Nurel Javissyarqi*
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/
Dulu, semasa merasakan atmosfir dunia kepenulisan di Jogja, sebuah nama kepengarangan seseorang kerap membentuk diskusi tersendiri di sela-sela proses kreatif. Kadang menjadi ajang olok-olokan sampai tataran realitas nasib hingga ke alam klenik di balik sebutan tersebut. Seminimal kami lakukan bersama pengarang Iman Budhi Santosa, K.R.T. Suryanto Sastroatmodjo, Hamdy Salad, Mathori A Elwa, Joni Ariadinata, Abdul Wachid B.S., Amien Wangsitalaja, Teguh Winarsho AS, Binhad Nurrohmat, Satmoko Budi Santoso, Sri Wintala Achmad, Marhalim Zaini, Raudal Tanjung Banua, Y. Wibowo, Akhmad Muhaimin Azzet, Abdul Azis Sukarno, Sriyono Daningrono, di waktu berbeda-beda saat menanti baca puisi, acara bedah buku pun sekadar begadang di sanggar.
Sebagian darinya ada nama-nama dibikinkan temannya. Setidaknya didiskusikan pada kawan-kawannya, sebelum dipublikasikan beserta karya di lembar surat kabar, selain disematkan seniornya, semisal Raudal Tanjung Banua oleh Umbu Landu Paranggi, pun ada yang yakin atas pilihan sendiri. Paling tidak aku pernah menggunakan identitas pemberian cerpenis Joni Ariadinata, berinisial Nurla Gautama, dalam hatiku masa itu merasai harus ada penghianatan dikemudian hari, tentu dengan energi lebih besar dibanding proses kreatif sebelumnya.
Nama ibarat doa, plakat, stempel, judul tercetak tebal, baju kebesaran &sb. Di kedalamannya ada ruh menaungi auranya, meruapi air memberkah pesona melanggengkan pemakainya. Seperti pujangga R. Ng. Ronggowarsito di bawah karya-karyanya tertera tanda tangannya serupa ular naga. Jika diselidik ke dalam bahasa Sansekerta, ular naga bermakna pujangga. Demikian nama-nama di samping tanda tangan pemiliknya mempunyai kandungan ruhani yang tak bisa dianggap sepeleh. Darinya cahaya takdir dapat dikenali lekuk lelikunya, sekelokan sampur penari jiwa-raga, dan luk (kelukan) keris bersetia menempa nasib empunya dalam melakoni hayat atas penghayatan diembannya.
Sastrawan William Shakespeare mengatakan dalam dialog Romeo-Juliet: “Apalah arti sebuah nama? Meski pun kita menyebut bunga mawar dengan nama lain, wanginya tetap harum.” Cukup tinggi tingkat resiko melencengnya makna yang diharap, dan dirinya tidak hanya mengguratkan beberapa karya, tidakkah karya-karyanya melimpah? Puisi-puisi panjangnya luar biasa, serta naskah-naskah dramanya, untuk melunasi kata-kata tersebut atau mengukuhkan jalan hidupnya, agar perselisihan yang hadir menemukan harmoni sahaja. Suatu alur panjang mematenkan sebutan pengarangnya.
Nama itu cermin diri sebatu-batu berbentuk mutiara yang dipahat, sudut-susut tempaanya memantulkan cahaya, sejumlah ketentuan sudah ditakar sebelumnya, dihitung sesuai kodrat-iradatnya, ikhtiar ialah olah raga bathin, peleburan pribadi ke dalam karya. Atau kaca benggala bersimpan perbendaharaan tersembunyi, sekandungan pengetahuan bagi menelusuri dan mendenyutkan nafas kasih sayang-Nya. Nama sebagai panggilan, Kahlil Gibran berujar: “Kata paling indah di bibir umat manusia ialah Ibu, dan panggilan terindah Ibuku”. Demikian nama serta kata menyeruak wewujud lelapisan tak terkira, memberi informasi kediaman cangkang telur berisi nilai-nilai manfaat yang ada di dalamnya.
Perubahan nama paling revolusioner menurutku serupa sastrawan filsuf Perancis, François-Marie Arouet menjelma Voltaire, penyair Guillaume Apollinaire, nama aslinya Wilhelm Albert Vladimir Apollinaris Kostrowitzky, dan awal gelar Caesar sebab nasib kelahirannya melalui bedah caesar atau sebaliknya. Yang tak puas mengikuti nama nabi, diangkutnya ketiga nama disatukan sekaligus seperti penulis Muhammad Isa Dawud. Nama-nama memiliki keunikan sendiri, punya wibawa masing-masing, menggembol kharisma berbeda-beda, pula jatuh kepada bayang-bayang yang lekat kepadanya.
Di Indonesia menggejala penyingkatan nama, malah ada beserta titel hajinya, misalkan pengarang filsuf Haji Abdul Malik Karim Amrullah, terkenal sebutan Hamka, Abdurrahman Wahid dapat dipanggil Gus Dur, Hans Bague Jassin menjadi H.B. Jassin, sastrawan Willibrordus Surendra Broto Rendra menjelma W.S. Rendra, budayawan Halim H.D., Maman Soetarman Mahayana, dikenal Maman S. Mahayana, Suminto A. Sayuti, pula kritikus Faruk H.T., penulis Teguh Winarsho AS, Muammar Emka, belakangnya dari singkatan nama orang tuanya, atau menjumput sebutan marganya; Bahrum Rangkuti, Hamsad Rangkuti, Sitor Situmorang, Saut Situmorang, Bokor Hutasuhut, Budi Hutasuhut, Iwan Simatupang, Sihar Ramses Simatupang &ll.
Nama-nama yang identik dengan penelitiannya; Koentjaraningrat, Kuntowidjojo, Suwardi Suryaningrat yang sejak 1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara, Suryanto Sastroatmodjo, tetapi Budi Darma kukira kurang pas atas hasil-hasil karyanya jikalau ditengok sedari nama, Goenawan Mohamad, Sapardi Djoko Damono, Hudan Hidayat, sama pada beberapa karyanya, Wiji Thukul kurasa sesuai atas perjuangan kaum proletarnya. Mochtar Lubis tampak sepadan, Fahrudin Nasrulloh seimbang, Chairil Anwar ngepop, nama Ahmad Tohari, Taufiq Ismail cocoknya penceramah. Nama-nama keren seperti Diponegoro, Muhammad Yamin, Mohammad Hatta, Tan Malaka, Nicolaus Driyarkara, Sam Ratulangi, Arswendo Atmowiloto, Seno Gumira Ajidarma, Katrin Bandel, Bre Redana, Gerson Poyk, Tan Lio Ie, Lan Fang, Oka Rusmini, dan Putri Sarinande, sedangkan Soekarno terdengar ndeso, kecuali bersebutan Bung Karno.
Nama membentuk watak-perilaku orang-orangnya; Pramoedya Ananta Toer, Remy Sylado, Abdul Hadi W.M., Zainal Arifin Thoha, Acep Zamzam Noor, Putu Wijaya, D. Zawawi Imron, Jamal D. Rahman, Abidah El Khalieqy, Hadjid Hamzah dengan nama samaran Hendrasmara. Nama yang aneh seperti AS Laksana, Nu’man ‘Zeus’ Anggara, Ribut Wijoto, S. Jai, S. Yoga, Sutardji Calzoum Bachri, Udo Z. Karzi, Afrizal Malna, Herry Lamongan, Bambang Kempling, Wa Ode Wulan Ratna &st. Nama-nama pada judul catatan ini, bisa dibilang aku yang menawarkan kepada pemiliknya. Imamuddin SA aslinya Imam Saiful Aziz, saat awal kepengarangan ia menyepakati perubahan tersebut. Selanjutnya melalui telepon, Pringadi AS mulanya Pringadi Abdi Surya, kala mendekati cetak antologi puisinya “Alusi” dan menyetujui. Malah M.D. Atmaja sudah menerbitkan novelnya “Pembunuh di Istana Negara” bernama Dhian Hari M.D. Atmaja, tidak keberatan kuubah diawal posting karya-karyanya di webset sastra-indonesia.com yang terus dipakainya.
Nama yang kemunculannya memboyong dinaya tertentu serta berhasil menggulirkan perkaranya; Tao Te Ching membentuk Taoisme, Karl Marx menjelma Marxisme, Niccolò Machiavelli mewujud Machiavellisme, Samin menjadi Saminisme &ll, dengan rentang umur nafas cadangannya di atas kelenturan jemari tangan para pengikutnya. Sampai di sini, sebuah nama ternyata sanggup menghantui, rupa-rupa terus bergentayangan menjamah jaman-jaman setelahnya, kelayapan mengunjungi abad-abad sesudahnya, sanggup mencipta pilar-pilar peradaban. Antara kisaran itu banyak pula yang tumbang tak bernafas sumringah, tak memekarkan sekuntum bunga harum memesona, ludes ditinggal masa, tertimbun abu sejarah, terkubur kekayaan keduniawiannya, yang nanggung laksana kelebaran tidak jelas, pun ada senantiasa memancar sebintang terang dan sebagainya.
Nama sangat lekat dengan peristiwa-peristiwa yang menancapkan ruh daripada simbol keberadaannya, makin besar konflik yang ada di dalamnya, kian kuat terekam sejarah. Dan para pemiliknya orang-orang bersungguh menempa kebodohan diri, merangkaki perbukitan terjal cibiran, fitnah, warna kemayu tipu daya, dengan perluasan makna menyeluruh para kaumnya. Atau mereka hidup tak sekadar bagi kepentingan pribadi, keluarganya, tetapi demi kemakmuran bangsanya, minimal golongannya, partainya. Tentu terketahui, sekokoh apapun benteng pertahanan, jikalau tidak diniatkan untuk seluruh umat, mudah tercium derajat capaiannya, dan para penemu bisa dikelompokkan yang bersih dalam penyelidikannya.
Dalam tradisi Jawa ada unen-unen, kabotan jengen atau keberatan nama. Istilah itu muncul kala pembuatannya diikuti tidak sehatnya anak manusia sewaktu disematkan namanya, maka dirubah dengan anggapan setelah diganti tidak sakit-sakitan. Pun penggantian nama di tanah suci, demi sekembali haji, tingkah-lakunya baik dikemudian hari. Seakan nama membentuk takdir sendiri, mencetak tekstur sesuai dinamai, ini pulalah menempel pada nama negara atau kecondongan watak bangsa menjelma pengistilahan. Nama bersama empunya terikat atau jua sebutan jaman menandai corak tertentu, yang menonjol diketengahkan untuk suatu penamaan.
Lebih jauh di tanah Jawa ada upacara ngeruwat semacam ritual selamatan yang penetapannya mencari bulan, minggu, hari sampai masa terbaik di dalam setahun berdasarkan hitungan hari pasaran, di dalamnya tak lebih menancapkan aura nama pemiliknya agar tidak lepas segenap takdirnya, dengan permohonan dianugerahkan kemudahan menapaki tangga kehidupan atau tanda syukur kehadirat Sang Asih. Di balik huruf suatu nama ada kandungan makna, punya alur filosofi, bagi terbiasa menyelidiki perihalnya, seperti hukum Tuhan bisa ditilik sifat-sifatnya, kecondongannya membentuk aturan yang dapat dikaji, digali mendalam demi perolehan dikedepankan ke jenjang pengetahuan dicapainya. Sebab itu, nama punya ruang sendiri segurat-tangan menandati pribadi pengguratnya.
Tapi semua itu tak lebih berfaedah sekadar hiasan jikalau empunya nama tak bersungguh menempuh jalan takdir dipangkunya, hanya menyerupai baju yang mencipta pembodohan misal paribasan Jawa: “Ajine rogo songko busono atau bernilainya badan sebab pakaiannya.” Ini kerap dipolitisir orang-orang berpangkat yang hendak menduduki jabatan pun melanggengkan kekuasaan di pemerintahan pula dunia perdagangan. Pergantiannya dihasratkan memengaruhi orang lain, aman dari tangan tak dikehendaki, golongan berseberangan, manakala konflik etnis sejenis membahayakan pemilik nama.
Nama menandai prestasi tertentu moyangnya, ini yang mencantelkan marga kesukuannya, pun dari orang tuanya tokoh disegani dalam lingkungannya, namun lagi-lagi hanya pengabdian terhitung di hadapan masyarakat, ketulusan berjuang demi umatnya menjelma rantai gaib menyambungkan tali silaturrahmi, wujudnya macam-macam sesuai yang diwariskannya. Dan nama sebutan itu, kalau terucap akan liar menjelajah sejauh pengembaran padanya, sekuat rekaman terkandung kepadanya, setangguh karakter telah dilakoni. Lantas bagaimana bergerak? Berkehendak? Berbicara serta dipanggil? Kalau tidak memiliki nama… Akhirnya nama-nama kembali pada sang empunya.
6 Januari 2011
*) Pengelana asal desa Kendal-Kemlagi, Karanggeneng, Lamongan, JaTim.
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena DĂ©
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar