Kuswinarto*
http://www.sinarharapan.co.id/
Terbitnya buku Graffiti Gratitude (cetakan pertama: April 2001) atas kerja sama Yayasan Multimedia Sastra (YMS) dengan Penerbit Angkasa, Bandung, membawa perdebatan baru seputar peristilahan dalam bidang sastra Indonesia. Terbitnya buku bersampul ungu itu dibarengi dengan munculnya beberapa istilah baru, seperti ”puisi cyber”, ”penyair cyber”, ”sastra cyber”, dan ”sastrawan cyber” (dengan berbagai variasi penulisannya) yang membuat sementara orang bertanya-tanya merujuk ke mana istilah-istilah baru itu.
Istilah baru yang juga muncul adalah istilah ”antologi puisi cyber”. Buku Graffiti Gratitude itulah yang dimaksud sebagai antologi puisi cyber karena jelas-jelas di sampul depan buku itu ditulis ”Sebuah Antologi Puisi Cyber”. Dan seperti hendak meyakinkan bahwa yang tertulis di sampul muka itu sudah benar alias tidak salah tulis, Penyair Medy Loekito dalam ”Sepatah Kata”-nya di buku itu, menegaskan kembali bahwa buku Graffiti Gratitude adalah antologi puisi cyber. Saut Situmorang dalam esainya ”Tergantung pada Kata Hati Saja Quo Vadis Kritik Sastra Indonesia” (Kompas, 1 Juli 2001), juga tak ragu menyebut Graffiti Gratitude sebagai antologi puisi cyber/internet.
Sebagaimana yang dapat diketahui dari ”Sepatah Kata” Medy Loekito, puisi-puisi dalam antologi puisi cyber Graffiti Gratitude bersumber dari anggota milis ”penyair”, ”sastera-malaysia”, ”puisikita”, dan ”gedongpuisi”. Puisi-puisi itu pernah dipublikasikan melalui media internet. Sehubungan dengan ini, Ahmadun Yosi Herfanda dalam esai ”Puisi Siber, Genre atau ‘Tong Sampah’” (Republika, 29 April 2001), antara lain, mempertanyakan ”…apakah puisi-puisi yang diambil dari media siber dan diterbitkan dalam media cetak (buku) masih dapat disebut sebagai puisi siber; atau sebaliknya, apakah puisi-puisi yang berasal dari media cetak kemudian diubah jadi teks elektronik (e-text) dan dimasukkan ke media siber lantas dapat disebut sebagai puisi siber?”
Dan pertanyaan Ahmadun ini membuat saya bertanya, apakah kumpulan puisi Graffiti Gratitude (2001) yang bermaterikan puisi-puisi yang pernah dipublikasikan melalui media internet itu dapat disebut sebagai antologi puisi cyber?
Munculnya istilah baru ”puisi cyber” mengisyaratkan adanya puisi yang bukan puisi cyber, katakanlah ”puisi media cetak”. Demikian juga halnya, munculnya istilah baru ”antologi puisi cyber” mengisyaratkan adanya antologi puisi yang bukan antologi puisi cyber, sebut saja ”antologi puisi media cetak”. Kumpulan puisi mana yang dapat ditunjuk secara jelas sebagai antologi puisi cyber? Kumpulan puisi mana yang dapat ditunjuk secara jelas sebagai antologi puisi yang bukan cyber alias antologi puisi media cetak? Benarkah Graffiti Gratitude (2001) itu antologi puisi cyber?
Saya yakin, pegiat sastra cyber maupun yang bukan, dapat membenarkan jika saya mengatakan bahwa kumpulan puisi Arsitektur Hujan karya Afrizal Malna (Bentang Budaya, 1995), misalnya, atau kumpulan puisi Nostalgi = Transendensi karya Toeti Heraty (Grasindo, 1995) itu tidak termasuk antologi puisi cyber. Saya yakin banyak yang membenarkan jika kedua kumpulan puisi itu saya sebut antologi puisi media cetak. Demikian juga jika saya katakan bahwa kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok karya Ahmad Yulden Erwin yang dapat dibaca di Situs Sastra Panorama Indonesia, merupakan salah satu contoh antologi puisi cyber, meskipun kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok itu sebelum muncul di Panorama Indonesia sudah terbit sebagai buku (=antologi puisi media cetak). Kalau banyak yang tak sependapat dengan itu, paling tidak, penyair dan esais Saut Situmorang, dapat membenarkan bahwa kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok yang di situs Panorama Indonesia itu merupakan salah satu contoh antologi puisi cyber.
Dalam makalahnya berjudul ”Sastrawan Cyber Mendobrak Hegemoni” yang disampaikan pada diskusi ”Sastra dan Generasi Cyber” di Sahid Jaya Hotel Jakarta, 9 Mei 2001, Saut Situmorang, antara lain, menulis: ”Puisi-puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet adalah juga puisi cyber.” Apa yang dikemukakan Saut Situmorang ini menjawab pertanyaan Ahmadun Yosi Herfanda, ”Apakah puisi-puisi yang berasal dari media cetak kemudian diubah jadi teks elektronik (e-text) dan dimasukkan ke media siber lantas dapat disebut sebagai puisi siber?”
Kalau puisi-puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet oleh Saut Situmorang juga disebut puisi cyber, kumpulan puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet—mengikuti pendapat Saut—disebut juga antologi puisi cyber. Dengan demikian, kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok yang di situs Panorama Indonesia itu merupakan salah satu contoh antologi puisi cyber.
Kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) berbeda dan bahkan berkebalikan dengan kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok. Jika kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet (di situs Panorama Indonesia), puisi-puisi dalam Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) justru berasal dari media internet dan diumumkan kembali di media cetak. Saya menggarisbawahi apa yang dikemukakan Saut Situmorang: ”… puisi cyber adalah genre puisi yang diumumkan dalam dunia cyber. Ini jugalah ‘makna’ atau ‘definisi’ dari istilah ‘puisi cyber’ yang dipakai antologi Graffiti Gratitude.” Dengan demikian, puisi-puisi dalam Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) bukanlah puisi-puisi cyber, melainkan puisi-puisi media cetak. Karena itu, kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) itu bukanlah antologi puisi cyber, melainkan antologi puisi media cetak, meskipun di sampul muka buku itu jelas-jelas ditulis ”Sebuah Antologi Puisi Cyber”.
Berdasarkan ”makna” atau ”definisi” dari istilah ”puisi cyber” yang dipakai antologi Graffiti Gratitude, sebagaimana yang dikemukakan oleh Saut Situmorang, dapat dikatakan bahwa sajak Memandang Senja karya Nanang Suryadi benarlah jika dikatakan termasuk puisi cyber, dengan catatan jika yang ditunjuk adalah sajak itu yang di internet. Sajak Memandang Senja karya Nanang Suryadi yang terdapat di buku Graffiti Gratitude jelas bukan puisi cyber karena puisi itu berada di luar definisi puisi cyber.
Bahwa puisi-puisi dalam kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) bukan puisi cyber dan kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) bukan antologi puisi cyber, hal ini semakin tampak jika pernyataan Saut Situmorang yang ”puisi-puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media Internet adalah juga puisi cyber” tersebut disandingkan dengan ”tandingannya”, yakni ”puisi-puisi yang berasal dari media internet dan diumumkan kembali di media cetak adalah bukan puisi cyber” dan jika pernyataan saya ”kumpulan puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet disebut juga antologi puisi cyber” yang saya buat berdasarkan pernyataan Saut, disandingkan dengan ”tandingannya, yakni ”kumpulan puisi yang berasal dari media internet dan diumumkan kembali di media cetak adalah bukan antologi puisi cyber.”
Nah, puisi-puisi dalam Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001), dengan demikian, bukan puisi-puisi cyber lagi karena diumumkan kembali di media yang bukan internet. Dan, karena memuat puisi-puisi yang bukan puisi-puisi cyber, kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) menjadi sulit dikatakan sebagai antologi puisi cyber.
Di samping itu, senyatanya, kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) memang tidak berbeda dengan Arsitektur Hujan karya Afrizal Malna (Bentang Budaya, 1995) dan Nostalgi = Transendensi karya Toeti Heraty (Grasindo, 1995) yang tidak termasuk antologi puisi cyber. Antara Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) dan Arsitektur Hujan karya Afrizal Malna (Bentang Budaya, 1995) atau Nostalgi = Transendensi karya Toeti Heraty (Grasindo, 1995) hanya berbeda sumbernya saja. Puisi-puisi dalam antologi puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) diambil dari internet, sedangkan puisi-puisi dalam dua kumpulan yang lain itu tidak dari internet.
Lantas, mana yang termasuk antologi puisi cyber? Mengikuti pendapat Saut Situmorang, jelas kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok karya Ahmad Yulden Erwin yang di Situs Sastra Panorama Indonesia itulah contoh antologi puisi cyber. Contoh lain untuk antologi puisi cyber adalah puisi-puisi karya Ani Sekarningsih, Sutan Iwan Soekri Munaf, Rukmi Wisnu, Budi P. Hatees, Wina Juliet Vennin, Samsul Bahri, dan lain-lain yang ada dalam antologi puisi di situs Cybersastra.net. Jadi, hingga kini, belum ada antologi puisi cyber berjudul Graffiti Gratitude. Jika kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) dimasukkan ke internet, barulah kita punya antologi puisi cyber berjudul Graffiti Gratitude.***
*) Peminat sastra, tinggal di Malang, Jawa Timur
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Khoirul Anam
A Qorib Hidayatullah
A Rodhi Murtadho
A. Yusrianto Elga
A. Zakky Zulhazmi
A.S. Laksana
Aang Fatihul Islam
Aba Mardjani
Abd. Mun’im
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Gaffar Ruskhan
Abdul Hadi W. M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Muis
Abdul Wachid BS
Abdullah Khusairi
Abidah El Khalieqy
Abimardha Kurniawan
Abroorza A. Yusra
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Achmad Farid Tuasikal
Adek Alwi
Adi Marsiela
Adian Husaini
Adib Muttaqin Asfar
Adji Subela
Afandi Sido
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Ageng Wuri R. A.
Ags. Arya Dipayana
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Bing
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Agus Wibowo
Agus Wirawan
Agusri Junaidi
AH J Khuzaini
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahm Soleh
Ahmad Asyhar
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fuadi
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad Rofiq
Ahmad Suhendra
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Al Azhar Riau
Al-Fairish
Alex R. Nainggolan
Alexander G.B.
Alfian Zainal
Aliansyah
Alimuddin
Almania Rohmah
Alunk Estohank
Amien Kamil
Amien Wangsitalaja
Anata Siregar
Andi Sutisno
Andy Riza Hidayat
Anies Baswedan
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anis Faridatur Rofiah
Anjrah Lelono Broto
Anna Subekti
Anton Kurnia
Ari Hidayat
Ari Kristianawati
Arie MP Tamba
Arief Junianto
Aris Kurniawan
Arti Bumi Intaran
Arul Arista
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Atiqurrahman
Awalludin GD Mualif
Ayu Purwaningsih
Babe Derwan
Bakdi Soemanto
Balada
Bale Aksara
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bayu Dwi Mardana
Bellanissa Zoditama
Beni Setia
Benny Arnas
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Bokor Hutasuhut
Brunel University London
BSW Adjikoesoemo
Budaya
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Budiawan Dwi Santoso
Bur Rasuanto
Burhanuddin Bella
Bustan Basir Maras
Catatan
Catullus
CB. Ismulyadi
Cerbung
Cerita Rakyat
Cerpen
Chavchay Syaifullah
Cikie Wahab
Cunong Nunuk Suraja
D Zawawi Imron
Dad Murniah
Dadang Ari Murtono
Dahlia Rasyad
Damhuri Muhammad
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darman Djamaluddin
Darman Moenir
Dasman Djamaluddin
David Krisna Alka
Dea Anugrah
Dedy Tri Riyadi
Denny JA
Denny Mizhar
Desi Sommalia Gustina
Dewi Anggraeni
Dharma Setyawan
Dian Hartati
Didi Arsandi
Dina Oktaviani
Dipo Handoko
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Doddi Ahmad Fauji
Doddy Hidayatullah
Dodi Chandra
Dodiek Adyttya Dwiwanto
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
Dwi Pranoto
Dwicipta
Edy A Effendi
Edy Firmansyah
Eka Budianta
Eka Fendri Putra
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Ellyzan Katan
Elnisya Mahendra
Emha Ainun Nadjib
Endah Imawati
Eni Suryanti
Eny Rose
Eriyandi Budiman
Eriyanti
Erwin Edhi Prasetya
Erwin Setia
Esai
Evan Ys
Evi Idawati
F Rahardi
Fadly Rahman
Fahrudin Nasrulloh
Faizah Sirajuddin
Faizal Syahreza
Fajar Alayubi
Fakhrunnas M.A. Jabbar
Fanny Chotimah
Fariz al-Nizar
Fariz Alneizar
Faruk HT
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Fathurrahman Karyadi
Fatimah Wahyu Sundari
Fauzan Santa
Fazabinal Alim
Festival Sastra Gresik
Fikri MS
Fiksi Mini
Fransisca Dewi Ria Utari
Franz Kafka
Fuad Anshori
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gendhotwukir
Gendut Riyanto
Gerson Poyk
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gregorio Lopez y’ Fuentes
Gugun El-Guyanie
Gunawan Budi Susanto
Gus Noy
H.H. Tokoro
Hadi Napster
Hamberan Syahbana
Hamdy Salad
Hamsad Rangkuti
Han Gagas
Hang Kafrawi
Hani Pudjiarti
Hanna Fransisca
Hardi Hamzah
Hardjono WS
Haris del Hakim
Haris Priyatna
Harris Maulana
Hary B. Kori'un
Hasan Al Banna
Hasan Junus
Hasbullah Said
Hasnan Bachtiar
HE. Benyamine
Heidi Arbuckle
Helmi Y Haska
Helvy Tiana Rosa
Hendra Junaedi
Hendri Nova
Herdoni Syafriansyah
Heri Kurniawan
Heri Latief
Heri Ruslan
Herman RN
Hermawan Aksan
Hermien Y. Kleden
Herry Lamongan
Holy Adib
Humaidiy AS
Husni Anshori
I Nyoman Darma Putra
I Nyoman Tingkat
I Wayan Artika
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Ignas Kleden
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan Kelana
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Isma Swastiningrum
Ismi Wahid
Iwan Gardono Sujatmiko
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.S. Badudu
Janoary M Wibowo
Javed Paul Syatha
JILFest 2008
JJ. Kusni
Jodhi Yudono
Joko Novianto Bp
Joko Pinurbo
Jones Gultom
Jual Buku Paket Hemat
Jusuf AN
Kadek Suartaya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Kenedi Nurhan
Khaerudin Kurniawan
Khaerul Anwar
Ki Sugito Ha Es
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Korrie Layun Rampan
Kritik Sastra
Kunthi Hastorini
Kuntowijoyo
Kurie Suditomo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswinarto
La Ode Rabbani
Lathifa Akmaliyah
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Leon Agusta
Lily Siti Multatuliana
Lily Yulianti Farid
Lina Kelana
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lugiena Dé
M Fadjroel Rachman
M Farid W Makkulau
M Syakir
M. Dawam Rahardjo
M. Faizi
M. Mustafied
M. Raudah Jambak
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.Th. Krishdiana Putri
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maklumat Sastra Profetik
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mangun Kuncoro
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria D. Andriana
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Maryati
Marzuzak SY
Mashuri
Maulana Syamsuri
Media: Crayon on Paper
Mega Vristian
MG. Sungatno
Misbahus Surur
Mofik el-abrar
Moh. Amir Sutaarga
Moh. Ghufron Cholid
Mohammad Hatta
Mohammad Kh. Azad
Mohammad Takdir Ilahi
Much. Khoiri
Muhamad Taslim Dalma
Muhammad Rain
Muhammad Subhan
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mulyawan Karim
Musa Ismail
Musfi Efrizal
Mustafa Ismail
Mustofa W Hasyim
N Teguh Prasetyo
N. Mursidi
Nadhi Kiara Zifen
Nana Riskhi Susanti
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nasrulloh Habibi
Neva Tuhella
Nietzsche
Nirwan Dewanto
Nizar Qabbani
Noor H. Dee
Nova Christina
Novelet
Nunung Nurdiah
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurman Hartono
Nuryana Asmaudi
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Oky Sanjaya
Oyos Saroso HN
P Ari Subagyo
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
Panji Satrio
PDS H.B. Jassin
Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga
Pipiet Senja
Pramoedya Ananta Toer
Pringadi AS
Pringgo HR
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Purnawan Andra
PUstaka puJAngga
Putu Fajar Arcana
Putu Satria Kusuma
Putu Wijaya
R Masri Sareb Putra
R. Adhi Kusumaputra
R. Timur Budi Raja
R.N. Bayu Aji
Radhar Panca Dahana
Ragdi F. Daye
Rahmi Hattani
Raja Ali Haji
Raju Febrian
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ramon Magsaysay
Ramses Ohee
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Resensi
Ressa Novita
Ressa Sagitariana Putri
Ria Ristiana Dewi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Rida K Liamsi
Rifka Sibarani
Rilda A. Oe. Taneko
Rilda A.Oe. Taneko
Rimbun Natamarga
Rinto Andriono
Risang Anom Pujayanto
Rita Zahara
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rohman Budijanto
Rukardi
S Yoga
S. Jai
S. Takdir Alisyahbana
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Sajak
Sajak Sebatang Lisong
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman S. Yoga
Salyaputra
Samson Rambah Pasir
Samsudin Adlawi
Sanie B. Kuncoro
Santy Novaria
Sapardi Djoko Damono
Sarabunis Mubarok
Sartika Dian Nuraini
Sasti Gotama
Sastra Nusantara
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Poltak Tambunan
Saut Situmorang
Sekolah Literasi Gratis (SLG)
Selasih
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sindu Putra
Siska Afriani
Siti Sa’adah
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Slamet Samsoerizal
Sobih Adnan
Sofyan RH. Zaid
Solihin
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sony Wibisono
Sosiawan Leak
Sri Wintala Achmad
Sri Wulan Rujiati Mulyadi
Stevani Elisabeth
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudarmoko
Sudirman HN
Suhadi Mukhan
Suharsono
Sukar
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Sunudyantoro
Supriyadi
Suriani
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutan Iwan Soekri Munaf
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Syahruddin El-Fikri
Syaripudin Zuhri
Syifa Aulia
Syu’bah Asa
T.A. Sakti
Tammalele
Tan Lioe Ie
Tasyriq Hifzhillah
Taufik Abdullah
Taufik Effendi Aria
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Wr. Hidayat
TE. Priyono
Teguh Winarsho AS
Tenas Effendy
Tengsoe Tjahjono
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tias Tatanka
Tito Sianipar
Tjahjono EP
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Tjut Zakiyah Anshari
Topik Mulyana
Tosa Poetra
Tri Harun Syafii
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umbu Landu Paranggi
Umi Kulsum
Uniawati
Universitas Indonesia
Usman Arrumy
Usman D.Ganggang
Utada Kamaru
UU Hamidy
Viddy AD Daery
W.S. Rendra
Wa Ode Wulan Ratna
Wahib Muthalib
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wardjito Soeharso
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Wicaksono
Widodo DS
Wina Karnie
Wisran Hadi
Wong Wing King
Yan Maniani
Yanti Mulatsih
Yanuar Arifin
Yasser Arafat
Yaumu Roikha
Yetti A. KA
Yohanes Padmo Adi Nugroho
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhi Ms
Yudhistira ANM Massardi
Yulianna
Yurnaldi
Yusi A. Pareanom
Yusi Avianto Pareanom
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yuyun Ifa Naliah
Zaim Rofiqi
Zainal Arifin Thoha
Zakki Amali
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zelfeni Wimra
Zuarman Ahmad
Zulfikar Akbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar