Jumat, 22 Agustus 2008

ARTI CINTA DI SELEMBAR CERITA

Yaumu Roikha

Tepat 6 Nopember, aku pergi ke rumah kakak perempuanku yang letaknya di Surabaya. Aku pergi ke sana bersama kakak sepupuku. Aku berangkat pagi hari. Entah mengapa di tengah-tengah perjalanan, motor yang aku naiki tiba-tiba berhenti. Aku gak tahu harus gimana??? Kini aku terpaksa harus jalan kaki sambil membawa motorku yang mogok. Kuayunkan kakiku berlahan-lahan. Dan kutengak-tengokkan mataku ke kanan-kiri. Siapa tau ada bengkel!!!

Kakiku masih terus melangkah. Walaupun terik surya menyengat rasa. Mengarang lelah dalam seribu pesona. Kira-kira 2 km, aku telah menyisir jalan itu. Tapi belum juga menjumpai bengkel. Namun gak lama kemudian, kedua sorot mata kakakku melihat sebuah bengkel kecil di tepian ruas jalan. Kali ini pikiranku sedikit lega. Kami pun akhirnya bergegas menuju bengkel itu. Dengan penuh damba berharap semoga motor lekas menyala.

Sungguh naas hari ini. Ternyata motorku juga belum selesai-selesai di perbaiki. Ah, sekarang aku baru sadar, jika menunggu merupakan suatu pekerjaan yang paling membosankan. Saat itu aku pun merasa lapar. Dan kepanasan. Tapi mulutku terkunci. Gak berani bilang pada kakak sepupuku kalau aku lapar dan kepanasan.

Perutku yang lapar dan tubuhku yang kepanasan membuat aku gemeteran. Tapi gak apalah, aku masih kuat menahannya. Meski sedikit tersiksa. Saat itu aku duduk di atas kursi sambil membawa tas ranselku yang berisi baju. Di situ aku melihat ada pemuda datang ke bengkel ini juga. Dia memakai helm berwarna merah. Dan memakai motor mewah. Aku sedikit tercengang. Sungguh, dia begitu gagah di mataku. Apalagi waktu helmnya di buka. Uch…! wajanya sangat manis dan tampan. Perutku yang terasa lapar, sekarang mendadak jadi kenyang. Aku gak tahu. Mungkin pengaruh dari pemuda tadi, sampai-sampai perutku yang terasa lapar sekarang berubah menjadi kenyang. Dia menaruh helm di atas kaca sepion motornya. Lalu dia jalan kaki menuju ke arahku. Aku pikir dia mau ngapain??? Ternyata dia mau duduk di sebelah kursiku. Dan dia mengulurkan tangannya ke depan mukaku. Aku kira dia mau nampar aku. Ternyata dia mau berkenalan sama aku.

“Siapa nama kamu?” kata pemuda tampan.
“Namaku Tika!!!” mulutku menjawab.
“Nama kamu sendiri siapa???” aku balik bertanya.
“Panggil aja Dika,” jawab pemuda tampan.
“Kamu anak mana, terus kelas berapa???” tanya Dika menambahi.
“Aku anak Lamongan. Dan aku baru kls 1 SMA.”
“Kamu sendirian di sini???”
“Tidak, aku sama kakak sepupuku yang lagi benerin motor.”
***

Waktu terus berputar. Matahari terlihat tinggal sehasta di ufuk barat. Hari pun semakin gelap. Motor juga sudah dibenahi. Aku dan kakakku akhirnya melanjutkan perjalanan lagi. Adzan magrib telah menyapa pendengaran. Rayu-merayu di batas keimanan. Aku dan kakakku baru saja tiba di ruma kakaku yang perempuan. Kita semua melakukan sholat magrib berjamaah. Setelah itu kita melakukan makan malam di meja makan.

Hari semakin malam. Aku tertidur di atas ranjang yang hangat. Tidak terasa, ternyata hari sudah pagi. Dan aku tidak sadar kenapa aku ingin berjalan keruang tengah. Di situ aku melihat ada seorang lelaki tidur di ruang tengah. Aku mau nyamperin. Tapi aku takut dan gemetaran. Lalu aku nekad untuk melihat lelaki itu. Dari dekat aku lihat ternyata dia pemuda tampan siang kemarin yang bernama Dika. Aku sangat kaget. Dan gak menyangka kenapa dia bisa berada di sini??? Sedikit gumam hatiku yang sangat terkejut saat melihat keberadaannya.

Matahari mulai muncul. Semua orang di sini pada bangun dengan ceria. Tapi aku masih bingung, “kenapa pemuda tadi bisa satu rumah sama aku???” tiba-tiba kakak perempuanku nyamperin aku di halaman belakang rumah. Dan dia cerita tentang pemuda tampan tadi.
Walhasil, ternyata dia temen satu kos dan satu kampus sama kakak perempuanku. Dan dia dikenal sebagai pangeran di kampus. Lima menit kemudian Dika ikut ngumpul bersama kami di halamanan belakang rumah. Aku lihat, di tangan kanannya, Dika membawa 2 novel tentang cinta. Setelah kuperhatikan sedikit lama, aku pun tertarik untuk mengetahui isi novel itu. Aku mau bilang pada Dika kalau aku mau pinjam novelnya. Ternyata dia suda ngomong duluan padaku, “Tika…… ni aku pinjamin novel tentang cinta untuk kamu.” Dika bilang sambil tersenyum. Aku ambil buku novel dari tangan Dika. Terus aku baca sampek selesai. Dan malam harinya aku berniat untuk megembalikan novel Dika.

“Dika, ini novelnya yang tadi siang kamu pinjamin ke aku. Thanks ya!” aku bilang ke Dika sambil tersenyum. Dan Dika menjawab “Sudah la Tika. Ambil aja. Anggap aja itu hadiah buat kamu, karna kamu sudah mau berteman sama aku”.

Usai makan malam, Dika memberi 3 novel cinta lagi. Aku bertanya “Kenapa kamu sering ngasi novel cinta ke aku???”
“Suda…… kamu baca aja. Suatu saat kamu akan ngarti.” jawab Dika sambil merunduk.

“Oh ya Dik, aku besok mau pulang ke rumah. Boleh gak ke 5 novel yang kamu kasih kemaren aku bawah pulang?” aku bertanya sambil bercanda.
“Boleh aja. Tapi ada 1 syarat!!!”
“Apa????” tanyaku penasaran.
“Aku boleh kan minta nomor hand phone kamu?”
“Boleh aja. Ni nomorku 0856546206xxx.”
***

Pagi harinya.
Tidak terasa pagi ini aku jalani. Aku dan kakak sepupuku siap-siap mau berangkat pulang ke rumah asalku. Di situ aku berpisah sama Dika dan sama kakak perempuanku. Di perjalanan, aku berbicara sama kakak sepupuku tentang Dika. Kakakku bilang kalau Dika itu baik dan tampan.

Perjalanan suda kita lalui. Aku sekarang sudah sampek rumah. Dan aku baru saja menaruh tas di atas meja. Hand phoneku berbunyi. Kring……kring……kring. Ada satu pesan di trima. Aku kira dapat sms dari temenku. Ternyata ada nomor baru yang masuk. Di situ bertuliskan pesan singkat untukku.
“Ciank…… gimana da nyampek rumah belum ??? trus di perjalanan gak ada halanggan apa-apa kan??? DIKA”
Aku baca sms sambil tertawa sendiri. Tidak kusangka kalau Dika bisa sms seperti ini sama aku. Sms Dika lalu aku balas.

“Ciank juga,,,!!! Aku sekarang sudah sampek rumah. Alhamdulilla, aku di perjalanan tadi gak ada halangan apa-apa. Oh ya Dika…… makasih ya atas pemberian novelnya”. Kata-kata itu lalu aku kirim ke nomor Dika.
Hari-hari kian berlalu. Bulan-bulan terus berganti. Aku sama Dika masih berhubungan lewat hand phone. Di saat aku sendirian di dalam kamar dan lagi sedih, hand phoneku berbunyi. Ternyata Dika yang lagi telepon aku. Dan aku mengangkatnya.

“Hallo……!!!”
“Hallo…… gimana kabarmu Tika???”
“Kabarku baik-baik aja. Kabar kamu sendiri gimana???”
“Kabarku juga baik-baik aja!!!”
Ah, aku baru sedikit berbasa-basi sama Dika ternyata teleponnya sudah putus. TUT……TUT……TUT……! Aku gak tau apa yang terjadi. Tiba-tiba teleponnya Dika putus.
***

Keesokan harinya.
“Dika sama sekali tidak memberi kabar apa-apa ke aku. Apa dia sudah lupa sama aku? Kenapa aku mikirin pemuda itu terus ya?” begitu hatiku bertanya-bertanya. Pada sa’at itu aku berusaha melupakan Dika dan aku akan lebih fokus pada belajarku.
Dua bulan kemudian. Di hari Selasa, aku ulang tahun. Di situ aku merasa sedih karena di sekolahku gak ada satu orang pun yang ngasi ucapan ke aku. Padahal saat itu kan hari kebahagiaanku.

Bel sokolah sudah menunjukkan waktunya pulang. Aku pulang berjalan kaki sembari hati kecilku bertanya-tanya, “Kenapa di hari ulang tahunku ini tidak dapat ucapan dari teman-temanku?”

Aku telah sampek di rumah. Dan aku melihat kakak perempuanku sudah ada di sana. Ia datang dari Surabaya beberapa saat yang lalu. Kakiku langsung menuju ke dalam kamar. Dan mataku melihat ada satu bungkus kado yang terletak di atas ranjang tidurku. Aku coba membuka kado itu perlahan-lahan. Gak taunya di dalam bungkusan itu ada BUKU DIAREY. Di dalam buku itu berisi beberapa patah kata yang terkhusus untukku.

Kepada Tika.
Assalamuallaikum
Tika… semakin kita jauh semakin aku sadari bahwa aku memang membutahkan kamu. Dan semakin kita jauh semakin aku bisa merasakan bahwa cinta telah tumbuh dalam hidupku…. Saat kamu kemarin datang di hadapanku, aku merasa bahwa aku sayang sama kamu. ”Kamu mau kan jadi pacarku?”
Sebelumnya mungkin aku terlalu lancang mengungkapkan perasaan ini kepadamu. Tapi bagaimana lagi……? Ini kejujuran hatiku yang terdalam, Tika. Oh ya, aku juga mau ngucapin;
Happy Birthday to You
I convery my congratulations to you!
Please accept my congratulations,,,,!
Wassalamualaikum
Dika……

Aku terharu saat membaca coretan itu. Hatiku menghilirkan tangis. Dan aku gak mengetahuinya, bahwa selama ini Dika suka sama aku.
Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba aku terdengar ada orang yang memanggilku dari belakang. Ternyata setelah kubalikkan tubuhku, aku lihat gak taunya Dika. Dan aku gak menyangka Dika ikut ke rumahku juga. Di situ aku sangat terharu dan sangat senang. Sungguh perasaanku bercampur-baur gak karuan. Antara keharuan dan kebahagiaan.
“Selamat ulang tahun ya……” ujar Dika sambil mengulurkan tangan kanannya.
“Terima kasih atas ucapannya.” jawabku sedikit terbata.
“Apa yang kamu ucapin dalam buku tadi itu benar???” tanyaku lebih lanjut.

“Bener Tik…… Kamu mau kan jadi pacarku??”
“Ma’af, aku tidak bisa jawab sekarang. Kapan-kapan aku pasti akan menjawabnya, Dik.”
Setelah aku menerima kado, kita semua melakukan makan-makan.
“Apa aku sekarang ini bermimpi??” kataku lirih sambil meneteskan air mat. “Baru pertama kali ini, aku merasa bahagia seperti ini. Terima kasih Ya Allah!” puji syukurku dalam hati. Hari pun semakin larut. Pesona malam singgah menjemput. Dan aku siap-siap tidur.

Pagi harinya, Dika dan kakak perempuanku balik ke Surabaya. Di situ aku merasa kehilangan Dika. Gara-gara Dika main ke rumahku, aku sekarang jadi malas sekolah. Tapi aku kembali berfikir, “Kenapa aku mempedulikan cowok itu?” begitu ujarku sambil siap-siap sekolah.

Suda satu mingu berjalan, aku belum juga menjawab pertanyaan Dika yang kemarin. Tapi aku juga merasa kalau hatiku mau menerima Dika. Sa’at itu aku berniat sms Dika kalau aku mau jadi pacarnya. Tapi sms aku ter-pending terus. Padahal aku sudah sms 3 kali pada Dika. Di situ aku berfikir kenapa hand phone Dika mati???
***

Aku kembali berfikir, kenapa hand phone Dika belum juga dinyalakan? Padahal di situkan ada sms aku tentang jawaban pernyataan dia kemarin. Dan aku gak sabar untuk ketemu sama Dika di hari ulang tahunnya besok. “Sa’at hari Minggu kan ulang tahunnya Dika. Aku akan pergi ke Surabaya. Dan aku akan bilang sama dia kalau aku mau jadi pacarnya.” pikirku saat itu. Aku gak sabar untuk ketemu.

Pagi harinya aku pergi ke Surabaya sambil mengajak tiga orang teman sekelasku. Dan aku juga bawa novel yang dikasi sama Dika beberapa waktu yang lalu.
”Kamu ngapain bawa novel segala? Emangnya kamu mau ke toko buku?” kata 3 orang temenku.

”Novel ini yang bikin semangat aku.” jawabku sambil tersenyum manis.
Gak terasa kita berempat sudah lama bercanda di dalam mobil. Kita sekarang sudah sampai di kos kakak perempuanku. Aku coba panggil kakakku dengan suara keras. Tapi tidak ada jawaban. Dan aku sejenak berfikir. “Ini kan hari Minggu. Kakakku gak mungkin masuk kuliah. Di mana-mana kan hari Minggu itu libur kuliahnya.”
Aku sama 3 temanku berusaha lewat belakang rumah. Dan temanku tidak sengaja melihat kakakku mesra-mesraan di belakang rumah. Ternyata aku lihat laki-laki itu adalah Dika. Aku langsung nyamperin Dika.

“O……… karena ini hand phone kamu mati. Untunglah Tuhan ngirim aku ke sini untuk melihat kamu sekarang yang lagi mesra-mesraan sama kakakku sendiri. Dan aku sekarang sudah tahu maksud kamu.” ungkapku marah. Dan berlinangkan air mata.
Setelah itu aku kembali ke mobil. Dan ke 3 temanku pun ikut ke mobil. Di situ aku menulis surat untuk Dika.

Terimakasih Dika
Kamu telah menemaniku walaupun cuma sesaat. Tapi bagiku sangat berarti. Maafkan jika kebahagiaan yang kuminta adalah teman sepanjang hidupku. Seharusnya aku mengerti bahwa keberadaanku bukanlah di sisimu. Kau hanyalah lamunan dalam sesalku. Bagiku, kau kekasi yang tak bisa kumiliki. Dan aku mau ngucapin “happy birthday and congratulations.” Don’t forget me Tika…

Setelah aku selesai menulis surat itu, aku manyuruh satu temanku untuk ngasihkan bingkisan kado dan selembar surat kepada Dika. Gak lama kemudian, temanku pun kembali lagi ke mobil. Lantas kami meneruskan perjalanan pulang.
Malam ini adalah malam yang sangat bersejarah bagi ku. Di situ aku merasa bahwa ke 5 novel ini ada hikmahnya juga. Dan aku ngerasa di balik buku ini ternyata ada cinta. Aku telah belajar banyak tentang buku ini. Dan aku berdo’a, semoga yang ngasi buku ini diberi kebahagiaan. Amin.**

Lamongan, 2008

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar