Jumat, 21 Januari 2011

Meledek Penyair, Menghormati Puisi

Abdul Aziz Rasjid
http://sastra-indonesia.com/

Aziz, Yusri Fajar, Deny Mizhar berfoto-foto dengan latar pendar-pendar kembang api pada malam tahun baru 2011 di lapangan rektorat Universitas Brawijaya, Malang. Nanang Suryadi, tak tahu kemana, mungkin ia suntuk menulis puisi di akun facebook-nya tentang sejauh apa kembang api dan puisi dapat memberi inspirasi bagi masyarakat untuk mulai menata harapan di awal pergantian tahun.

Malam itu, sebelum kembang api dibakar, Yusri dan Nanang membacakan dua puisinya di atas pentas gelar budaya untuk menyambut awal pergantian tahun. Deny sibuk menuruti permintaan Yusri dan Nanang untuk merekam dan memotret keduanya dengan kamera warna merah yang sepertinya selalu tersimpan di kantong jaketnya. Aziz duduk mengamati ketiganya, senyum sendiri, dalam hati ia meledek: Yusri dan Nanang, potret dan video yang kelak akan terpajang pada album foto maupun video dalam situs jejaring sosial facebook, akan menampung hasrat narsistik seorang penyair untuk membekukan beberapa pose, mengabadikan usaha bersikap indah penyair saat membaca puisi.

Di malam tahun baru 2011 itu, lelaki perempuan lalu lalang, sorot lampu dan lagu-lagu —dari keroncong sampai rock and roll— dinyanyikan sekumpulan dosen dan mahasiswa. Entah, berapa orang yang berpikir tentang jumlah rupiah yang harus dibayar oleh pihak rektorat Universitas Brawijaya demi kemeriahan itu. Berbaur di keriuhan pesta tahun baru, Yusri dan Aziz bertatap muka untuk pertama kali, keduanya saling berjabat tangan, sebelumnya mereka hanya bertemu kata di kolom obrolan facebook ketika Yusri masih melanjutkan studi di bidang kajian Sastra antar Budaya di Universitas Bayreuth, Bayern, Jerman pada tahun 2008-2010.

Di mata Aziz, Yusri lebih sebagai pemerhati puisi daripada seorang penyair. Aziz suka mengamati kerja-kerja Yusri dalam menelaah kemungkinan perambahan ucap dan perambahan wawasan yang dilakukan penyair-penyair dari Malang yang disyiarkannya di akun facebook. Semisal pada “Catatan Singkat atas Puisi-puisi Nanang Suryadi” (ditulis di Jerman, 4 April 2010), Yusri menelaah bahwa secara struktural, salah satu kekuatan puisi Nanang Suryadi terletak pada konsistensi “permainan” bunyi kata yang mengkonstruksi dinamika rima dan pada repetisi kata dan frasa yang berjalin kelindan dalam bingkai keutuhan. Lebih jauh, lanjut Yusri, dialog dan suara kadangkala ditekankan melalui “kalimat langsung” membuat puisi-puisi Nanang Suryadi menawarkan komunikasi yang mendekonstruksi otoritas tunggal ujaran sehingga memunculkan narasi yang dinamis.

Aziz kira, Yusri tepat dalam pembacaan strukturalnya terhadap keumuman cara ungkap puisi Nanang Suryadi. Nanang memang piawai “bermain-main” dengan repetisi kata dan frasa untuk membangun kekhasan ucap puisinya, simak penggalan puisi bertajuk “Ada yang Tiba-Tiba” —dimuat Horison, Tahun XLV, no.1/2011. Januari 2011. hal.7— berikut:

…dengan tanya dengan segala gelisah dengan segala cemas dengan
segala khawatir o kemana kan dilabuhkan ke mana segala mimpi
segala harap segala ingin segala kehendak karena tiba tiba saja
ada yang terasa menyelinap mungkin rasa cemburu atau sebuah
ketakutan akan kehilangan.

Di Malang, tak hanya puisi-puisi Nanang yang telah ditelaah oleh Yusri. Puisi dari penyair-penyair lain semisal Ragil Supriyatno Samid, Abdul Mukhid, Deny Mizhar, Tegar Prajaksa juga Yusri hayati. Kata Yusri pada Aziz di catatan bertajuk “Tentang Puisi-puisi Mukhid, Ragil dan Tegar Prajaksa” (ditulis di Malang, 2007), membaca puisi empat penyair dari Malang itu, Yusri mendapati cara berpuisi mereka ada yang mengikuti prinsip Sutan Takdir Alisjahbana yang ‘menuju laut’ meninggalkan ‘rumah’ dimana konvensi-konvensi tradisional dinegasikan, mengadopsi Eropa entah disadari atau tidak. Ada pula yang menjunjung hibriditas dengan intertekstualitas (baik struktur dan tema) yang bermuara pada puisi-puisi sebelumnya. Singkatnya, pada empat penyair dari Malang itu timbul rasa ingin melakukan emansipasi melalui peniruan untuk membangun identitas kepenyairan, tapi di lain pihak ada rasa ingin mempertahankan perbedaan.

Dipandang sebagai kajian tehadap karya-karya sastra dari Malang, setidaknya catatan-catatan Yusri bagi Aziz merupakan usaha atau niat baik untuk sedikit demi sedikit menandai ragam perambahan ucap dan wawasan penyair dari Malang. Bagi Aziz, gairah bersastra sedang semarak produktivitasnya di Malang —contohnya Deny yang menyiarkan puluhan puisi di catatan facebook-nya dan terdokumentasikan dalam www.sastra-indonesia.com, dan sering diledek oleh Aziz bahwa perambahan wawasan puisi Deny semakin memperpanjang gerbong puisi yang menyelenggarakan sunyi— memang harus diimbangi kerja-kerja telaah sastra agar ditemukan keberbedaan visi masing-masing penyair.

Apalagi ketika ekologi sastra semisal lembar budaya surat kabar memiliki keterbatasan untuk memuat telaah-telaah sastra, sedang jurnal atau majalah sastra yang berniat diri untuk konsentrasi memuat telaah-telaah sastra minim diproduksi, maka jejaring sosial semacam facebook memang mau tak mau kudu difungsikan sebagai ruang alternatif. Kehadiran beberapa puisi-puisi dari penyair Malang, sepanjang pengamatan Aziz, memang tak hanya mewujud dalam buku antologi puisi. Kebanyakan diantara mereka, menulis dan menemui pembacanya di catatan facebook, blog atau merekam pembacaan puisinya agar didengar dalam situs tertentu semisal yang dilakukan penyair Lodzi di www.reverbnation.com.

Aziz memandang, kerja-kerja kepenyairan semacam itu adalah kerja mandiri, usaha berkreativitas seorang penyair untuk mendekatkan karyanya pada masyarakat luas. Ruang-ruang baru di luar buku, majalah maupun surat kabar membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi penyair untuk bebas melakukan eksperimentasi ragam ucap dan wawasan dalam puisinya tanpa harus berusaha untuk mengikuti selera redaktur, terbatasi oleh kolom atau berusaha menjadi placebo dengan mengikuti cara ungkap penyair yang telah dianggap mapan.

Dalam situasi semacam itu, yang diperlukan adalah hadirnya telaah, untuk setidaknya menemukan kekhasan ucap maupun wawasan kepenyairan mereka, menandai cara mereka memandang kota Malang bahkan Indonesia dalam puisinya, atau telaah menjadi masukan berharga untuk meningkatkan mutu bobot puisi bila kemudian sang penelaah menemukan kelemahan eksplorasi tema maupun struktural dalam puisi-puisi yang ia baca.

Aziz memang suka meledek penyair yang mengekor ragam ucap penyair lain, sedang Yusri menghormati puisi dengan berusaha menandai ciri ucap maupun wawasan yang terkandung. Aziz dan Yusri, tidak suka mengekor pada penilaian asal hantam yang kerap terjadi dalam iklim sastra Indonesia, bahwa sastra di luar buku, kolom budaya koran, majalah sastra adalah karya sastra sampah.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar