Sabrank Suparno
Hari ini aku ingin lelah
Dan memijit mijit punggungku. Terasa memang ada gumpalan, benjolan cinta terkurung salju
Di lorong rimbun melesat gelap, giat mengayuh sejarah, meski serpihan bongkah berkelebat.
Di pusat sulfur ternyata ribuan cacing hidup makmur. Ouw..di titik beku es saja penguin hidup di kutub kok.. Tapi dia… lelaki setengah renta itu keluar kampung, menyeret bangkai sapi. Sang pemuda malah berteriak! Aku selalu membuat dinding fitnah di setiap face book dan internet saya..!’’.
“Kamu ingat cewek berkacamata itu?’’. Dia mengaku keluar dari persembunyiannya. Langkahnya hanya menghunus amarah. ”Mas.! kenapasih setiap orang merasa bangga, kalau aku lagi kena marah? Mereka puas ya dengan kesalahanku..!”. Seru tanya wanita itu. Merytcomplex..yahh.. merytcomplex. Memamah-pamah, mengumbar benci di sekalian saja.
Itu lho..gundukan sampah! Dan lalat berkerubung berterbangan. Weng..!weng..!.Apakah secanggih lalat kecepatan take of pesawat tempur Amerika. Laba-laba lebih cerdik menagkap bau narkoba ketimbang mesin detector.
Hitung jenis cara hidup di bumi. Ada hewan melatah, selebihnya terbang di angkasa. Keduanya sama-sama memakai empat reseptor otak. Namun karena terlalu lama melatah, terlalu sengsara, terlalu didesak ekosistem alam, terlalu terhimpit kepentingan, dan terlalu berjuang dengan kontemplasi jiwanya sendiri, maka mereduplah, pudar, lemah dua bagian reseptor otaknya. Yang ia lakukan tinggalah melihat dan merasa untuk memahami ma’na. Sedangkan yang terbang tidaklah menurun kapasitas merawat kelebihan dirinya. Burung masih mengerti ilmu spectrum warna, yang tak dapat dilihat lagi bagi kawanan melata. Burung mengetahui kalau di balik daun ada seekor ulat. Camar super pra peka di beberapa menit lagi ikan nenggak ke permukaan meski sejenak. Hingga incaran bidiknya, penyergapannya, jarak tempuhnya tepat.
Aku ingin lelah saja…
` Mandi berbalur keputusasaan
Sebatang sabun bleng-bleng
Dengan busa kerancuhan
Tiba tiba a menjadi i, dan o menjadi u. Tiada lagi atap langit, atas bawah, karna di bolak-balik atas bawah sama saja. Bukankah setiap karya harus”bilboril..! Ditarik ke kanan~obsesi dunia. Ditarik ke kiri~bertemu di puncak sufi. Ataukah hilang lebur di nol. Angka dengan nilai tinggi dari sembilan. Apa? Apa yang terasa, jika sudah tak lagi laki-
laki, dan tak lagi wanita. Setelah beberapa detik lalu telanjang di ruang cinta.
Saat kerikil jatuh bergulir ke kubang telaga. Sepasang mata mencurinya dari balik dedaunan. Clungg..,riak gelombang melingkar-lingkar. Dari bulatan kecil menjadi lebar.Berkali-kali dan hilang di tepi.Yang mana?..kecil, kengah, atau besar? Tentu saja yang besar..paling kasar sebagai tampilan wajah.Meskipun yang kecil terus dapat dibagi dan dibelah. Gelombang transfersal hilang menjadi wajah. Satu lingkaran gelombang satu wajah. Dan hanya ada satu lingkaran besar dari ribuan tak terbatas lingkaran kecil.
Waktu terus mengajari kita bertepuk tangan. Melunasi hutang tujuh musim. Kemarau, hujan, gugur, semi, musim gempa, stunami, dan demonstrasi.
Setiap saat selalu ada yang datang mengunjungi sejarah. Meski tak pernah faham, lega juga rasanya. Kehausannya terhadap waktu membuat mereka menggerogoti sebungkul memori. Cucu imut itu berseru tanya. ”Ada apasih Kek dengan alang-alang dan sumur tua ini. Kok Kakek sering mengajakku ketempat ini?”.”Ooo..ditempat ini dahulu Kakek bertemu Nenek”. Meski setengah faham si mungil segera melipat jawaban kakeknya di balik lembar permainan.
Kala mata menatap angkasa, tidaklah tercatat di langit dan kitab suci, yakni rindu kampung halaman. Rindu ingin pulang.
-Aku ingin lelah saja
-Sebab kuat tak lagi menyangga.
Betapa tidak lelah! Kolom-kolom harian surat kabar tak cukup memuatnya. Dimana rumus dibikin buntu. Gerak dibikin kaku. Ruang dibikin kerucut. Imajenasi, edial, jenial absurt. Padahal di belahan sana, atom berputar semakin cepat, semakin aus pula suatu benda.
Bimsalabim habragadabra.
Apa yang bisa kau hasilkan dari puisi dizaman yang tidak menentu ini? Aabragadabraa.Ribuan kolang-kaleng berubah menjadi emas. ”Ambil semua jika inginmu jarah dunia”. ”Tida..kk!Betapa tolol jka kuambil emas itu. Tidakkah aku gaet yang bisa ubah kolang-kaleng. Bukankah yang bisa segalanya Maha Kaya dari seluruh inginku”.
Ambradoozz..Ambradoozz
Sebuah mesin usai dirancang. Tinggal terap, tinggal pasang. Dari sebuah bilik kecil ditengah hutan Amazone. Sambil berguru pada tingkah harimau, si raja rimba. Stiegholder..yah stiegholder. Bukan sejenis anjing bengis. Hanya otak yang anjing bengis. Desain miniature file komputernya. Tuhan diacak lakonkan games. Desir lirih bibirnya. ”Tuhan sibuk urusi alam semesta, biar aku bantu bentangkan benua dan tujuh samudra. Negara A bermain petak umpet. Negara B obak shoutdoor, dan C ongkong-ongkong bolong.”.
“Indonesai bagaimana tuan?”. Ha ha ha..Indonesia itu bagai wanita gemulai, bermata binal, pantat bahenol, tidur terlentang tak pakai BH. Dan enjoinya..! Beredia disetubuhi siapa saja dan kapan saja ha..ha..ha..Pejabat dan para pelaku sejarah di Indonesia sana memang ingin bangkit. Tapi dari lingkungannya. Dan bukan dari negaranya. Mereka adalah anak-anak yang lahir dijaman susah. Dan ketika besar kemiskinan menghantuinya. Kelaparan yang mereka tanam berpuluh puluh tahun dipanen dengan keranjang keserakahan.
Kumparan kutub. Gerakan hidup, hanyalah microkosmos. Berputar diujung remote. Dalam ruang mikro bersemayam makro. Daaan..saat makro memusat ..jadilah mikro.
-Aku ingin lelah saja
-Larut bersama putaran roda
Ambillah titik! Tarik garis diagonal, ke-atas bawah, dan samping. Seberapa tinggi dari titik, sedalam itu pula jatuh. Apakah benda benda bisa tidur? Bukankah hanya bersiap untuk tertidur. Sebelum di tidurkan untuk selesaikan telah. Titik kuntum energi pusat. Nol itu bukan bulat. Tetapi kosong tak berlingkaran. Imajinasi terka mulai meramba? Makluk kah itu? Bukan jin , syaitan , malaikat , dewa bahkan manusia .Ia bersemayam di lempengan bumi dan daya gravitasi. Ia lahir sedetik kemudian , saat kuantum terpecah bersamaan dengan gagang cambuk di tangan perkasa. Ujungnya meliuk di angkasa.daan! “cetheearr, jedhearrr berkilauan-kilatan cahaya. Menyambar- nyambar pyung…pyung … pyung kertip- kertip, kertip- kertip. Bertaburan di sekitar pusat jegleran. Ke arah itu sang Semorobumi angkat telunjuk. Nuding menunjuk tapi bukan pada siapa- siapa. Hanya pada dirinya. Yahh pada dirinya sendiri. Itulah cakrawala dan jagat raya.Membekunya pyung.. pyung .. menjadi benda.Alam semesta itu luaass, tapi masih jauhh. Bahkan masih sangat jauuhh dari gagang pecut .Apalagi pemegangnya. Titik pusat cetheeran itu berbentuk alsion. Alsion adalah suatu ruang gelap di tengah ganesa yang ruangnya tak selesai di tembus dalam perjalanan berjuta tahun cahaya. Bulatan ruang hitam itu dilapisi suasana kabut. Yang luasnyapun tak selesai di ukur. Arus deras arus dahsyat. Tak satupun kekuatan mengelak. Seluruh energi gravitasi pergerakan cakrawakla terserap padanya. Satu titik ke hanya satu titik . yakni pusat ketidak berdayaan. Keruang ini setiap ruh di sadap.
Berterbangan dan berseliweran. Ruh mikroba. tengu, cacing, gugusan ganesa, super classter, tak ada yg tersisah. Rancangan besar tersusun sempurna.Agar ada alasan untuk berkilah “ meskipun aku bangun alam semesta ini dengan main- main, tetapi aku tak main-main silahkan hidup semaumu, termasuk surga atau neraka.
Berguru dari burung terciptalah pesawat terbang. Melihat angsa jadilah kapal. Kreta api menyerupai kluding. Satu benda satu wajah. Replikasi prototype. Manusia dan peradabannya meniru siapa? Tidak lain dan tidak bukan, tidak salah dan mungkin benar, tidak curiga dan pasti nyata hanyalah semata meniru Alloh Sang Maha Mereferentasi. Hanya saja yang perlu kita ragukan adalah apakah yang kita tiru selama ini benar dan tepat seperti yang kita inginkan? Ataukah masih salah dan bahkan penuh kecacatan.
Dari abad nol hingga kini, telah kita temukan gelaran mode, dekaden, zaman, sejarah, dan peradaban. Namun pentas panggung yang diperankan manusia penuh dengan kenakalan, padat dengan kecacatan. Sehaingga yang kita temukan adalah manusia manusia yang mengalami kegagalan replikasi dari Tuhan ke peradabannya,sehingga yang sanggup kita bangun adalah manusia cacat, masyarakat cacat, Negara cacat, pemerintahan cacat, hati cacat, akal cacat, mental cacat, moral cacat, kebatinan cacat, thoriqoh cacat.
*)Cerpenis, kolomnis, menulis esai, puisi. Aktif di Jama,ah Padhag mBulan, tergabung dalam komunitas penulis Jombang, berkreasi di Lincak Sastera dowong, beralamat di:Dowong, Ds. Plosokerep. Kec. Sumobito. Kab. Jombang. Jawa Timur.Hp:081-359-913-627
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Sabtu, 17 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar