Minggu, 10 Agustus 2008

Kiai dan Kitab Kuning

Fahrudin Nasrulloh

Ketika Clifford Geertz meninggal pada 30 oktober 2006 yang lalu, tentu semua orang bakal mengenang karya abadinya The Religion of Java sebagai tetirah, di samping beberapa karyanya yang lain. Tiba-tiba, saat itu saya jadi teringat akan Martin Van Bruinessen, seorang ilmuan Belanda yang menyuntuki jagat pesantren dengan menulis Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia (Mizan, 1995, Bandung). Kiranya masih banyak peneliti sekaliber Geertz yang layak dicermati dan diteladani seperti Mark. R. Woodward, Karel A. Steenbrink, Von Koningsveld, Robert W. Hefner, atau Peter Carey dan lain-lain.

Jika Geertz mengeksplorasi sinkretisme Islam-Jawa sehingga lahir santri-priyayi dan abangan. Maka Martin, dalam bukunya tersebut, mendedahkan intensitas observasi kebenaran ilmiah yang demikian menarik: menelusuri seabrek karya tulis para “ulama Jawi” yang, menurut Gus Dur, telisiknya mengantarkannya pada sebuah pengenalan yang unik dan jenius ihwal respon adaptif dan kreatif para ulama terhadap tantangan modernisasi yang diusung peradaban modern dalam dua abad terakhir ini.

Lebih lanjut, bila dalam buku pertama Martin, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, di mana penulis menyusuri tilas sejarah perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di nusantara, maka dalam buku yang kedua itu Martin membabarkan secara mendalam perihal silsilah keilmuan (intellectual genealogy) dan studi kritis atas kitab-kitab kuning yang diajarkan di pesantren-pesantren sejak abad 19 dan 20 M. Buku ini menunjukkan betapa besarnya vitalitas metodologi tradisional dalam menularkan ilmu pengetahuan yang diyakini dari generasi ke generasi berikutnya.

Dari sini sejarah membuktikan bahwa tradisi menulis dan membaca sudah ada sejak lampau. Bahkan Sultan Agung Mataram (1613-1645), yang adalah raja sekaligus ulama itu, pernah berjuang demi mempertahankan kekuasaan kerajaan Islam dengan membikin proyek raksasa dengan menitahkan para pujangganya untuk menulis Babad Tanah Jawi. Semacam tilas ing wuri-wuri, menorehkan jejak agar ingatan di kemudian waktu dapat terjaga dengan baik. Ia meyakini bahwa pengukuhan legitimasi kraton lewat tradisi tulisan merupakan bentuk perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda waktu itu (1619). Ikhtiar ini terus berlanjut selama rentang seratus lima puluh tahun ke depan hingga perpecahan kerajaan Mataram terjadi (1755) yang melahirkan dua kekuasaan: Kasunanan Surakarta di bawah Susuhunan Paku Buwana III dan Kasultanan Yogyakarta di bawah Hamengku Buwana I.

Pada masa itu lahir beberapa karya kapujanggan semisal Serat Centini (12 jilid) yang digubah oleh tiga pujangga Kraton Surakarta atas perintah KGP. Adipati Anom Amengkunegara III, putra mahkota Sunan Paku Buwana IV. Karya ini ditulis pada 1814, yang mewedar kisah perjalanan spiritual putra-putri Sunan Giri Prapen setelah dikalahkan oleh menantu Sultan Agung, Pangeran Pekik dari Surabaya. Demikian pula kita bisa menyimak karya-karya Ronggowarsito (1802-1873) seperti Suluk Saloka Jiwa, Serat Kalatida, atau Serat Wirid Hidayat Jati. Juga Serat Cebolek yang dianggit oleh Kanjeng Raden Adipati Suryakusuma (pensiunan Bupati Semarang) pada 1892, yang berisi cerita tentang Haji Ahmad Rifa’i dan Haji Mutamakkin.

Tampaknya kini tradisi pesantren seolah kehilangan gaungnya bahkan nyaris mandek dalam kancah intelektualisme Islam di Indonesia. Namun kita masih bisa berbangga (atau sekadar in memoriam) pada Syekh Nawawi Al-Jawi (lahir 1815) asal Banten. Sejak usia 15 tahun beliau sudah belajar keilmuan Islam di Mekah di bawah bimbingan sejumlah syekh (dari 1830-1870), sebagaimana yang direkam oleh C.S. Hurgronje, hingga beliau wafat di sana. Karangannya sekitar 114 kitab (dari fiqh, ushul fiqh, nahwu, barzanji, dan tafsir), dan 38 kitab yang terpenting dari jumlah itu telah dijadikan sumber rujukan dan kitab kajian di hampir semua pesantren. Seluruh karyanya mendulang apresiasi yang luar biasa dari kalangan ulama di negara-negara Timur Tengah. Salah satu karyanya adalah Murah Labib yang terbit di Kairo dan diakui mutunya yang berisi persoalan-persoalan krusial keagamaan sebagai hasil diskusi dan perdebatannya dengan para ulama Al-Azhar. Karenanya, beliau dijuluki sebagai Sayyid Ulama Hijaz.

Selain Syekh Nawawi, ada ratusan kitab yang ditelurkan oleh para ulama nusantara seperti: Syekh Arsyad Banjar, Syekh Abdul Karim Banten, Syekh Abdus Shamad Palembang, Syekh Shaleh Darat Semarang, Syekh Abd Al-Muhyi Pamijahan, Syekh Mahfudz Termas, Syekh Khalil Bangkalan, hingga Kiai Muhammad Ihsan Jampes Kediri dan Kiai Bisri Musthofa Rembang.

Kita juga bisa bercermin pada apa yang diwariskan oleh Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari (1871-1947) yang telah menulis belasan karya monumental yang diamini pelbagai kalangan memberikan pembaruan yang besar dalam cakrawala dunia pesantren. Kitab yang beliau tulis antara lain, Durarul Muntatsirah dan Tamyizul Haq Minal Bathil. Dalam dua kitab ini K.H. Hasyim Asy’ari mengecam habis praktek sufisme dan tarekat yang menyimpang, juga pengkultusan figur kiai yang berlebihan. Kemudian Risalah Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan embrio urgensif dan dasar utama dari didirikannya NU. Karya ini pun besar pengaruhnya untuk membentengi kaum tradisionalis dari faham modernis yang menolak ijma’ ulama (baca: Latiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama, Biografi K.H. Hasyim Asy’ari dengan pengantar yang cemerlang dari Howard M. Federspiel, LKiS, 2000, Yogyakarta. Juga M. Ishom Hadzik, “Pemikiran Keagamaan K.H. Hasyim Asy’ari, Republika, 15 September 2001).

Selanjutnya, dalam kancah pemikiran Islam kontemporer, kita tidak bisa melupakan kontribusi para pemikir dan peneliti yang serius dalam menggali hazanah pesantren. Sebut saja sosok Zamakhsyari Dhofier yang dalam rentang 1977-1978 melakukan penelitian di sejumlah pesantren, terutama di pesantren Tebuireng Jombang. Setelah rampung, hasil penelitiannya itu diterbitkan dengan judul Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. (LP3S, 1982, Jakarta). Karya lulusan Australian National University Canberra ini berisi tentang ciri-ciri umum pesantren, pengajaran kitab kuning, intelektualisme kiai dan santri, faham ahlussunnah wal jamaah dan profil pesantren di abad 20. Sejurus dengan itu, ikhtiar Martin di atas juga patut ditindaklanjuti secara terbuka dan akomodatif terkait seberapa akurat signifikansi pengajaran kitab kuning zaman lampau dalam membentuk watak intelektualisme generasi muda di dunia pesantren?

Barangkali kita membutuhkan humanisasi kitab kuning, seperti yang pernah digagas oleh Ulil Abshar Abdalla. Menurutnya, kita musti berusaha melihat teks kitab kuning sebagai fakta dinamis yang hidup dan menyejarah. Jalan menuju humanisasi kitab kuning dapat ditempuh melalui kajian historis dan sosiologis. Dengan kajian historis diharapkan bisa membuka pelbagai kemungkinan untuk mencermati ragam kecenderungan intelektual dalam teks kitab kuning terhadap medan perubahan yang terjadi dalam aras sosial. Sementara kajian sosiologis adalah kontekstualisasi kitab kuning pada keutuhan makna dan wujudnya dalam ranah sosial, politik, budaya, dan ekonomi.

Walhasil, dari uraian di atas, akan menyeruak sederet pertanyaan: sejauh mana para kiai di zaman yang carut-marut ini tergerak untuk melanjutkan (alih-alih menghadirkan pembaruan) perjuangan intelektualisme generasi silam demi kemajuan Islam, lebih-lebih pesantren? Kesibukan apalagi bagi kiai di samping mengurus santrinya dan membanjirnya undangan tabligh baik dari kota hingga ke pelosok desa? Masihkah kiai masa kini terus disibukkan bergulat di partai dan berebut kursi di pemerintahan? Mungkin tidak semua kiai demikian. Lalu bagaimana tradisi pengabdian kiai dengan ketulusan hati (sebagaimana yang diteladankan oleh para wali dan ulama dahulu) terhadap nasib umatnya sekarang ini? Wallahu A’lam bi al-Shawab

Jawa Pos, 17 Desember 2006.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar