Selasa, 16 November 2010

RAJA ALI HAJI: BAPAK KESUSASTRAAN MELAYU

Maman S. Mahayana *

Kalau bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu Klasik, maka kesusastraan Indonesia lahir karena dukungan sastra klasik yang tersebar di kepulauan Nusantara, seperti Bali, Jawa, Sunda, atau Melayu. Khusus dalam pembicaraan yang menyangkut kesusastraan Melayu Klasik, tentu saja Abdullah bin Abdulkadir Munsyi tidak dapat dilewatkan. Beberapa karyanya yang terkenal, antara lain Syair Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran Abdullah dari Singapura ke Kelantan, Hikayat Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, dan Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah.

Para pengarang lain yang terkenal adalah Nurrudin ar-Raniri dan Hamzah Fansuri dengan syair-syair tasawufnya, Tun Sri Lanang dengan Sejarah Melayu-nya, dan Raja Ali Haji dengan Gurindam Dua Belas-nya. Yang terakhir inilah yang membawa nama Raja Ali Haji lebih dikenal sebagai sastrawan, meskipun ada sebagian buah tangannya bukan karya sastra. Bahkan, karyanya yang menyangkut masalah tata bahasa Melayu amat penting artinya dalam menelusuri sejarah bahasa Melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia. Demikian juga dengan karya lainnya yang mencakupi bidang sejarah, pendidikan, etika, dan perkamusan.

Sastra Sejarah

Siapakah sesungguhnya sosok Raja Ali Haji yang terkenal dengan Gurindam Dua Belas-nya itu? Sejauh mana peranannya dan apa kontribusinya sehingga ia dianggap penting dalam perjalanan dan perkembangan kesusastraan Indonesia? Mengingat karya-karya Raja Ali Haji mengangkat ihwal dunia Malayu dan ia lahir dan dibesarkan dalam komunitas Melayu, maka adakah sumbangan pemikiran Raja Ali Haji bagi pembangunan kebudayaan komunitas yang lebih luas; kebudayaan sebuah bangsa. Bagaimana pula relevanansinya dengan problem kehidupan bangsa Indonesia dewasa ini? Pertanyaan-pertanyaan lain tentu saja masih dapat kita kemukakan. Semakin jauh kita mencoba mencermati karya-karya Raja Ali Haji, boleh jadi semakin dalam kita terperangkap pada pesona dan daya pikat kecermerlangan gagasannya yang tersimpan dalam sejumlah karyanya itu. Sebagai usaha mencoba menjawab berbagai pertanyaan itu, mari kita telusuri buah pemikirannya.

Dari sejumlah karya Raja Ali Haji, dua buah di antaranya mengandung aspek sejarah yang penting. Kedua karya itu adalah Silsilah Melayu dan Bugis dan Segala Raja-Raja dan Tuhfat al-Nafis. Kedua karya itu tentu saja kedudukannya setara dengan Sejarah Melayu. Bahkan, berdasarkan isinya, karya Raja Ali Haji dapat dikatakan telah memenuhi syarat ciri-ciri penulisan sejarah modern.

Dalam kedua buku itu, Raja Ali Haji yang nama lengkapnya Raja Ali Haji ibn almarhum Yang Dipertuan Muda Raja al-Sahid fi l-Sabili l-Lahi Ta’ala telah mencantumkan waktu kejadian dalam hampir setiap persitiwa yang diceritakannya. Seperti yang tertuang dalam Silsilah Melayu dan Bugis dan Segala Raja-Rajanya, kegiatan orang Bugis di Kalimantan, Kepulauan Riau, dan di Semenanjung Melayu pada sekitar tahun 1700-an sampai 1737, digambarkan secara mengesankan.

Yang menarik dari buku yang ditulis tanggal 15 Rabiulakhir 1282 itu adalah adanya bentuk syair yang sebenarnya merupakan kesimpulan atau rangkuman keseluruhan cerita. Sementara gaya penyajiannya sebagian ditulis dalam bentuk prosa. Pantaslah jika kemudian banyak sarjana Barat yang tertarik pada karya Raja Ali Haji ini.

Dalam tahun yang sama, tepatnya tanggal 3 syakban 1282 H, Raja Ali Haji menulis Tuhfat al-Nafis. Isinya menceritakan silsilah raja-raja Melayu, Bugis, Siak, Johor, sampai berdirinya Singapura oleh Rafles. Dalam buku ini pun, setiap peristiwa selalu ditandai penanggalan atau tarikh. Lebih daripada itu, isi ceritanya tidak lagi bersifat dongeng atau mitologi, di samping disebutkan juga berbagai sumber sejarah yang telah digunakannya. Jadi, di dalamnya ada semacam daftar kepustakaan. Menurut Liaw Yock Fang, karya ini bersifat Bugis sentris bahkan kadang-kadang bersifat anti-Melayu.

Beberapa Karya Lain dan Sumbangannya

Di samping kedua karya yang telah disinggung terdahulu, serta Gurindam Dua Belas (1263 H) yang berisi nasihat dan pendidikan agama, masih ada karya lain yang cukup penting untuk dibicarakan. Dari karya-karya itu pula, akan terlihat bahwa Raja Ali Haji tidak hanya menulis karya sastra, tetapi juga karya di luar bidang kesusastraan, seperti etika, pendidikan, sejarah, perkamusan, dan tata bahasa.

Karyanya yang ditulis dalam tahun 1394 H berjudul Tamratu l-Mukaddimah Rajulah. Isinya membicarakan masalah etika dan adab kesopansantunan pergaulan. Sedangkan Syair Siti Syarah berisi nasihat bagaimana menjadi wanita yang baik. Senafas dengan pendidikan etika ini, diceritakan pula dalam Suluh Pegawai tentang pedoman hidup yang patut dan layak dijalani manusia sebagai makhluk Tuhan dan warga masyarakat. Sebuah karya lagi hingga kini belum dapat dipastikan isinya, berjudul Taman Permata.

Sementara itu, ada dua karya Raja Ali Haji yang menyangkut soal bahasa, yaitu Kitab Pengetahuan Bahasa Penggal Pertama (1275 H) dan Kitab Bustanul Katibina Li-s-Subyani l-Muta’alimin. Kitab Pengetahuan Bahasa merupakan buku tata bahasa Melayu dan kamus logat Melayu, Johor, dan Lingga. Jadi buku ini juga merupakan kamus monolingual Melayu pertama yang disusun pribumi,

RAHAda tiga hal yang merupakan keistimewaannya. Pertama, buku tersebut diawali puji-pujian. Mengagungkan kebesaran Allah dan salawat kepada Nabi Muhammad. Kedua, Raja Ali Haji secara baik telah menerapkan metode dan teknik leksikografis tradisi Arab yang berasal dari metode al-Khalil abad ke-8 M. Ketiga, di bagian lain Raja Ali Haji juga menggunakan metode Kufa yang dipelopori al-Syaibani yang sezaman dengan al-Khalil. Kedua metode itu kemudian dikombinasikan, disesuaikan dengan palafalan ejaan Melayu. Penerbit al-Ahmadiah Singapura, lalu menerbitkannya pada tahun 1345 H atau 1928 M.

Sementara mengenai Kitab Bustanul Katibina yang pada tahun 1901 diperkenalkan van Ronkel, kabarnya kitab aslinya berbentuk naskah dari cetakan batu (litografi). Di bawah judul tersebut terdapat tulisan yang berbunyi: Kitab Perkebunan dan Jurutulis Kanak-Kanak yang Hendak Menuntut Belajar akan Dia. Menurut Harimurti Kridalaksana, buku ini memuat penjelasan Raja Ali Haji mengenai pembagian kelas kata, yang bersumber pada pembagian kelas kata bahasa Arab.

Ada tiga jenis kelas kata yang dikemukakan Raja Ali Haji, yaitu ism (nomina atau kata benda), fi’il (verba atau kata kerja), dan harf (partikel). Apabila dihubungkan dengan pembagian kelas kata oleh Aristoteles, maka apa yang dilakukan Raja Ali Haji tidaklah menampakkan perbedaan besar. Dalam hal ini, Aritoteles pun membagi kelas kata menjadi tiga, yaitu onoma (kira-kira sama dengan nomina atau kata benda), rhema (hampir sama dengan verba atau kata kerja), dan syndesmos (lebih kurang serupa dengan partikel).

Dalam bahasa Indonesia pembagian kelas seperti di atas juga pernah dikemukakan Anton M. Moeliono tahun 1966. Ia membagi kelas kata (Moeliono menggunakan istilah rumpun kata) bahasa Indonesia dalam tiga jenis, yaitu rumpun verbal, rumpun nominal, dan rumpun partikel. Yang disodorkannya tentu saja merupakan hasil penemuannya sendiri yang disusun berdasarkan kaidah pemakaian bahasa Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu, ia memerinci ketiga rumpun kata tersebut ke dalam anak-anak rumpun, lengkap dengan contoh dan kasus-kasusnya dalam bahasa Indonesia.

Yang dilakukan Raja Ali Haji adalah hasil dari pengaruh konsep kelas kata bahasa Arab. Seperti yang dikutip Harimurti dari naskah salinan yangn berhasil diperolehnya, Raja Ali Haji menguraikan sebagai berikut: “Bermula yang diperbuat perkataannya itu tiadalah sunyi daripada perkara; pertama pada bahasa Arab, yakni nama; kedua fi’il yakni perbuatan; ketiga harf.” Dengan demikian jelas bahwa Raja Ali Haji mencoba menerapkan kelas kata bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu. Sebab itu pula, van Ronkel mengatakan bahwa Kitab Bustamul Katibina bukan berisi uraian tata bahasa Melayu, melainkan tata bahasa di dalam bahasa Melayu.

Mengenai pengaruh tata bahasa Arab ini, pada mulanya para ahli mengalami kesulitan dalam melacak, siapa cikal bakal yang membagi kelas kata dalam bahasa Arab menjadi tiga jenis itu. Dalam Bustanul Karibina, Raja Ali Haji sama sekali tidak mencantumkan buku-buku tata bahasa Arab yang digunakannya sebagai sumber rujukannya.

Tetapi akhirnya dapat diketahui bahwa sumbernya berasal dari Al-Kitab yang ditulis seorang sarjana keturunan Persia, Siwabaihi. Tokoh inilah yang kemudian oleh para ahli bahasa Arab hingga kini dianggap sebagai Bapak Linguistik Arab.

Perintis

Pengenalan lebih dekat terhadap Raja Ali Haji—dan juga tokoh lainnya— tentu saja penting artinya, tidak hanya untuk mengetahui latar belakang dan karya-karya yang dihasilkannya, melainkan juga guna mengetahui apa sumbangannya bagi ilmu pengetahuan. Gambaran tentang Raja Ali Haji yang umumnya hanya dikenal sebagai sastrawan, ternyata belum cukup jika hanya sampai pada Gurindam Dua Belas saja.

RAHLewat karyanya Tuhfat al-Nafis dan Silsilah Melayu Bugis dan Segala Raja-Rajanya, ia juga termasuk seorang sejarawan. Bahkan boleh dikatakan sebagai perintis penulisan sejarah modern di wilayah Melayu, seperti juga Tun Sri Lanang dan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Sementara dari karya Bustanul Katibina dan Kitab Pengetahuan Bahasa nyata bahwa beliau juga seorang bahasawan. Ia pun merupakan penduduk nusantara pertama yang menyodorkan konsep pembagian kelas kata tradisi Arab dalam bahasa Melayu.

Raja Ali Haji sebagai putra kelahiran Pulau Panyengat, Tanjung Pinang, Riau, rupanya menyadari tanggung jawab kepada tanah leluhurnya, Kendati ia dibesarkan di lingkungan bangsawan Riau keturunan Bugis, ia tetap akrab dengan masyarakat sekitarnya. Di sisi lain, beliau pun dikenal sebagai penganut garis keras dan konservatif dalam menentang Inggris. Itulah sebabnya, karya Raja Ali Haji yang lain sengaja tidak dipopulerkan oleh orang-orang Inggris.

Raja Ali Haji yang lahir tahun 1808 ini termasuk juga seorang penganut tasawuf yang taat. Ajaran tarikat Nakhsyahbandiah dan kemahirannya berbahasa Arab akan mudah dapat kita tangkap pada bagian pembukaan di hampir semua karyanya. Demikian juga dengan nasihat dan pendidikan moral acap kali ia selipkan dalam uraiannya. Raja Ali Haji hampir tidak pernah luput dari tugas keulamaannya.

Sementara itu, harus diakui pula, bahwa upaya Raja Ali Haji dalam menerapkan kaidah-kaidah tradisi bahasa Arab dalam bahasa Melayum terbukti memperlihatkan beberapa hal yang kurang sesuai dan ada beberapa kelemahannya. Sungguhpun demikian, beliaulah orang pertama yang mencoba membagi kelas kata dalam bahasa Melayu dengan menggunakan konsep kelas kata tradisi bahasa Arab.

Dilihat dari aspek kesejarahan, hal itu memberi gambaran yang jelas bahwa pada masa itu pengaruh Islam di Riau terasa begitu kuat. Maka dalam konteks sejarah bahasa Indonesia, perjalanannya juga ditandai oleh kehadiran tradisi India (terutama dalam bahasa Jawa Kuna), tradisi Eropa yang hingga kini paling berpengaruh, serta tradisi Arab dengan tokohnya, Raja Ali Haji.

Raja Ali Haji meninggal tahun 1875 dalam usia 67 tahun. Ia telah meninggalkan warisan kita berupa karya-karyanya yang belum jelas berapa sebenarnya buah tangan beliau. Justru inilah tugas kita sekarang melacak dan memperkenalkan buah karyanya bagi dunia ilmu pengetahuan. Dalam hal ini pula, peranan para filolog akan sangat penting artinya, terutama dalam menanamkan rasa cinta terhadap khazanah budaya bangsanya yang masih terpendam.

***

_________________
*) Maman S. Mahayana, lahir di Cirebon, Jawa Barat, 18 Agustus 1957. Dia salah satu penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (2005). Menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FS UI) tahun 1986, dan sejak itu mengajar di almamaternya yang kini menjadi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI). Tahun 1997 selesai Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Pernah tinggal lama di Seoul, dan menjadi pengajar di Department of Malay-Indonesian Studies, Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, Korea Selatan. Selain mengajar, banyak melakukan penelitian. Beberapa hasil penelitiannya antara lain, “Inventarisasi Ungkapan-Ungkapan Bahasa Indonesia” (LPUI, 1993), “Pencatatan dan Inventarisasi Naskah-Naskah Cirebon” (Anggota Tim Peneliti, LPUI, 1994), dan “Majalah Wanita Awal Abad XX (1908-1928)” (LPUI, 2000).
http://sastra-indonesia.com/2010/10/raja-ali-haji-bapak-kesusastraan-melayu/

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar