Malkan Junaidi
“Tahu
kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis.
Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di
kemudian hari.” (Mama, Anak Semua Bangsa)
Membicarakan Pramoedya Ananta Toer bukan saja mengenang Tetralogi Pulau Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca), Gadis Pantai, Arok Dedes, Bukan Pasar Malam, Mangir, dan Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, namun juga mencermati sosok yang terus mengepalkan tangan menentang ketidakadilan dan penindasan. Bukan sekadar menentang, tetapi melawan! Melawan pelecehan kemanusiaan.
Membicarakan Pramoedya Ananta Toer bukan saja mengenang Tetralogi Pulau Buru (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca), Gadis Pantai, Arok Dedes, Bukan Pasar Malam, Mangir, dan Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, namun juga mencermati sosok yang terus mengepalkan tangan menentang ketidakadilan dan penindasan. Bukan sekadar menentang, tetapi melawan! Melawan pelecehan kemanusiaan.