Sabtu, 24 Juli 2021

~!@#$%^&* Dalam Cermin

AS. Sumbawi
 
Pada KBU sebuah wartel laki-laki itu kecewa. Perempuan itu tidak mengizinkan dirinya datang.
“Jangan marah, ya. Jangan marah….”
“Iyaa………”
“Bener. Jangan marah, ya!”
“Ya, santai saja. Santai, santai, santai,…”
Mereka diam.
“Oke, sudah kalau begitu. Terima kasih.”
Percakapan terhenti. Laki-laki itu menutup gagang telepon.
*
 
Di atas vespa keluaran tahun tujuhpuluhsembilan pikiran laki-laki itu meloncat ke mana-mana. Sementara ruas jalan cukup ramai oleh kendaraan. Berlalu-lalang di bawah sinar lampu jalan. Malam belum larut. Dan kondisi udara di kota ini akhir-akhir ini terasa cukup menusuk pori-pori sampai ke tulang.
Bangsat. Rupanya dia lebih mementingkan FTv. Asu. Bajingan.
 
Laki-laki itu membawa laju vespa itu ke jalan perkampungan setelah mencapai pertigaan. Tidak banyak kendaraan yang lewat di sana. Namun, beberapa orang laki-laki dan perempuan terlihat berjalan cukup membuat jalan itu cukup padat. Di beberapa warung makan, beberapa laki-laki dan perempuan duduk berhadapan. Sementara di hampir seluruh beranda depan rumah di kanan-kiri jalan itu, beberapa laki-laki dan perempuan tampak berbincang-bincang.
 
Laki-laki itu mengendorkan tarikan gas setelah melihat sepeda motor di halaman sebuah rumah. Pandangan matanya menyerobot sela-sela daun dan dinding berlobang. Tampak dua orang laki-laki dan perempuan asyik berbicara. Laki-laki itu mengawasi. Sementara vespa yang dikendarainya terus melaju pelan.
 
Ah, benarkah ia membohongiku.
Ia teringat cerita temannya bahwa banyak laki-laki yang mencoba mengerami cinta di dada perempuan itu.
 
Bajingan. Tapi, bukankah tidak hanya dia saja, perempuan yang tinggal di rumah itu.
 
Laki-laki itu mengarahkan pandangan matanya kembali ke arah sepeda motor itu. Kemudian menariknya kembali, menatap jauh menembus pertigaan jalan di depan.
Jancuk. Rupanya aku dikalahkan oleh FTv. Hanya FTv. Ah, bajingan.
 
Setelah mencapai pertigaan, laki-laki itu membawa vespa menyusuri ruas jalan yang cukup besar.
*
 
“Jancok!” umpat laki-laki itu. Seorang tukang becak tiba-tiba saja menyeberang.
 
“Tengak-tengok, Pak. Nggak nyelonong saja,” katanya lagi. Tukang becak itu tersenyum santai kemudian berlalu dengan acuh tak acuh. Beberapa orang berdiri di depan rumah memperhatikannya, namun laki-laki itu tak memperdulikannya. Ia kemudian mencoba menyalakan mesin.
Asu. Bajingan.
 
Ia kemudian turun. Men-standarkan vespa di atas kaki besinya yang tua. Beberapa orang masih memperhatikannya. Laki-laki itu memiringkan vespanya, mengalirkan aliran bensin campur ke mesin. Setelah beberapa kali kayuhan, mesin vespa itu terdengar menderu. Laki-laki dan vespa itu melaju kembali.
 
“Hee, bajingan! Asu!” umpatnya ketika sebuah sedan memotong lajunya tanpa memberi tanda. Kemudian terus melaju, menyusuri jalan kecil.
*
 
Laki-laki itu mengurangi kecepatan. Kemudian berhenti di antara kerumunan kendaraan di depan lampu merah. Pikiran laki-laki itu masih belum terkumpul. Wajahnya kusut. Sementara di sampingnya, dua orang laki-laki dan perempuan tengah bercanda-mesra di atas sepeda motor bebek. Laki-laki itu bernyanyi-nyanyi sendiri. Mencoba menenangkan hati dan mengumpulkan pikirannya.
 
Laki-laki itu menggerakkan setir. Di kaca spion, ia melihat mereka berdua berbisik-bisik dan tertawa kecil. Sementara tangan si laki-laki menunjuk-nunjuk kepadanya.
 
Bajingan. Rupanya benar. Mereka mengolok-olok diriku.
“Hee, bajingan. Minta dihajar, ya!”
 
Mereka buru-buru menyingkirkan pandangan matanya dari laki-laki itu. Sementara beberapa orang yang ada di sana memandangi mereka. Ada yang hendak tumpah di dada laki-laki itu. Namun, ketika ia hendak melayangkan kepalan tangannya, dua orang laki-laki dan perempuan itu melesat bersama nyala lampu hijau.
 
“Bajingan. Asu. Mentang-mentang….,” laki-laki itu tidak meneruskan katanya, terganggu bunyi klakson beberapa kendaraan.
*
 
Laki-laki itu bersandar di dinding kamarnya. Pikirannya masih tak karuan. Ingin sekali ia memukul dan menendang orang.
 
Bajingan semuanya. Bahkan untuk berkelahi pun aku tak punya kesempatan.
Laki-laki itu kemudian mengeluarkan sebungkus rokok dan sebotol minuman berkarbonisasi dari tasnya yang dibelinya sebelum pulang. Setelah menyalakan sebatang rokok dan menenggak minuman, ia mengambil sebuah koran di meja. Ia membolak-balik lembaran koran itu. Melihat jadwal acara televisi.
 
Tidak. Perempuan itu tidak berbohong.
Ee, tapi bisa saja dia berbohong.
Ah, tidak. Coba lihat ini. Memang ada FTv.
Ee, Jangan tertipu. Pada mulanya barangkali perempuan itu nonton FTv. Namun, setelah laki-laki itu datang, ia menemuinya dan memberikan kesempatan untuk mengerami cinta di dadanya. Ee, jangan salah!
 
Tidak mungkin. Perempuan itu pasti nonton FTv.
Laki-laki itu menenggak minuman kembali. Kemudian menghisap rokoknya.
Ya, bolehlah perempuan itu tidak berbohong. Tapi, perempuan itu bangsat.
Bajingan. Masak kamu dikalahkan oleh FTv. Dan parahnya lagi kamu hanya bilang: ya, santai saja. Goblok. Laki-laki kok begitu. Lemah. Seharusnya kamu marahi perempuan itu. Kau harus seperti Wawan.
Si Wawan?
 
Ya, si Wawan. Bukankah dia bercerita pernah memukul perempuan yang mengecewakan dirinya.
O, ya. Aku ingat.
 
Itu baru laki-laki. Biar perempuan itu tidak meremehkanmu.
Tidak, tidak, tidak. Aku bukan Wawan. Dan aku tidak akan memukul perempuan meskipun aku pantas marah.
 
Dasar laki-laki lemah!
Hee, diam. Aku tidak lemah. Tapi, aku hanya mencintai perempuan itu.
Tapi, perempuan itu bangsat. Jancukan.
Jancukan?
Ya. Jancukan. Bajingan. Dan dia telah…
Tapi, aku sungguh-sungguh mencintainya.
Tapi, dia bangsat.
Benarkah?
Iya.
Jadi perempuan itu bangsat?
Iya, bangsat. Tidak hanya itu, perempuan itu juga jancukan, bajingan, asu, kampang, tai, ngent……
Diam ngentot!
Jjddaarkkk. Botol minuman itu pecah tersepai-sepai di lantai. *
 
Laki-laki itu kembali menghisap rokoknya yang sudah memanaskan jari-jarinya. Kemudian membuangnya ke dalam asbak. Pandangan matanya kemudian menerawang jauh menembus dinding kamar. Menjangkau perempuan itu.
 
Apakah kau bohong padaku?
Tidak.
Tapi, siapa laki-laki di ruang tamu itu?
Dia temanku.
Ah, jangan bohong!
Aku tidak bohong.
Kenapa kau menghindar seperti menggoda saja?
Siapa yang menghindar? Aku tak pernah menghindar.
Ah, kau jangan bohong. Karena setiap kali aku ke tempatmu, kau selalu keluar.
Memang ada keperluan.
Keperluan apa?! Pergi dengan laki-laki itu. Ya, ya, aku sering melihat kau pergi dengan laki-laki itu.
 
Itu karena kau jarang pergi menemuiku.
Ah, alasan. Setiap kali aku pergi, kau selalu tak ada.
Itu karena kau tak memberitahu dulu.
Tapi, tadi?!
Memang aku tadi lagi tanggung.
Nonton FTv?
Iya.
Ah, bohong. Kau pasti sedang asyik dengan laki-laki itu.
Tidak. Aku nonton FTv.
Bohong.
Tidak.
Bohong.
Tidak.
Diam, bangsat!
Jjdaarkkk. Asbak kaca itu pecah tersepai-sepai di lantai.
Tak lama kemudian, laki-laki itu mengambil sebatang rokok lagi. Ia menyulutnya. Asap tembakau keluar dari mulutnya dengan sekali hembusan kuat.
 
Ah, bangsat kau, perempuan. Rupanya kau lebih mementingkan FTv.
Berarti dia tidak bohong?
Ehm, mungkin….
Bagus. Kalau begitu, dia tidak mengarang-ngarang alasan. Jujur dan tegas. Aku suka perempuan seperti itu. Kau harus mendapatkannya!
 
Tapi, dia membuatku kecewa. Buktinya aku sudah jauh-jauh ke sana, tapi dia tidak mau menerimaku.
 
Itu karena dia sudah terbawa dalam cerita FTv itu. Kau harus menghargainya. Dan salahmu sendiri tidak meneleponnya sore tadi. Dan bukankah kau sendiri pernah menggagalkan janjimu pergi ke sana hanya karena ada Moto GP di TV?
 
Itu karena aku lupa kalau malam itu ada Moto GP.
Huu, dasar! Maunya menang sendiri.
Hee, bajingan. Siapa kau? Begitu mudah menyalah…..
Diam. Berdirilah di depan cermin itu!
Laki-laki itu beranjak menggeser tubuhnya.
 
Coba perhatikan!
Apanya yang per……..?!
Diam! Perhatikan dengan teliti!
 
Laki-laki itu memperhatikan dengan teliti. Sebentar tangannya meraba wajahnya. Perlahan-lahan ia melihat jantungnya bergetar kencang. Lambungnya mengerut. Dadanya tersedak-desak sesak. Darahnya merangkak ke atas. Otak dan pikirannya berceceran. Semuanya bergerak dengan cepat. Lassz-lassz-lassz.
 
Dan ctyaar. Refleks tangan laki-laki itu menghantam cermin. Melihat `@#$$%^&* tersenyum di sana.
***

http://sastra-indonesia.com/2008/12/dalam-cermin/

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar