Senin, 27 September 2010

Merandai Kata, Musik, dan Rupa

Kurie Suditomo
http://majalah.tempointeraktif.com/

KOPER tua itu ditemukan di kamar ayahnya yang baru wafat. Di dalamnya ada selembar pasfoto. Kecil, buram, hanya menampakkan raut wajah perempuan muda, tapi kuyu. Ia kemudian memaksa membangun kontak dengan sepasang mata yang tampak di wajah itu. “Mata itu, mata Solo. Mata nenekku,” kata penyair Belanda Reggie Baay. Ada selembar surat di koper itu, yang mengutip nama sang nenek, singkat: Muinah, asal Solo-Jengkilung.

Kakek Reggie seorang Belanda totok. Semasa bertugas di Hindia Belanda, ia mengambil seorang perempuan muda menjadi gundiknya. Seorang anak lelaki lahir dari hubungan mereka. Kemudian kakeknya kembali ke Belanda. Si anak lelaki, berusia lima tahun, menurut hukum yang berlaku, dibawa serta. Surat itu adalah bukti penyerahan si anak dari ibunya kepada sang ayah. Tali kasih yang diputus, selama-lamanya.

Pasfoto dan surat itu menjadi inspirasi buku kumpulan cerpen De ogen van Solo (Mata Solo) karya Reggie, sang cucu, pada 2005. Isinya kisah-kisah migrasi dan ketercerabutan anak-anak Indo-Belanda yang dibawa paksa. Salah satunya dibacakan Reggie pada malam pertama Bienal Sastra Utan Kayu di Teater Salihara, Jakarta Selatan, 21 Oktober silam.

Perjumpaan hangat Reggie dan 30 sastrawan dalam dan luar negeri menerjemahkan tema Bienal kali ini, yakni merandai yang diartikan berpindah dari satu tempat ke tempat lain pada bidang setara. Tak berhenti dalam puisi, merandai dalam hal ini juga perpindahan dari disiplin seni yang berbeda, dari sastra, rupa, dan musik. Pada saat yang sama Bienal juga menggelar pameran seni rupa: lukisan, patung, dan instalasi yang berangkat dari puisi yang dibacakan.

Selama empat hari mereka silih berganti membawakan puisi dan cerpen dalam bahasa masing-masing: Belanda, Italia, Korea, dan Indonesia. Saat tampil, sebuah layar di belakang mereka menayangkan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Setelah membacakan puisi, para penyair berdiskusi. Sesungguhnya keempat diskusi itu menarik, meski singkat dan lamban karena pemandu harus bolak-balik menerjemahkan.

Reggie menikmati ketika, dalam bienal, sejarah versi Belandanya bersanding dengan sejarah kolonial versi penyair Tanah Air. Penyair Iksaka Banu menyuguhkan Mawar di Kanal Macan, tentang perselingkuhan di era kolonial yang dihukum cambuk dan gantung. Penyair A.S. Laksana menyodorkan Bagaimana Murjangkung Mendirikan Kota dan Mati Sakit Perut, berisi cerita tentang asal-muasal Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen membangun Batavia. Penyair Indonesia dan penyair Belanda, menurut Reggie, berbagi banyak kesamaan. Reggie mengutip Sulak, panggilan akrab A.S. Laksana, yang menyebut “raksasa berwajah bayi”. “Itu metafor serupa yang pernah dipakai penyair Belanda, wajah merah, hidung merah,” dia tertawa.

Eksplorasi terhadap sejarah pribadi juga dilakukan yang lain. Seperti Dacia Maraini, feminis Italia yang membacakan cerpen The Ship for Kobe. Inilah kisah perjalanan keluarganya yang naik kapal ribuan kilometer dari Italia menuju Jepang, menghindari pemerintahan fasis Mussolini pada 1938. Dacia baru berusia satu tahun saat itu. Juga Bernice Chauly, penyair Malaysia yang satu dari tiga puisinya menyitir memoar yang tengah ia kerjakan. Bernice besar dalam keluarga yang plural, ibunya Tionghoa dan ayahnya Punjabi. Ia sendiri menulis dalam bahasa Melayu dan Inggris. “Kami penyair mengerti satu sama lain, kami bicara bahasa universal,” kata Bernice.

Dari Tanah Air, berderet nama penyair seperti Sapardi Djoko Damono, Triyanto Triwikromo, Agus R. Sarjono, Ahda Imran, Handry T.M., Gus tf Sakai, Yanusa Nugroho, dan Lily Yulianti Farid. Karya merekalah yang diberikan kepada perupa dan dimanifestasi dalam seni rupa. Wahyudin, kurator pameran, mengatakan para perupa sila memaknai puisi dengan bebas. Menyitir Sapardi, mereka boleh ikut dalam permainan atau melemparkannya saja.

Sapardi membacakan sajak Bayangkan Seandainya yang diambil dari buku puisinya yang terbaru, Kolam. Perupa Faisal Habibi telah menerjemahkannya dalam karya Hybridize: Table Mirror 2009. Tentu saja Wahyudin tidak mengkritik interpretasi Habibi. Namun ia menulis seperti cemas: “Bentuk ini semoga saja tidak membekukan gambar bergerak dalam benak dan menyurutkan kekuatan gaib kata-kata dalam puisinya itu.”

Penyair Australia, Jan Cornall, kagum terhadap Reggie yang disebutnya seperti tokoh Minke yang melangkah keluar dari novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Namun Jan dan penyair Korea, Moon Chung-hee, sama-sama menyebut nama penyair muda Makassar, M. Aan Mansyur, sebagai penyair muda potensial yang mereka sukai. Aan, 28 tahun, yang tampil dengan sweatshirt abu-abu bertulisan “Batman”, mengatakan ia mesti menulis dengan kata-kata yang jernih agar sang ibunda, yang tak lulus sekolah menengah, bisa paham. Seperti penutup pada sajak Pagi Ini:

Pagi ini aku memutuskan pura-pura jadi orang gila dan tidur di trotoar.
Aku biarkan kepalaku diinjak-injak pejalan kaki yang ringan bagai topi.
Aku biarkan kepalaku pecah bagai telur yang hendak dibuat jadi omelet. Aku biarkan peristiwa-peristiwa meleleh ke jalan dan melengket pada sol sepatu orang-orang. Aku terpingkal-pingkal agar sekalian bisa buang air.

l l l

Paruh kedua acara, pukul 9 hingga tengah malam, diisi dengan poetry slam. Terjemahannya, bantingan puisi: setiap orang yang ingin membacakan puisinya tinggal mendaftar dan berlaga, juri akan memilih yang terbaik. Dari ruang teater blackbox di lantai dasar, para pengunjung pun pindah ke atap. Di tempat terbuka seluas sekitar setengah lapangan bola itu seperangkat pengeras suara telah disiapkan. Pisang goreng, wedang ronde, dan tahu isi tersedia. Sebagian duduk di kursi, sebagian lain duduk di bangku batu yang mengelilingi area. Asap rokok mengepul ke langit mendung.

Ada empat band berbeda setiap malamnya. Mereka mengisi jeda antara pembacaan puisi dan musik yang berangkat dari karya penyair. Seperti band pada malam pertama, Tika and The Dissidents, yang menginterpretasi karya Iyut Fitra, penyair asal Payakumbuh. Setelah 5-6 penyair tampil, yang menang adalah seorang guru bahasa Italia di Istituto Italiano di Cultura, Jakarta. Qissera el Thirfiarani, 26 tahun, sang guru itu, tampil renyah dengan puisi Aldo Pallazeschi, La Fontana Malata. Meski tak bisa dimengerti, bunyi dan irama yang diucapkan Qissera terdengar lantang, segar, dengan sesekali berdesah. Qissera tertawa menanggapinya. “Itu tentang air mancur yang batuk-batuk, sakit,” katanya. Tiga malam berikutnya, mereka yang menang adalah para penyair muda yang sederhana tapi bersemangat.

Sebuah insiden kecil terjadi. Seorang penyair yang dipanggil namanya menyambar pengeras suara. Ia memegang pinggang celananya dan berguncang-guncang. “K***** adalah alat penyambung kehidupan!” teriaknya, tanpa teks. Ini masih disusul dengan celotehan lain yang serupa. Tak ada yang mencemooh, tapi tak ada pula yang bersorak. Seolah-olah mereka yang hadir mendadak jengah dan salah tingkah. Syukurlah, malam-malam berikutnya tak ada lagi yang begitu. “Cuma itu yang bisa dia tawarkan,” seorang penyair senior berbisik.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar