Sabtu, 17 April 2010

AMBRADOOZZZ

Sabrank Suparno

Hari ini aku ingin lelah
Dan memijit mijit punggungku. Terasa memang ada gumpalan, benjolan cinta terkurung salju
Di lorong rimbun melesat gelap, giat mengayuh sejarah, meski serpihan bongkah berkelebat.
Di pusat sulfur ternyata ribuan cacing hidup makmur. Ouw..di titik beku es saja penguin hidup di kutub kok.. Tapi dia… lelaki setengah renta itu keluar kampung, menyeret bangkai sapi. Sang pemuda malah berteriak! Aku selalu membuat dinding fitnah di setiap face book dan internet saya..!’’.
“Kamu ingat cewek berkacamata itu?’’. Dia mengaku keluar dari persembunyiannya. Langkahnya hanya menghunus amarah. ”Mas.! kenapasih setiap orang merasa bangga, kalau aku lagi kena marah? Mereka puas ya dengan kesalahanku..!”. Seru tanya wanita itu. Merytcomplex..yahh.. merytcomplex. Memamah-pamah, mengumbar benci di sekalian saja.
Itu lho..gundukan sampah! Dan lalat berkerubung berterbangan. Weng..!weng..!.Apakah secanggih lalat kecepatan take of pesawat tempur Amerika. Laba-laba lebih cerdik menagkap bau narkoba ketimbang mesin detector.

Hitung jenis cara hidup di bumi. Ada hewan melatah, selebihnya terbang di angkasa. Keduanya sama-sama memakai empat reseptor otak. Namun karena terlalu lama melatah, terlalu sengsara, terlalu didesak ekosistem alam, terlalu terhimpit kepentingan, dan terlalu berjuang dengan kontemplasi jiwanya sendiri, maka mereduplah, pudar, lemah dua bagian reseptor otaknya. Yang ia lakukan tinggalah melihat dan merasa untuk memahami ma’na. Sedangkan yang terbang tidaklah menurun kapasitas merawat kelebihan dirinya. Burung masih mengerti ilmu spectrum warna, yang tak dapat dilihat lagi bagi kawanan melata. Burung mengetahui kalau di balik daun ada seekor ulat. Camar super pra peka di beberapa menit lagi ikan nenggak ke permukaan meski sejenak. Hingga incaran bidiknya, penyergapannya, jarak tempuhnya tepat.

Aku ingin lelah saja…
` Mandi berbalur keputusasaan
Sebatang sabun bleng-bleng
Dengan busa kerancuhan
Tiba tiba a menjadi i, dan o menjadi u. Tiada lagi atap langit, atas bawah, karna di bolak-balik atas bawah sama saja. Bukankah setiap karya harus”bilboril..! Ditarik ke kanan~obsesi dunia. Ditarik ke kiri~bertemu di puncak sufi. Ataukah hilang lebur di nol. Angka dengan nilai tinggi dari sembilan. Apa? Apa yang terasa, jika sudah tak lagi laki-
laki, dan tak lagi wanita. Setelah beberapa detik lalu telanjang di ruang cinta.

Saat kerikil jatuh bergulir ke kubang telaga. Sepasang mata mencurinya dari balik dedaunan. Clungg..,riak gelombang melingkar-lingkar. Dari bulatan kecil menjadi lebar.Berkali-kali dan hilang di tepi.Yang mana?..kecil, kengah, atau besar? Tentu saja yang besar..paling kasar sebagai tampilan wajah.Meskipun yang kecil terus dapat dibagi dan dibelah. Gelombang transfersal hilang menjadi wajah. Satu lingkaran gelombang satu wajah. Dan hanya ada satu lingkaran besar dari ribuan tak terbatas lingkaran kecil.
Waktu terus mengajari kita bertepuk tangan. Melunasi hutang tujuh musim. Kemarau, hujan, gugur, semi, musim gempa, stunami, dan demonstrasi.

Setiap saat selalu ada yang datang mengunjungi sejarah. Meski tak pernah faham, lega juga rasanya. Kehausannya terhadap waktu membuat mereka menggerogoti sebungkul memori. Cucu imut itu berseru tanya. ”Ada apasih Kek dengan alang-alang dan sumur tua ini. Kok Kakek sering mengajakku ketempat ini?”.”Ooo..ditempat ini dahulu Kakek bertemu Nenek”. Meski setengah faham si mungil segera melipat jawaban kakeknya di balik lembar permainan.
Kala mata menatap angkasa, tidaklah tercatat di langit dan kitab suci, yakni rindu kampung halaman. Rindu ingin pulang.

-Aku ingin lelah saja
-Sebab kuat tak lagi menyangga.

Betapa tidak lelah! Kolom-kolom harian surat kabar tak cukup memuatnya. Dimana rumus dibikin buntu. Gerak dibikin kaku. Ruang dibikin kerucut. Imajenasi, edial, jenial absurt. Padahal di belahan sana, atom berputar semakin cepat, semakin aus pula suatu benda.

Bimsalabim habragadabra.
Apa yang bisa kau hasilkan dari puisi dizaman yang tidak menentu ini? Aabragadabraa.Ribuan kolang-kaleng berubah menjadi emas. ”Ambil semua jika inginmu jarah dunia”. ”Tida..kk!Betapa tolol jka kuambil emas itu. Tidakkah aku gaet yang bisa ubah kolang-kaleng. Bukankah yang bisa segalanya Maha Kaya dari seluruh inginku”.

Ambradoozz..Ambradoozz
Sebuah mesin usai dirancang. Tinggal terap, tinggal pasang. Dari sebuah bilik kecil ditengah hutan Amazone. Sambil berguru pada tingkah harimau, si raja rimba. Stiegholder..yah stiegholder. Bukan sejenis anjing bengis. Hanya otak yang anjing bengis. Desain miniature file komputernya. Tuhan diacak lakonkan games. Desir lirih bibirnya. ”Tuhan sibuk urusi alam semesta, biar aku bantu bentangkan benua dan tujuh samudra. Negara A bermain petak umpet. Negara B obak shoutdoor, dan C ongkong-ongkong bolong.”.
“Indonesai bagaimana tuan?”. Ha ha ha..Indonesia itu bagai wanita gemulai, bermata binal, pantat bahenol, tidur terlentang tak pakai BH. Dan enjoinya..! Beredia disetubuhi siapa saja dan kapan saja ha..ha..ha..Pejabat dan para pelaku sejarah di Indonesia sana memang ingin bangkit. Tapi dari lingkungannya. Dan bukan dari negaranya. Mereka adalah anak-anak yang lahir dijaman susah. Dan ketika besar kemiskinan menghantuinya. Kelaparan yang mereka tanam berpuluh puluh tahun dipanen dengan keranjang keserakahan.
Kumparan kutub. Gerakan hidup, hanyalah microkosmos. Berputar diujung remote. Dalam ruang mikro bersemayam makro. Daaan..saat makro memusat ..jadilah mikro.

-Aku ingin lelah saja
-Larut bersama putaran roda

Ambillah titik! Tarik garis diagonal, ke-atas bawah, dan samping. Seberapa tinggi dari titik, sedalam itu pula jatuh. Apakah benda benda bisa tidur? Bukankah hanya bersiap untuk tertidur. Sebelum di tidurkan untuk selesaikan telah. Titik kuntum energi pusat. Nol itu bukan bulat. Tetapi kosong tak berlingkaran. Imajinasi terka mulai meramba? Makluk kah itu? Bukan jin , syaitan , malaikat , dewa bahkan manusia .Ia bersemayam di lempengan bumi dan daya gravitasi. Ia lahir sedetik kemudian , saat kuantum terpecah bersamaan dengan gagang cambuk di tangan perkasa. Ujungnya meliuk di angkasa.daan! “cetheearr, jedhearrr berkilauan-kilatan cahaya. Menyambar- nyambar pyung…pyung … pyung kertip- kertip, kertip- kertip. Bertaburan di sekitar pusat jegleran. Ke arah itu sang Semorobumi angkat telunjuk. Nuding menunjuk tapi bukan pada siapa- siapa. Hanya pada dirinya. Yahh pada dirinya sendiri. Itulah cakrawala dan jagat raya.Membekunya pyung.. pyung .. menjadi benda.Alam semesta itu luaass, tapi masih jauhh. Bahkan masih sangat jauuhh dari gagang pecut .Apalagi pemegangnya. Titik pusat cetheeran itu berbentuk alsion. Alsion adalah suatu ruang gelap di tengah ganesa yang ruangnya tak selesai di tembus dalam perjalanan berjuta tahun cahaya. Bulatan ruang hitam itu dilapisi suasana kabut. Yang luasnyapun tak selesai di ukur. Arus deras arus dahsyat. Tak satupun kekuatan mengelak. Seluruh energi gravitasi pergerakan cakrawakla terserap padanya. Satu titik ke hanya satu titik . yakni pusat ketidak berdayaan. Keruang ini setiap ruh di sadap.

Berterbangan dan berseliweran. Ruh mikroba. tengu, cacing, gugusan ganesa, super classter, tak ada yg tersisah. Rancangan besar tersusun sempurna.Agar ada alasan untuk berkilah “ meskipun aku bangun alam semesta ini dengan main- main, tetapi aku tak main-main silahkan hidup semaumu, termasuk surga atau neraka.

Berguru dari burung terciptalah pesawat terbang. Melihat angsa jadilah kapal. Kreta api menyerupai kluding. Satu benda satu wajah. Replikasi prototype. Manusia dan peradabannya meniru siapa? Tidak lain dan tidak bukan, tidak salah dan mungkin benar, tidak curiga dan pasti nyata hanyalah semata meniru Alloh Sang Maha Mereferentasi. Hanya saja yang perlu kita ragukan adalah apakah yang kita tiru selama ini benar dan tepat seperti yang kita inginkan? Ataukah masih salah dan bahkan penuh kecacatan.

Dari abad nol hingga kini, telah kita temukan gelaran mode, dekaden, zaman, sejarah, dan peradaban. Namun pentas panggung yang diperankan manusia penuh dengan kenakalan, padat dengan kecacatan. Sehaingga yang kita temukan adalah manusia manusia yang mengalami kegagalan replikasi dari Tuhan ke peradabannya,sehingga yang sanggup kita bangun adalah manusia cacat, masyarakat cacat, Negara cacat, pemerintahan cacat, hati cacat, akal cacat, mental cacat, moral cacat, kebatinan cacat, thoriqoh cacat.

*)Cerpenis, kolomnis, menulis esai, puisi. Aktif di Jama,ah Padhag mBulan, tergabung dalam komunitas penulis Jombang, berkreasi di Lincak Sastera dowong, beralamat di:Dowong, Ds. Plosokerep. Kec. Sumobito. Kab. Jombang. Jawa Timur.Hp:081-359-913-627

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar