lulus SMA. Aku akan menjemputmu kemudian kita langsungkan pernikahan. Kamu setuju?"

Tanpa kusadari kepala ini mengangguk perlahan.
"Kalau begitu aku pergi dulu," ucapnya singkat lalu sosoknya menghilang di kelam malam.
Setelah kepergian Deka aku masih berdiri terpaku sendiri memandang kerlipan bintang yang tiada lelah bercumbu mesra dengan rembulan. Aku pun berpikir andai saja cinta manusia seteguh kesetiaan rembulan pada bintang. Tetapi, semua itu tidak mungkin. Tidak mungkin semua insan setia pada para kekasih. Dunia ini pasti berjalan lurus dan membosankan.

Tak terasa suara dentingan jam menunjukkan tengah malam. Aku bergegas kembali ke kamar. Dalam ruang sepi itu aku masih membayangkan peristiwa yang baru saja kualami dan aku masih tidak percaya apakah semua ini nyata?
* * *

Dingin angin fajar menyusup ke dalam sendi-sendi. Adzan shubuh menggema di tiap sudut ruangan. Mata yang terpejam kini terbuka dan pagi menyapa kembali dan asrama pun perlahan dipenuhi kesibukan para penghunimya.

"Pagi Naila, tidurmu nyenyak sekali," sapa teman sekamarku.
Pagi ini pikiranku benar-benar kacau. Tanpa mengambil jatah sarapan aku berangkat ke sekolah yang berada satu kompleks dengan asrama, jadi tidak memerlukan waktu yang lama untuk mencapainya.

Sedetik pun aku tidak bisa melupakan kejadian yang kualami semalam ketika pelajaran berlangsung, hingga ketika guru memanggil namaku untuk mengerjakan soal aku malah menghapus semua tulisan yang ada di papan. Semua seperti bukan kehendakku sendiri dan ada sesuatu yang selalu mengganggu pikiranku.

"Dooor! Pagi-pagi sudah melamun, lagi mikir apa sih?" tanya Tasya, sahabat karibku, ketika kami berdua berada di kantin.
"Paris!" jawabku keras. "Kamu tahu, kan? Paris adalah kota yang kudambakan menjadi tempatku menimba ilmu, tapi semua itu hanya bayangan semu."
"Apa maksudmu? Bukankah tekadmu sudah bulat untuk kuliah di sana?"
"Sya," kataku pelan. "Sebentar lagi aku akan menikah."
"Apa?!" tanya Tasya kaget. "Kamu akan menikah dengan siapa?"

Kutarik nafas sedalam mungkin untuk mengurangi ketegangan suasana kemudian kuceritakan peristiwa yang kualami semalam tanpa meninggalkan pertunanganku dengan Deka. Tasya menanggapi ceritaku dengan dingin, tapi aku tidak menyalahkannya. Dia benar bahwa apa yang kualami jauh dari logika manusia biasa, jadi pantas bila dia tidak mempercayainya.

"Kamu terlalu memikirkan Deka," komentar Tasya. "Sehingga semua kejadian selalu kamu kaitkan dengannya."
"Tidak!" bantahku. "Kejadian semalam benar-benar nyata."
"Kalau benar-benar terjadi, apa buktinya?"
"Ini adalah pemberiannya," jawabku sambil kutunjukkan cincin di jari manisku.

Taysa terlihat berpikir sebentar, antara percaya dan tidak kemudian dia bicara dengan nada yang kuatir, "Benar-benar aneh. Menurut cerita orang-orang tua, keadaan seperti ini sangat gawat. Deka tidak hanya mengajakmu menikah, tapi mengajakmu untuk mati bersamanya."

"Apa maksudmu?"
"Bukankah Deka bilang padamu bahwa empat bulan lagi dia akan menjemputmu. Itu artinya dia akan mengajakmu mati."
Dengan sedikit pengetahuan yang dimilikinya, Tasya mengartikan kejadian yang kualami. Katanya, cinta Deka padaku sangat dalam. Meskipun jasadnya sudah terkubur di dalam tanah, tetapi cintanya tetap melekat dalam hati dan sanubarinya. Meskipun nyawanya sudah terpisah dari raga, namun cintanya tidak turut binasa.

Setelah mendengar semua ocehan Tasya yang panjang lebar, aku langsung berteriak histeris yang menarik perhatian teman-teman lain. Untunglah Tasya berhasil mengusir mereka dan menenangkanku. Tasya memberiku saran bahwa agar aku selamat dari peristiwa yang akan kualami adalah membuang cincin tersebut. "Buanglah cincin itu mungkin kamu akan terhindar dari bahaya yang mengancammu," katanya.

"Tapi, harus kubuang ke mana cincin ini?"
"Kamu tidak usah bingung. Berikan saja cincin itu padaku dan biar aku yang membuangnya."
Setelah peristiwa itu, hari-hariku berjalan kembali seperti dulu. Keceriaan selalu hadir menghiasi wajahku di pagi hingga sore. Namun kebahagiaan itu tidak bertahan lebih dari empat bulan. Tasya, sahabat dan orang yang sangat mengerti tentang aku harus pergi selama-lamanya menyusul Deka. Aku datang ke rumahnya dan tidak bisa menyembunyikan kesedihanku. Setelah upacara pemakaman, keluarga Tasya bercerita padaku bahwa sebelum meninggal Tasya berpesan untuk memberikan bingkisan padaku. Aku membukanya dan isinya adalah cincin pemberian Deka serta buku diari.

Pada malam harinya aku baru sempat membacanya dan betapa terkejutnya aku ketika membaca kalimat, "Deka, aku sangat mencintaimu. Tetapi, aku tak akan bisa memilikimu. Sebab, sahabatku Naila pun mencintaimu dan dia membutuhkan belai kasihmu."

Aku baru mengerti, selama ini Tasya sangat mencintai Deka dan menyembunyikannya rapat-rapat demi persahabatannya denganku. Mengapa aku baru tahu setelah semuanya terjadi, padahal kami adalah sahabat yang sangat karib? Andai aku tahu jauh hari sebelum semuanya terjadi, tentu tidak seperti ini kisah kita, Tasya?! Barangkali ini adalah kisah paling baik yang harus kita jalani.
Selamat jalan sahabat!

Lamongan, 2007

* Penulis adalah Pelajar MA. Matholi’ul Anwar
Simo Sungelebak Karanggeneng Lamongan

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar