Selasa, 16 November 2010

Konser Gamelan Bali di Tanah Leo Tolstoy

Kadek Suartaya
http://www.balipost.com/

MUSIK asli Indonesia, gamelan, kini telah mendunia. Gamelan Bali belakangan telah dimainkan dengan asyik oleh bangsa Amerika. Beberapa bentuk gamelan Bali seperti Gong Kebyar, Gender Wayang hingga Jegog juga telah diakrabi oleh penekun musik dari Jepang. Dunia internasional mulai berkenalan dengan gamelan, sejak komponis Prancis Claude Debussy (1862-1918) menonton gamelan di Pameran Semesta yang digelar di Paris pada tahun 1889 untuk memperingati 100 tahun Revolusi Prancis. Masyarakat benua belahan Eropa semakin menaruh perhatian terhadap gamelan ketika kemudian pada tahun 1931, The International Colonial Ekxposition yang digelar di Prancis menampilkan pementasan gamelan dan tari dari Desa Peliatan, Gianyar, sebagai utusan pemerintah Belanda.

Kini, di benua Eropa, umumnya geliat gamelan Bali dapat dijumpai di belahan barat seperti Inggris, Jerman, dan Swiss, sedangkan di daratan Eropa Timur gamelan Bali hampir tak terdengar dentingnya. Namun sejak pecahnya Uni Soviet pada tahun 1995, gamelan mulai melantun seperti di Hungaria dan Cekoslowakia. Karena itu, kehadiran sekelompok pengerawit dari Pulau Dewata yang menggelar sebuah konser gamelan Bali di Rusia, 25 Agustus-2 Septerber lalu, menjadi peristiwa kebudayaan penting sebagai tonggak baru pengenalan gamelan Bali di kawasan itu.

Adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia yang mengantar hadirnya konser gamelan Bali di Republik Federasi Rusia itu. Atas kerja sama KBRI Moscow dan Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional, 22 orang insan seni Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar diutus menampilkan kesenian Nusantara di tiga kota Rusia itu. Di tengah sajian puspa warna tari Nusantara itulah, tim kesenian ISI menampilkan konser gamelan yang di tengah masyarakat Bali lazim disebut pentas tabuh. Dua tabuh, Gambang Suling dan Kebyar Ding, menggetarkan dan memukau masyarakat penonton yang menyimaknya dengan sumeringah.

Tim kesenian ISI yang berkonser di Rusia ini selain didukung oleh para mahasiswa yang andal juga dikawal oleh para dosen yang dikenal sebagai penabuh dan komposer tangguh Bali. I Wayan Suweca, S.S.Kar., M.Mus., I Ketut Partha, S.S.Kar., M.Si., Ida Bagus Nyoman Mas, S.S.Kar., Ni Ketut Suryatini, S.S.Kar., M.Sn., dan I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn. adalah komposer gamelan Bali yang telah melanglang buana. Mereka memiliki reputasi sebagai pengajar gamelan Bali di mancanegara. Sementara di tengah masyarakat Bali, dalam PKB misalnya, para pengerawit ini adalah kreator yang telah banyak menelorkan karya tabuh yang gemilang.

Masyarakat Bali yang intim dengan seni tabuh pategak tentu cukup mengenal tabuh Gambang Suling dan Kebyar Ding. Gambang Suling adalah tabuh kreasi karya empu karawitan Bali I Wayan Beratha. Tabuh berdurasi sekitar 10 menit ini berungkap melodius, menstranformasikan gending Jawa, “Suara Suling”, yang menjadi sumber inspirasi tabuh ciptaan tahun 1963 ini, sedangkan Kebyar Ding adalah kreasi lawas zaman pra kemerdekaan, sekitar tahun 1930-an, karya I Made Regog, memiliki komposisi rumit, sarat dinamika, kaya ornamentasi dan dimainkan dalam tempo cepat.

Gambang Suling yang lembut dan Kebyar Ding yang lugas disimak seksama ketika disajikan di Rachmaninov Hall, Moscow Tchaikovsky Conservatory, merupakan sekolah musik klasik yang paling prestisius di Rusia. Tidak kurang dari 200 pengunjung memenuhi ruang konser yang terkenal ekslusif dan hanya berkapasitas 250 tempat duduk tersebut. Margaritha Karatygina, Kepala Departemen Hubungan Internasional Moscow Tchaikovsky Conservatory menyambut gembira konser gamelan Bali yang disajikan ISI Denpasar itu serta optimis bahwa pementasan tersebut akan mendorong minat mahasiswa musik Rusia untuk mendalami lebih jauh seni musik Timur, khusunya gamelan dari Indonesia.

Musik Timur, gamelan dari Indonesia, termasuk amat asing di Rusia. Senandung gamelan, Jawa dan Bali, hanya dapat dipergoki secara insidental di KBRI Moskow. Berbeda dengan keberadaan gamelan di negara maju lainnya seperti Eropa Barat, Amerika, dan Jepang, yang perkembangannya pesat, baik dipelajari dan dikaji secara formal di universitas-universitas maupun disuntuki sebagai kancah eksploratif estetik-musikal. Kini, Amerika adalah benua yang terbanyak memiliki gamelan. Di negeri itu, saat ini ada lebih dari 100 perangkat gamelan, baik gamelan Jawa, Bali, Sunda, maupun “gamelan baru” yang mereka ciptakan sendiri.

Sebelum menguak Perancis pada tahun 1931, sebenarnya gamelan Bali telah membuat penasaran seorang komposer kelahiran Kanada, Colin McPhee, yang pada tahun 1920 mendengarkan rekaman musik Bali untuk pertama kalinya yang dengan segara menambat hatinya. McPhee kemudian sangat tertarik mempelajari musik itu. Lewat penelitian bertahun-tahun, McPhee kemudian berhasil menerbitkan buku Music in Bali pada tahun 1966. Tersebutlah Mantle Hood yang kemudian dapat disebut sebagai orang yang sangat berjasa menyebarkan gamelan di Amerika. Pada tahun 1956, sepulang dari sebuah penelitian gamelan di Jawa, etnomusikolog ini membawa satu set lengkap gamelan Kebyar dari Bali. Di UCLA, dia melembagakan suatu yang kemudian disebut “kelompok studi pertunjukan” yaitu kelas dalam musik non-Barat yang merupakan campuran antara mempelajari cara bermain, diskusi dan pertunjukan musik.

Rusia sebagai negara federasi pecahan Uni Soviet(musuh utama Amerika saat era perang dingin),kini baru mulai berkenalan dengan gamelan. Kendati sedikit terlambat, sebagai rumpun bangsa-bangsa penyayang keindahan yang banyak melahirkan seniman kaliber dunia, masyarakatnya begitu peka dengan muatan keindahan budaya bangsa lain seperti tampak saat menyaksikan suguhan konser gamelan Bali di kota Tula, 200 km dari Moskow, pada tanggal 26 Agustus malam.

Sebanyak 750 penonton, di tempat kelahiran sastrawan besar Rusia Leo Tolstoy itu, seakan histeris dan secara kompak memekikkan malejet…malejet (jempolan), ocen ichorosho (bagus sekali) berkali-kali seusai menyimak konser para seniman Bali. Rangkaian bunga diusung penonton ke atas panggung sebagai ungkapan suka cita mereka. Gamelan Bali mereka terima bak duta yang datang menembangkan kedamaian dan uluran persahabatan, memuliakan kemanusiaan dan mengagungkan peradaban, yang semangatnya sejajar dengan pemikiran dan moral perjuangan tanpa kekerasan Tolstoy.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar