Rabu, 30 Desember 2009

Menyingkap Fajar Sejarah Nusantara

Bayu Dwi Mardana
http://www.sinarharapan.co.id/

”Terus terang proses peralihan masa prasejarah ke masa sejarah Nusantara belum banyak disoroti peneliti. Padahal bila diteliti lebih jauh, pada masa ini bisa terungkap bagaimana perjuangan nenek moyang kita untuk berhubungan dengan dunia luar,” ungkap Endang Sri Hardiati, Kepala Museum Nasional, prihatin. Padahal, persentuhan dengan dunia luar itulah menghasilkan era baru dalam sejarah Indonesia. Tentu ini tak bisa kita lupakan begitu saja.

Berawal dari rasa keprihatinan tadi, Endang melontarkan ide untuk mengadakan pameran yang berusaha menyingkap proses masa peralihan tadi berdasar dari temuan-temuan yang sudah dilakukan para peneliti arkeologi. Gayung pun bersambut. Ide manis itu ditanggapi positif Kantor Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Belum lagi dukungan dari para kolega dan ahli arkeologi dalam dan luar negeri.

Selain mengadakan pameran, Museum Nasional juga menggelar seminar dengan tema yang sama. Seminar ini dilaksanakan setelah acara pembukaan pameran bertajuk ”Fajar Masa Sejarah Nusantara” pada Senin (15/10) lalu. Peserta seminar bukan saja datang dari kalangan peneliti negeri sendiri tetapi juga berhasil mendatangkan peserta dari Inggris, Perancis, Kamboja, Selandia Baru dan Vietnam.

”Pameran ini juga bertujuan untuk memberikan informasi tentang peradaban Indonesia pada awal dikenalnya tulisan yang ditandai dengan temuan arkeologis, berupa prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur,” tegas Endang.

Pameran yang rencananya digelar sampai pertengahan Desember itu menampilkan 83 koleksi antara lain peninggalan-peninggalan masa megalitik, benda-benda perunggu, manik-manik, amulet, meterai, arca-arca, prasasti sampai fragmen sisa-sisa bangunan dari situs percandian Batujaya, Karawang, Jawa Barat. Yang jelas seluruh materi tadi merupakan warisan budaya yang berasal dari masa prasejarah akhir dan awal masa sejarah Nusantara.

”Meski kedua periode tersebut tidak berbeda jauh, bahkan secara kronolologis menyambung, yang satu melanjutkan yang lain, tetapi warisan budaya yang dihasilkannya punya perbedaan yang besar. Terutama, yang menyangkut keberadaan aksara atau tulisan,” papar Endang dengan ramah.

Alhasil dari kedua periode tadi, penyelenggara berusaha menampilkan materi atau koleksi yang menggambarkan, kehidupan keagamaan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hubungan perdagangan kuno India-Nusantara-Cina, komoditi perdagangan kuno dari wilayah Nusantara dan sisa-sisa pemukiman.

Menurut Endang sumber koleksi-koleksi itu bukan saja dari Museum Nasional saja tetapi juga datang Kantor Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional dan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Masa Megalitik
Masa akhir zaman prasejarah disebut juga dengan Paleometalik karena pada masa ini telah dikenal teknik peleburan bijih-bijih logam dan pembuatan benda-benda dari logam. Pada masa ini pula masyarakat di Nusantara telah mengenal kepercayaan terhadap arwah nenek moyang. Sebagai perwujudannya, mereka melakukan pemujaan lewat media batu besar yang disebut megalitik.

Bukti-bukti pemujaan tadi bisa kita ketahui dari peninggalan-peninggalan megalitik yang tersebar di wilayah Nusantara, seperti Situs Pangguyangan, Sukabumi dan Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Lalu kita juga bisa lihat di Pasemah, Sumatera Selatan dan di Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Hasil dari penemuan bukti-bukti arkeologis juga menunjukkan bahwa pada masa tersebut masyarakat telah memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. ”Kita bisa lihat dari sistem sosial ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kesenian yang mereka miliki,” sebut Endang.

Sistem sosial ekonomi – terutama perdagangan, telah dilakukan tak sebatas pada kawasan Asia Tenggara saja, namun sudah merambah ke Asia Daratan, seperti India dan Cina. Hal ini sudah terbukti dengan ditemukannya penyebaran nekara perunggu di Indonesia yang bermula dari Vietnam (kebudayaan Dongson). Termasuk penyebaran keramik dari masa Dinasti Han, Cina pada sekitar abad ke-2 SM.

Bukti lainnya adalah temuan arkeologis berupa gerabah roulet yang berasal dari Arikamedu, India Selatan. Munculnya kerajaan bercorak Hindu-Buddha yaitu Kerajaan Tarumanegara (sekitar abad ke-5) dan Kerajaan Sriwijaya (sekitar abad ke-7) juga merupakan pengaruh dari adanya kontak masyarakat Nusantara dengan India.

Para peneliti arkeologi memperkirakan bahwa sekitar 2.000 –2.500 tahun lalu, Nusantara telah terlibat dalam perdagangan global. Penyebabnya gara-gara terjadi peningkatan kebutuhan barang-barang eksotik yang mempunyai nilai prestise di kalangan para elite di daerah Mediterania, India dan Cina. Di antara barang-barang eksotik itu adalah rempah-rempah, terutama cengkeh.

Perdagangan rempah-rempah ternyata telah mendorong terjadinya proses Indianisasi dan memfasilitasi penyebaran Islam di kawasan Asia Tenggara. Menurut Profesor I Wayan Ardika, peneliti arkeologi, perdagangan rempah-rempah juga telah menjadi pemicu munculnya sejumlah negara atau kerajaan yang terletak di sepanjang jalur komersial yang menghubungkan India dengan Mediterania. Perdagangan itu pun berhasil melibatkan orang-orang Eropa untuk pertama kalinya membangun daerah koloninya di Asia Tenggara.

Selain bukti arkeologis, I Wayan Ardika juga memaparkan data artefaktual, sumber-sumber tertulis, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri yang memberikan informasi tentang nama tempat (topomim) dan produk yang terdapat di Nusantara atau Asia Tenggara.

Bukti kitab yang cukup terkenal adalah kitab Ramayana karya Valmiki yang diperkirakan berasal dari abad ke-4 SM sampai abad ke-2 setelah Masehi menyebutkan Pulau Jawa (Javadvipa) dan Pulau Sumatra (Suvarnarupyakadvipa). Lalu ada juga kitab Periplus yang merupakan pedoman untuk berlayar di Lautan Erythrasa atau Samudra Indonesia. Kitab ini ditulis oleh seorang nahkoda Yunani-Mesir yang biasa mengadakan pelayaran antara Asia Barat dan India, dan diperkirakan berasal dari abad pertama Masehi.

Ada juga informasi lain tentang pedagang asing yang tersurat dalam prasasti Bali Kuna antara lain prasasti Bebetin AI (896 Masehi), Sembiran B (951 Masehi) dan Sembiran AII (975 Masehi). Istilah yang digunakan dalam prasasti tersebut adalah banyaga (pedagang yang mengarungi lautan) dan banigrama (perkumpulan pedagang).

Hubungan dan interaksi antara orang India dan Indonesia telah mendorong munculnya kerajaan Hindu-Buddha di negeri ini. Sentuhan budaya Hindu-Buddha dapat dipastikan telah memberi kontribusi terhadap munculnya multikulturalisme di Indonesia. Sebetulnya kalau kita teliti lebih jeli, kerajaan Hindu-Buddha hanya berkembang di kawasan Indonesia bagian barat, dari Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Sedang di wilayah timur pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha bisa dikatakan kurang signifikan, malah bisa dibilang tak ada.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar