Fahrudin Nasrulloh
Ketika Clifford Geertz meninggal pada 30 oktober 2006 yang lalu, tentu semua orang bakal mengenang karya abadinya The Religion of Java sebagai tetirah, di samping beberapa karyanya yang lain. Tiba-tiba, saat itu saya jadi teringat akan Martin Van Bruinessen, seorang ilmuan Belanda yang menyuntuki jagat pesantren dengan menulis Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia (Mizan, 1995, Bandung). Kiranya masih banyak peneliti sekaliber Geertz yang layak dicermati dan diteladani seperti Mark. R. Woodward, Karel A. Steenbrink, Von Koningsveld, Robert W. Hefner, atau Peter Carey dan lain-lain.
Jika Geertz mengeksplorasi sinkretisme Islam-Jawa sehingga lahir santri-priyayi dan abangan. Maka Martin, dalam bukunya tersebut, mendedahkan intensitas observasi kebenaran ilmiah yang demikian menarik: menelusuri seabrek karya tulis para “ulama Jawi” yang, menurut Gus Dur, telisiknya mengantarkannya pada sebuah pengenalan yang unik dan jenius ihwal respon adaptif dan kreatif para ulama terhadap tantangan modernisasi yang diusung peradaban modern dalam dua abad terakhir ini.
Lebih lanjut, bila dalam buku pertama Martin, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, di mana penulis menyusuri tilas sejarah perkembangan tarekat Naqsyabandiyah di nusantara, maka dalam buku yang kedua itu Martin membabarkan secara mendalam perihal silsilah keilmuan (intellectual genealogy) dan studi kritis atas kitab-kitab kuning yang diajarkan di pesantren-pesantren sejak abad 19 dan 20 M. Buku ini menunjukkan betapa besarnya vitalitas metodologi tradisional dalam menularkan ilmu pengetahuan yang diyakini dari generasi ke generasi berikutnya. 
Dari sini sejarah membuktikan bahwa tradisi menulis dan membaca sudah ada sejak lampau. Bahkan Sultan Agung Mataram (1613-1645), yang adalah raja sekaligus ulama itu, pernah berjuang demi mempertahankan kekuasaan kerajaan Islam dengan membikin proyek raksasa dengan menitahkan para pujangganya untuk menulis Babad Tanah Jawi. Semacam tilas ing wuri-wuri, menorehkan jejak agar ingatan di kemudian waktu dapat terjaga dengan baik. Ia meyakini bahwa pengukuhan legitimasi kraton lewat tradisi tulisan merupakan bentuk perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda waktu itu (1619). Ikhtiar ini terus berlanjut selama rentang seratus lima puluh tahun ke depan hingga perpecahan kerajaan Mataram terjadi (1755) yang melahirkan dua kekuasaan: Kasunanan Surakarta di bawah Susuhunan Paku Buwana III dan Kasultanan Yogyakarta di bawah Hamengku Buwana I.
Pada masa itu lahir beberapa karya kapujanggan semisal Serat Centini (12 jilid) yang digubah oleh tiga pujangga Kraton Surakarta atas perintah KGP. Adipati Anom Amengkunegara III, putra mahkota Sunan Paku Buwana IV. Karya ini ditulis pada 1814, yang mewedar kisah perjalanan spiritual putra-putri Sunan Giri Prapen setelah dikalahkan oleh menantu Sultan Agung, Pangeran Pekik dari Surabaya. Demikian pula kita bisa menyimak karya-karya Ronggowarsito (1802-1873) seperti Suluk Saloka Jiwa, Serat Kalatida, atau Serat Wirid Hidayat Jati. Juga Serat Cebolek yang dianggit oleh Kanjeng Raden Adipati Suryakusuma (pensiunan Bupati Semarang) pada 1892, yang berisi cerita tentang Haji Ahmad Rifa’i dan Haji Mutamakkin. 
Tampaknya kini tradisi pesantren seolah kehilangan gaungnya bahkan nyaris mandek dalam kancah intelektualisme Islam di Indonesia. Namun kita masih bisa berbangga (atau sekadar in memoriam) pada Syekh Nawawi Al-Jawi (lahir 1815) asal Banten. Sejak usia 15 tahun beliau sudah belajar keilmuan Islam di Mekah di bawah bimbingan sejumlah syekh (dari 1830-1870), sebagaimana yang direkam oleh C.S. Hurgronje, hingga beliau wafat di sana. Karangannya sekitar 114 kitab (dari fiqh, ushul fiqh, nahwu, barzanji, dan tafsir), dan 38 kitab yang terpenting dari jumlah itu telah dijadikan sumber rujukan dan kitab kajian di hampir semua pesantren. Seluruh karyanya mendulang apresiasi yang luar biasa dari kalangan ulama di negara-negara Timur Tengah. Salah satu karyanya adalah Murah Labib yang terbit di Kairo dan diakui mutunya yang berisi persoalan-persoalan krusial keagamaan sebagai hasil diskusi dan perdebatannya dengan para ulama Al-Azhar. Karenanya, beliau dijuluki sebagai Sayyid Ulama Hijaz.   
Selain Syekh Nawawi, ada ratusan kitab yang ditelurkan oleh para ulama nusantara seperti: Syekh Arsyad Banjar, Syekh Abdul Karim Banten, Syekh Abdus Shamad Palembang, Syekh Shaleh Darat Semarang, Syekh Abd Al-Muhyi Pamijahan, Syekh Mahfudz Termas, Syekh Khalil Bangkalan, hingga Kiai Muhammad Ihsan Jampes Kediri dan Kiai Bisri Musthofa Rembang.
Kita juga bisa bercermin pada apa yang diwariskan oleh Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari (1871-1947) yang telah menulis belasan karya monumental yang diamini pelbagai kalangan memberikan pembaruan yang besar dalam cakrawala dunia pesantren. Kitab yang beliau tulis antara lain, Durarul Muntatsirah dan Tamyizul Haq Minal Bathil. Dalam dua kitab ini K.H. Hasyim Asy’ari mengecam habis praktek sufisme dan tarekat yang menyimpang, juga pengkultusan figur kiai yang berlebihan. Kemudian Risalah Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan embrio urgensif dan dasar utama dari didirikannya NU. Karya ini pun besar pengaruhnya untuk membentengi kaum tradisionalis dari faham modernis yang menolak ijma’ ulama (baca: Latiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama, Biografi K.H. Hasyim Asy’ari dengan pengantar yang cemerlang dari Howard M. Federspiel, LKiS, 2000, Yogyakarta. Juga M. Ishom Hadzik, “Pemikiran Keagamaan K.H. Hasyim Asy’ari, Republika, 15 September 2001).
Selanjutnya, dalam kancah pemikiran Islam kontemporer, kita tidak bisa melupakan kontribusi para pemikir dan peneliti yang serius dalam menggali hazanah pesantren. Sebut saja sosok Zamakhsyari Dhofier yang dalam rentang 1977-1978 melakukan penelitian di sejumlah pesantren, terutama di pesantren Tebuireng Jombang. Setelah rampung, hasil penelitiannya itu diterbitkan dengan judul Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kiai. (LP3S, 1982, Jakarta). Karya lulusan Australian National University Canberra ini berisi tentang ciri-ciri umum pesantren, pengajaran kitab kuning, intelektualisme kiai dan santri, faham ahlussunnah wal jamaah dan profil pesantren di abad 20. Sejurus dengan itu, ikhtiar Martin di atas juga patut ditindaklanjuti secara terbuka dan akomodatif terkait seberapa akurat signifikansi pengajaran kitab kuning zaman lampau dalam membentuk watak intelektualisme generasi muda di dunia pesantren?  
Barangkali kita membutuhkan humanisasi kitab kuning, seperti yang pernah digagas oleh Ulil Abshar Abdalla. Menurutnya, kita musti berusaha melihat teks kitab kuning sebagai fakta dinamis yang hidup dan menyejarah. Jalan menuju humanisasi kitab kuning dapat ditempuh melalui kajian historis dan sosiologis. Dengan kajian historis diharapkan bisa membuka pelbagai kemungkinan untuk mencermati ragam kecenderungan intelektual dalam teks kitab kuning terhadap medan perubahan yang terjadi dalam aras sosial. Sementara kajian sosiologis adalah kontekstualisasi kitab kuning pada keutuhan makna dan wujudnya dalam ranah sosial, politik, budaya, dan ekonomi. 
Walhasil, dari uraian di atas, akan menyeruak sederet pertanyaan: sejauh mana para kiai di zaman yang carut-marut ini tergerak untuk melanjutkan (alih-alih menghadirkan pembaruan) perjuangan intelektualisme generasi silam demi kemajuan Islam, lebih-lebih pesantren? Kesibukan apalagi bagi kiai di samping mengurus santrinya dan membanjirnya undangan tabligh baik dari kota hingga ke pelosok desa? Masihkah kiai masa kini terus disibukkan bergulat di partai dan berebut kursi di pemerintahan? Mungkin tidak semua kiai demikian. Lalu bagaimana tradisi pengabdian kiai dengan ketulusan hati (sebagaimana yang diteladankan oleh para wali dan ulama dahulu) terhadap nasib umatnya sekarang ini? Wallahu A’lam bi al-Shawab
Jawa Pos, 17 Desember 2006.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar