Sabtu, 13 Februari 2010

Luís Vaz de Camões atas bumi Nusantara

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/?p=393


OS LUSIADES (canto X)
Luís Vaz de Camões

Di bawah sayap terkembang dari pagi menyala,
Lihat, tebaran pulau menghias laut cemerlang!
Tengah ratusan, walau belum bernama, lihat Ternate!
Kala siang, berliput gemawan tinggi bukit-bukitnya,
Kala malam, panji-panji api, bagai ombak menggulung,
Berkibar di laut dan giat menjulang ke langit tinggi
Di sini burung keemasan senantiasa melayangi
Angkasa, mencumbu Surya dengan warna gemilang,
Dan habis makan, terus membumbung masuk udara;
Dan baru kembali menyentuh bumi, bila habis nafasnya.
Di sini kepulauan Banda menerawang rendah indahnya
Dari ragam buahan, warna lazuwardi, merah dan putih;
Dan margasatwa -serbaindah warnanya - melagakkan
Bulunya kilau-kemilau; kala menjelajah puncak-puncak
Buih dan pucuk-pucuk pohon, ditandai sayapnya giat,
Untuk memungut upeti dari taman rempah-rempah.
Borneo pun mengembangkan dadanya yang kaya-raya,
Diselubungi oleh alam dengan hutan kapur barus.
Getah berharga yang dari pepohonan merintik,
Membubuskan panas sehat, ya; pembarut berisi penawar.
Indahnya gugusan Timur dengan tamannya beraturan!
Semua kali menggamit dalam bayangan serba wangi
Dan dalam dadanya cerah meriap rimbun pohon:
Cendana, penuh restu bahan obat yang mujarab.
Di mana dataran bumi yang luas meliku ke selatan,
Ke sana kerajaan Sunda menjangkaukan lengan kuasa
Dan dari sini peziarah membawa kabar-kabar ajaib,
Tentang suatu sungai yang merintih di lembah kering
(sekitarnya batu belaka) dan pohon apapun juga
Yang tumbang ke dalamnya, tak ayal menjadi batu.
Lihat, di udara: menggemilang biru Sumatera indah,
Bangkit nyala menggigil dari kawah suatu gunung;
Di sini pohon-pohon memelukan getah aneka wangi
Dan sumber-sumber ajaib membersitkan minyak paling halus.
Bukan itu semata penghasilan pulau bahagia ini.
Halus emasnya sukar ditanding dan sutranya kilau-kemilau.

Luís Vaz de Camões, lahir di Portugal 1525. Lulusan universitas di kota Coimbra. Berpendidikan klasik dan pengetahuan bahasanya luas. Tahun 1542-1546 hidup di Lissabon, menggubah sajak dan dramanya. Kekasihnya Dona Caterina de Athayde, seorang dayang istana Raja Portugal. Karena melanggar tatacara istana, Luis dibuang selama dua tahun jadi serdadu di Afrika, mata kanannya buta dalam pertempuran laut di Ceuta. Kembali ke Lissabon terbit perkelahian dengan pegawai istana, dihukum penjara lalu dibebaskan dengan syarat meninggalkan Portugal berangkat ke India (Goa) sebagai serdadu. Tahun 1556 dikirim ke Macao, melalui Malaka serta kepulauan Maluku, karena banyak halangan baru tahun 1558 sampai di Macao menjadi pekerja sipil. Dituduh korup lantas diungsikan ke India (dalam perjalanan kapalnya tenggelam di Kamboja), dirinya selamat, masih menjalani hukuman penjara di India, setelah bebas berangkat ke Mozambique menetap dua tahun menggubah sajaknya: Goa: Babel dan Si Anak Hilang. Tahun 1570 sampai di Portugal, menerbitkan buku Os Lusiades juga Rimas. Luis ialah penyair terbesar Portugis, meninggal tahun 1589. {dari buku Puisi Dunia, jilid I, susunan M. Taslim Ali, Balai Pustaka, 1952}.
***

Sastrawan akan temukan bahasanya, kudu relakan diri bersusah payah, serupa ujaran para orang utama; ilmu hanya bisa diperoleh dengan bersungguh menempuh lapar dahaga.

Riwayat Luis menggetarkan onak duri lika-liku penjegalan ke alam puitika, dunia keterkejuran pandang melesat dari nurani, atas indra lembut menangkap warna lain bentukan mata.

Nilai-nilai sejukkan jiwa oleh jerit pembuangan dalam penjara, peperangan serta fitnah. Seakan tuhan mengangkat derajat insan asal kerasnya usaha pada terpaan badai laut amukan sejarah.

Tiada jera menggelinjak sekobaran api keabadian tertanam ke sukma, keseimbangan tercapai sebab syukur keagungan perjalanan ke Malaka, Maluku, jua mendengar kabar keindahan pulau sekitarnya.

Tak keliru pengakuan tersemat namanya penyair terbesar Portugis; ketabahan menjalahi hidupnya memunguti nilai-nilai tersebar di jalan kembara, ialah kekayaan menempa hayat penuh paripurna.

Di bawah ini kucoba kembarai puisinya, demi mengingat dekap kekayaan Nusantara tercinta:

Keindahan alam tak sekadar lukisan tentramkan jiwa, rerautnya menawan menggoda diterjemah lebih kepada Sang Pencipta.

Menetaskan gairah hidup bertujuan kilauan masa, tanjakan bukit-bukit menandaskan tingkatan usia pun boleh diartikan berbeda.

Keayuan menambahkan faham melalui bahasa santun nan jernih, alam merestui insan menghabrurkan hidup bersama bayu hayati memaknai.

Antara perih angin laut binaran cahaya harapan, awan-gemawan menuntun pelaku tidak lekas tenang ada kewaspadaan, sedang gemintang mengukur kesejatian bathin kembara.

Ketika tercebur lamunan lumat menikmati indrawi, biji mata turut syahdu menuliskan samudera pengetahuan yang membentang selangit biru.

Waktu bermelodi hangat, kiranya dinyayikan rasa syukur, dipersembah untuk generasi selanjutnya.

Burung-burung berharap terus kembara, melayang terapung ikuti ritme terpaan bayu, kesemangatan mengejawantah yang terjelma kepakan sayap.

Merentang sambil saksikan pesona lawatannya, dan cahaya surya menerobos gemawan kadang serasa teguran. Perasaan dihardik pula bersalam damai, laksana tingkatan pelajari ilmu di ruang perpustakaan.

Tak kenyang kalau berhasrat penerbangan jauh, oleh bisa memberatkan kepakan. Berkecukupan menerima menghantar sahaja, dari sinilah nafas kaidah meluncur serupa penerbangan elok dalam udara kebebasan berkarya.

Keadiluhungan pertiwi sepantasnya dirawat melestari, tidakkah buah-buahan berlimbah sejumlah gemintang tak terhitung di angkasa.

Hewan-gemewan tetumbuhan tegak berwibawa menjaga harmoni alam raya, tinggal insan pandai mengolah waspada, agar tak disusupi sifat serakah yang membuyarkan tatanan dunia.

Wewarna bunga berjenis kekupu juga lebah madu, menandakan surga mensyukuri tingkatan bijaksana. Tiada rerumputan mati oleh rimbun daun-daun pohonan, semua dapati limpahan cahaya surya adil merata.

Lewat jemari terampil pepucuk harapan sampai, sabar mengaduk bencah berkesuburan purna, tabah naik-turun gelombang musim-musim edarkan bencana pula kekayaan berlimpah.

Dada-dada bidang pekerja tangguh, dada-dada segar perawan lugu, terserap dalam nilai-nilai luhur warisan leluhur.

Berjalan serasi selenggokan bidadari menarikan selendang pelagi, kesakralan menjaga wibawa, hilang rasa malu perhangus segala.

Oh sungguh berat merawat kekayaan, jikalau hati ada decak kagum lantas saling berebut kuasa.

Hasrat tak terarah jelmaan srigala di hutan belantara menyusupi senjakala. Maka kesedihan bagi belum mampu memaknai, kiranya tekun kembarai yang belum diwedarkan para pujangga.

Siapa tahu ketulusan cencangan akal gayuhan rindu; pernah ada kejelian pandang menghidupi nafas bumi putra. Ikhtiar kuat manis rasanya, tatkala sejenak istirah sambil meneguk ridho-Nya.

Negeri Timur Jauh taman mimpi bayang-bayangnya menjelma pancaran cahaya kalbu fikiran, menggali yang diedarkan perubahan.

Masa-masa makin harum semerbak bermusim kembang seteguh menggenggam yang diyakini.

Inilah obat mujarab alam memberi restui nafas-nafas melahirkan kefitrian bathin mengangkat kebahagiaan pengajaran.

Kebudayaan terindah menghiasi peradaban, selingkar kalung mutiara pada leher jenjang, yang haus dahaga ruapan kesejatian.

Kekisah kerajaan di Nusantara, para rajanya tampan berwibawa, pengawalnya gagah berani, putra-putra makhota memancarkan kharisma.

Tak kalah indah permaisuri dan dayang-dayangnya dibalut kemakmuran, rakyatnya patuh menziarahi kubur leluhur ngalap berkah pepundi ketentraman.

Ialah siklut halus bertautan alam penghuninya, sekabutan melindungi dari marabahaya, juga tiada tertandingi syair para pujangganya bersimpan dinaya yang sanggup meramal kejadian kan datang.

Sungguh gugusan bumi dikaruniai kesuburan berlimpah, keajaiban-keajaiban tersiar sesurat kabar ke negeri seberang.

Gunung-gemunungnya setegar jiwa petapa, ini bukan cerita dibaluti keindahan semata, ada ruh membuncah tafsirkan nafas kalimah.

Hanya penerimaan baik getarkan indra pamungkas, menjelma kidungan selalu digubah, sebagai prasasti kekayaan dunia.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar