Rabu, 13 Oktober 2010

Lokasi Lepau Cerpen AA Navis

Adek Alwi
http://www.suarakarya-online.com/

Ada empat cerpen AA Navis berlokasi-cerita di lepau kopi atau warung. Yaitu, Politik Warung Kopi (PWK), Kisah Seorang Amir (KSA), Orang dari Luar Negeri (OdLN), Bertanya Kerbau pada Pedati (BKpP). PWK, KSA, OdLN, serta dua cerpen lain ditulis periode 1955-1960, dihimpun dalam Hujan Panas (Nusantara, Bukittinggi, 1964). Pada cetakan ke-2 (Djambatan, Jakarta, 1990), judul kumpulan ini berubah jadi Hujan Panas dan Kabut Musim, dan memuat 10 cerpen.

BKpP ditulis di Padang 14 Januari 1985, dimuat pertama kali dalam Horison No.11/ 1985, kemudian masuk dalam kumpulan Bianglala cetakan ke-2 (Grafikatama, Jakarta, 1990) yang berisi 10 cerpen. Kumpulan Bianglala sendiri pertama terbit pada 1963 (Nusantara), memuat lima cerpen. Bianglala versi cetakan ke-2 diterbitkan lagi oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2001 dengan judul Bertanya Kerbau pada Pedati, serta mengganti dua cerpen yang ada di dalamnya, namun jumlahnya tetap 10.

Perubahan judul dan isi dua kumpulan itu akan sedikit menyulitkan pengamat, namun tulisan ini tidak bicara soal itu, melainkan “meninjau” lokasi lepau kopi atau warung dalam empat tersebut (PWK, KSA, OdLN, dan BKpP). Sebab bila dicermati, terkesan bahwa lepau atau warung pada keempat cerpen itu mengacu ke model-lokasi serupa, yaitu lepau kopi/warung di kawasan tertentu di kota kelahiran pengarang.

Kesan itu muncul, karena: (1) gambaran lokasi lepau atau warung yang sama pada dua cerpen, serta ciri yang menguatkan dalam cerpen lain; (2) keterangan tempat “kampungku”, “kotaku”, “kota kelahiranku”, yang terdapat pada cerpen berbeda; dan (3) keterangan “kota kelahiranku” di salah satu cerpen juga disertai nama kota, yaitu Padang Panjang. Dan, akan dilihat pula nanti apa yang mendorong Navis memakai model-lokasi lepau itu.

Lokasi Lepau

Cerpen PWK bercerita tentang orang-orang yang mendiskusikan situasi politik tahun 1950-an sambil minum kopi di lepau, dibuka dengan: “Di warung Mak Lisut, di simpang tiga dekat rumahku di kampung, saban waktu bisa terjadi sidang politik yang menarik.” Lokasi lepau pada kalimat pembuka PWK ini bisa menjadi titik-tolak untuk menelusuri lokasi lepau cerpen lain, sehingga gambaran serupa lalu kita temui pada cerpen KSA. Umpamanya: “ia berkata di lepau kopi di simpang tiga kampungku”; “diperkenalkan dirinya dengan memasuki pergaulan lepau kopi di simpang tiga”; “sebelum ia pergi ke kantor, ia mampir dulu di lepau kopi simpang tiga”.

Nama pemilik lepau pada kedua cerpen ini juga mirip. “Lisut” pada PWK, dan dalam cerpen KSA: “Di lepau si Liput tak pernah ia membayar apa yang ia makan.”

Cerpen KSA bercerita mengenai pendatang “di kampungku”. Mulanya, Amir, si pendatang diterima warga dengan baik. Ia terkesan ramah, berpengetahuan, amtenar pula. Ia pun ditraktir, dan dijamu. Tapi kedoknya lalu terbuka satu-satu. Puncaknya, saat ia keliru sebagai imam dan tidak mau diluruskan. Rupanya, Amir cuma bermulut besar, mau enak sendiri, demi perutnya yang tidak pernah kenyang.

Dalam cerpen OdLN dan BKpP, memang tidak disebut lepau atau warung itu “di simpang tiga dekat rumahku di kampung”. Tapi dilukiskan cirinya, juga ciri lokasi luasannya (”kampungku”, “kotaku”, “kota kelahiranku”) dan nama “Padang Panjang”.

OdLN mengisahkan orang “kota kelahiranku” yang tidak pandai hidup, walau belajar di luar negeri. Padahal, tulis Navis membuka OdLN: “Padang Panjang adalah kota yang berbahagia. Aku di situ lahir. Hampir seperlima abad aku dihidupinya. Kota itu memang banyak memberi hidup.”

Walau banyak lapangan hidup, tetapi orang-orang “kota kelahiranku” dari luar negeri gagap, aneh-aneh kelakuannya. Ada yang “suka datang ke kedai di mana kami biasanya menghabiskan hari”. Sebab, “di kota kelahiranku” orang bisa “duduk-duduk atau bermain kartu di kedai-kedai kopi sambil mengutang segelas kopi, tanpa dapat masam muka dari si empunya kedai”. Tapi, walau “sesering itu kami ngobrol di kedai kopi, haram sekali ia membayar.”

Sedangkan BKpP adalah cerpen alegoris, tentang derita kerbau penarik pedati. “Aku”, dari depan “warung ayah” yang terletak “di tepi jalan raya di pendakian yang panjang”, selalu melihat iring-iringan pedati dari “pesisir”. Setelah “sehari semalam” di jalan, melalui “Lembah Anai”, konvoi itu sampai “di kotaku”, “berhenti beberapa saat di depan warung ayah”. Muatan pedati berat sehingga kerbau “terberak-berak”, “terkencing-kencing”. Tukang pedati tidak peduli derita kerbau. Syukur “kotaku kota penghujan”, jadi kotoran itu lenyap sendiri.

Lalu, suatu ketika, terjadi keanehan. “Aku” seperti mendengar kerbau bertanya pada pedati, pedati meneruskan pada muatan, dari muatan ke tukang pedati: “Wahai tukang pedati, kerbau bertanya, masih jauhkah pendakian ini?” Dan, “aku” marah saat tukang pedati berkata pada muatan: “Huss! Kau nyinyir amat. Kalau sedang di atas diam-diam sajalah. Kan bukan engkau yang payah?” “Aku” teriak menyuruh kerbau berontak. Kerbau “terlepas dari kungkungan”, pedati-pedati itu terbalik!

Dari “kode-kode” di atas, kini dapat disusun kalimat untuk memperjelas lokasi lepau kopi atau warung keempat cerpen itu. Yaitu: “di simpang tiga dekat rumahku di kampung, di tepi jalan raya di pendakian yang panjang, di kota kelahiranku Padang Panjang yang penghujan.”

Lokasi lepau semacam itu ada di kota Padang Panjang, yakni di kawasan yang disebut Lapau Panjang, di Silaiang, di tepi jalan yang mendaki pada pertigaan arah: pasar, Kampung Jawa, Lembah Anai/Padang. Dari rumah kelahiran dan masa kecil AA Navis di Kampung Jawa, lepau kopi Lapau Panjang sekitar puluhan meter saja.

Penggunaan Model

Pemakaian model untuk tokoh, atau lokasi-cerita, lazim pada penulisan sastra. Namun, apa yang mendorong Navis menggunakan model lepau kopi Lapau Panjang?

Beda dari Motinggo Busye yang dengan sadar memakai “temanku M Nizar” sebagai model Mat Kontan ketika menulis drama Malam Jahanam (Pelita, 1/7/1987), juga Pramoedya Ananta Toer yang (lewat) riset menjadikan Tirto Adhisoerjo model tokoh Minke untuk tetralogi Bumi Manusia, pada AA Navis pemakaian lepau Lapau Panjang lebih dipengaruhi unsur tak sadar. Lepau kopi atau warung di Lapau Panjang yang tentu diakrabi Navis waktu kecil/remaja, oleh suatu sebab, mungkin rindu, hadir begitu saja atau tanpa sengaja saat ia menulis keempat cerpen di atas.

Ada hal-hal menguatkan dugaan itu. Pertama, PWK, KSA, OdLN, ditulis pada 1955-1960. Navis saat itu tinggal di Bukittinggi dan Maninjau; perang saudara (PRRI) terjadi di Sumatera Barat. Hal itu menimbulkan rindu pada tanah lahir, apalagi zaman itu sulit bepergian (pakai surat jalan segala!). Dan khusus cerpen BKpP, rindu Navis adalah pada masa lalu, nostalgia. Cerpen ini ditulis saat usianya kian lanjut, 61.

Kedua, selama hidup (17 November 1924 - 22 Maret 2003) Navis tidak pernah merantau keluar Sumatera Barat. Jadi, mustahil ia tak kenal/melihat lepau dan warung lain, terlebih di Ranah Minang di mana lepau kopi di tiap pojok. Namun, lepau kopi di Lapau Panjang adalah “cinta pertama” Navis; sulit hilang, menghuni bawah sadar, dan juga kenang. ***

* ADEK ALWI, pengarang dan wartawan

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar