Minggu, 03 Oktober 2010

”Graffiti Gratitude”, Antologi Puisi ”Cyber”?

Kuswinarto*
http://www.sinarharapan.co.id/

Terbitnya buku Graffiti Gratitude (cetakan pertama: April 2001) atas kerja sama Yayasan Multimedia Sastra (YMS) dengan Penerbit Angkasa, Bandung, membawa perdebatan baru seputar peristilahan dalam bidang sastra Indonesia. Terbitnya buku bersampul ungu itu dibarengi dengan munculnya beberapa istilah baru, seperti ”puisi cyber”, ”penyair cyber”, ”sastra cyber”, dan ”sastrawan cyber” (dengan berbagai variasi penulisannya) yang membuat sementara orang bertanya-tanya merujuk ke mana istilah-istilah baru itu.

Istilah baru yang juga muncul adalah istilah ”antologi puisi cyber”. Buku Graffiti Gratitude itulah yang dimaksud sebagai antologi puisi cyber karena jelas-jelas di sampul depan buku itu ditulis ”Sebuah Antologi Puisi Cyber”. Dan seperti hendak meyakinkan bahwa yang tertulis di sampul muka itu sudah benar alias tidak salah tulis, Penyair Medy Loekito dalam ”Sepatah Kata”-nya di buku itu, menegaskan kembali bahwa buku Graffiti Gratitude adalah antologi puisi cyber. Saut Situmorang dalam esainya ”Tergantung pada Kata Hati Saja Quo Vadis Kritik Sastra Indonesia” (Kompas, 1 Juli 2001), juga tak ragu menyebut Graffiti Gratitude sebagai antologi puisi cyber/internet.

Sebagaimana yang dapat diketahui dari ”Sepatah Kata” Medy Loekito, puisi-puisi dalam antologi puisi cyber Graffiti Gratitude bersumber dari anggota milis ”penyair”, ”sastera-malaysia”, ”puisikita”, dan ”gedongpuisi”. Puisi-puisi itu pernah dipublikasikan melalui media internet. Sehubungan dengan ini, Ahmadun Yosi Herfanda dalam esai ”Puisi Siber, Genre atau ‘Tong Sampah’” (Republika, 29 April 2001), antara lain, mempertanyakan ”…apakah puisi-puisi yang diambil dari media siber dan diterbitkan dalam media cetak (buku) masih dapat disebut sebagai puisi siber; atau sebaliknya, apakah puisi-puisi yang berasal dari media cetak kemudian diubah jadi teks elektronik (e-text) dan dimasukkan ke media siber lantas dapat disebut sebagai puisi siber?”

Dan pertanyaan Ahmadun ini membuat saya bertanya, apakah kumpulan puisi Graffiti Gratitude (2001) yang bermaterikan puisi-puisi yang pernah dipublikasikan melalui media internet itu dapat disebut sebagai antologi puisi cyber?

Munculnya istilah baru ”puisi cyber” mengisyaratkan adanya puisi yang bukan puisi cyber, katakanlah ”puisi media cetak”. Demikian juga halnya, munculnya istilah baru ”antologi puisi cyber” mengisyaratkan adanya antologi puisi yang bukan antologi puisi cyber, sebut saja ”antologi puisi media cetak”. Kumpulan puisi mana yang dapat ditunjuk secara jelas sebagai antologi puisi cyber? Kumpulan puisi mana yang dapat ditunjuk secara jelas sebagai antologi puisi yang bukan cyber alias antologi puisi media cetak? Benarkah Graffiti Gratitude (2001) itu antologi puisi cyber?

Saya yakin, pegiat sastra cyber maupun yang bukan, dapat membenarkan jika saya mengatakan bahwa kumpulan puisi Arsitektur Hujan karya Afrizal Malna (Bentang Budaya, 1995), misalnya, atau kumpulan puisi Nostalgi = Transendensi karya Toeti Heraty (Grasindo, 1995) itu tidak termasuk antologi puisi cyber. Saya yakin banyak yang membenarkan jika kedua kumpulan puisi itu saya sebut antologi puisi media cetak. Demikian juga jika saya katakan bahwa kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok karya Ahmad Yulden Erwin yang dapat dibaca di Situs Sastra Panorama Indonesia, merupakan salah satu contoh antologi puisi cyber, meskipun kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok itu sebelum muncul di Panorama Indonesia sudah terbit sebagai buku (=antologi puisi media cetak). Kalau banyak yang tak sependapat dengan itu, paling tidak, penyair dan esais Saut Situmorang, dapat membenarkan bahwa kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok yang di situs Panorama Indonesia itu merupakan salah satu contoh antologi puisi cyber.

Dalam makalahnya berjudul ”Sastrawan Cyber Mendobrak Hegemoni” yang disampaikan pada diskusi ”Sastra dan Generasi Cyber” di Sahid Jaya Hotel Jakarta, 9 Mei 2001, Saut Situmorang, antara lain, menulis: ”Puisi-puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet adalah juga puisi cyber.” Apa yang dikemukakan Saut Situmorang ini menjawab pertanyaan Ahmadun Yosi Herfanda, ”Apakah puisi-puisi yang berasal dari media cetak kemudian diubah jadi teks elektronik (e-text) dan dimasukkan ke media siber lantas dapat disebut sebagai puisi siber?”

Kalau puisi-puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet oleh Saut Situmorang juga disebut puisi cyber, kumpulan puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet—mengikuti pendapat Saut—disebut juga antologi puisi cyber. Dengan demikian, kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok yang di situs Panorama Indonesia itu merupakan salah satu contoh antologi puisi cyber.

Kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) berbeda dan bahkan berkebalikan dengan kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok. Jika kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet (di situs Panorama Indonesia), puisi-puisi dalam Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) justru berasal dari media internet dan diumumkan kembali di media cetak. Saya menggarisbawahi apa yang dikemukakan Saut Situmorang: ”… puisi cyber adalah genre puisi yang diumumkan dalam dunia cyber. Ini jugalah ‘makna’ atau ‘definisi’ dari istilah ‘puisi cyber’ yang dipakai antologi Graffiti Gratitude.” Dengan demikian, puisi-puisi dalam Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) bukanlah puisi-puisi cyber, melainkan puisi-puisi media cetak. Karena itu, kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) itu bukanlah antologi puisi cyber, melainkan antologi puisi media cetak, meskipun di sampul muka buku itu jelas-jelas ditulis ”Sebuah Antologi Puisi Cyber”.

Berdasarkan ”makna” atau ”definisi” dari istilah ”puisi cyber” yang dipakai antologi Graffiti Gratitude, sebagaimana yang dikemukakan oleh Saut Situmorang, dapat dikatakan bahwa sajak Memandang Senja karya Nanang Suryadi benarlah jika dikatakan termasuk puisi cyber, dengan catatan jika yang ditunjuk adalah sajak itu yang di internet. Sajak Memandang Senja karya Nanang Suryadi yang terdapat di buku Graffiti Gratitude jelas bukan puisi cyber karena puisi itu berada di luar definisi puisi cyber.

Bahwa puisi-puisi dalam kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) bukan puisi cyber dan kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) bukan antologi puisi cyber, hal ini semakin tampak jika pernyataan Saut Situmorang yang ”puisi-puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media Internet adalah juga puisi cyber” tersebut disandingkan dengan ”tandingannya”, yakni ”puisi-puisi yang berasal dari media internet dan diumumkan kembali di media cetak adalah bukan puisi cyber” dan jika pernyataan saya ”kumpulan puisi yang berasal dari media cetak dan diumumkan kembali di media internet disebut juga antologi puisi cyber” yang saya buat berdasarkan pernyataan Saut, disandingkan dengan ”tandingannya, yakni ”kumpulan puisi yang berasal dari media internet dan diumumkan kembali di media cetak adalah bukan antologi puisi cyber.”

Nah, puisi-puisi dalam Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001), dengan demikian, bukan puisi-puisi cyber lagi karena diumumkan kembali di media yang bukan internet. Dan, karena memuat puisi-puisi yang bukan puisi-puisi cyber, kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) menjadi sulit dikatakan sebagai antologi puisi cyber.

Di samping itu, senyatanya, kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) memang tidak berbeda dengan Arsitektur Hujan karya Afrizal Malna (Bentang Budaya, 1995) dan Nostalgi = Transendensi karya Toeti Heraty (Grasindo, 1995) yang tidak termasuk antologi puisi cyber. Antara Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) dan Arsitektur Hujan karya Afrizal Malna (Bentang Budaya, 1995) atau Nostalgi = Transendensi karya Toeti Heraty (Grasindo, 1995) hanya berbeda sumbernya saja. Puisi-puisi dalam antologi puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) diambil dari internet, sedangkan puisi-puisi dalam dua kumpulan yang lain itu tidak dari internet.

Lantas, mana yang termasuk antologi puisi cyber? Mengikuti pendapat Saut Situmorang, jelas kumpulan puisi Meditasi dengan Sebatang Rokok karya Ahmad Yulden Erwin yang di Situs Sastra Panorama Indonesia itulah contoh antologi puisi cyber. Contoh lain untuk antologi puisi cyber adalah puisi-puisi karya Ani Sekarningsih, Sutan Iwan Soekri Munaf, Rukmi Wisnu, Budi P. Hatees, Wina Juliet Vennin, Samsul Bahri, dan lain-lain yang ada dalam antologi puisi di situs Cybersastra.net. Jadi, hingga kini, belum ada antologi puisi cyber berjudul Graffiti Gratitude. Jika kumpulan puisi Graffiti Gratitude (Angkasa, 2001) dimasukkan ke internet, barulah kita punya antologi puisi cyber berjudul Graffiti Gratitude.***

*) Peminat sastra, tinggal di Malang, Jawa Timur

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar