Kamis, 05 Agustus 2010

Sepuluh Novel Terbongkar-bangkir

Kurniawan
http://majalah.tempointeraktif.com/

SEBAGAI Kepala Subbidang Informasi dan Publikasi Pusat Bahasa, ruang kerja Dad Murniah terkesan sesak. Dengan luas sekitar 2 x 3 meter, ruang itu diisi dua rak penuh buku dan seperangkat komputer. Meja kerjanya pun dihiasi tumpukan kertas dan buku.

Dari ruang itulah lahir semua buku terbitan Pusat Bahasa, termasuk sepuluh novel karya para sastrawan yang diluncurkan pada akhir Oktober lalu. Buku-buku itu adalah Arjunawijaya karya Hamsad Rangkuti, Lubdaka yang Berkelebat karya Yanusa Nugroho, Kundangdya karya Oka Rusmini, Gandamayu: Cerita Perempuan Terkutuk karya Putu Fajar Arcana, Kisah Tuhu dari Tanah Melayu karya Abidah el-Khalieqy, Mengasapi Rembulan karya Agus R. Sarjono, Kakawin Gajah Mada karya Kurnia Effendi, Mundinglaya Dikusumah karya Gola Gong, Rara Beruk karya Suyono Suyatno, dan Janji yang Teringkari karya Imam Budi Utomo.

Sepuluh novel itu bagian dari proyek Pusat Bahasa untuk menghidupkan lagi cerita-cerita lama dari berbagai pelosok Nusantara agar dikenal oleh para pelajar masa kini. “Tujuannya agar cerita itu dapat menambah wawasan anak sekolah dasar tentang kebaikan dan muatan lokal di daerah itu, misalnya peribahasa setempat,” kata Dad.

Lubdaka yang Berkelebat, misalkan, diangkat dari Kakawin Siwaratrikalpa karya Mpu Tanakung; Kundangdya dipungut dari Kidung Kundangdya yang diterjemahkan I Ketut Nuarca; Gandamayu diangkat dari kisah klasik Bali, Gaguritan Sudamala; dan Kisah Tuhu dari Tanah Melayu disadur bebas dari kitab Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji. Mengasapi Rembulan disadur dari Sawerigading, cerita rakyat Sulawesi Selatan di kitab La Galigo; Kakawin Gajah Mada diceritakan kembali dari naskah berjudul sama karya Ida Cokorda Ngurah; dan Janji yang Teringkari mengangkat Tor Sibual-buali, salah satu cerita rakyat Tapanuli yang dikumpulkan Hasjmi Dalimunthe dalam Dolok Hela.

Proyek buku ini dimulai pada 1980-an. Menurut Dad, program ini lahir dari menumpuknya naskah cerita rakyat hasil penelitian dan pendokumentasian para peneliti dari 22 kantor dan balai bahasa di berbagai provinsi. “Bila naskah yang terkumpul itu tidak disampaikan ke masyarakat, ia akan hilang,” kata peneliti bahasa yang pernah memimpin Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara itu.

Pusat Bahasa lantas menggelar sayembara dengan mengundang karyawannya yang mencapai 300 orang untuk menulis kembali cerita itu. “Misalkan, Babad Pacitan. Babad itu tidak diambil seluruhnya, mungkin hanya sebagian kecil, dan diceritakan kembali,” kata Dad.

Naskah mereka kemudian dikumpulkan dan dinilai oleh suatu tim, anggotanya termasuk Sapardi Djoko Damono dan Riris K. Toha-Sarumpaet. Karya yang terpilih kemudian diterbitkan dan penulisnya mendapat honor Rp 1-1,5 juta. Pada 2006, ada kenaikan anggaran dan honornya menjadi Rp 2,5 juta. Naskah itu dicetak 500-1.000 eksemplar dan dibagi-bagikan ke semua perpustakaan daerah dan sekolah secara bergiliran.

Setiap tahun, lembaga yang mengurusi bahasa dan sastra Indonesia itu menerbitkan sepuluh judul buku cerita untuk sekolah dasar dan sepuluh judul untuk sekolah menengah pertama. Tebalnya 50-100 halaman dan ditulis dalam bahasa yang sederhana. Beberapa judul buku itu adalah Satria Pamungkas Majapahit: Cerita Rakyat Jawa Timur (2007) karya Imam Budi Utomo, yang disadur secara bebas dari cerita karya Tony Ismoyo yang dicuplik dari Babad Pacitan dan dimuat di majalah berbahasa Jawa, Panjebar Semangat. Ada pula Mimpi Prau Darum Marjum (2008) karya Lustantini Septiningsih, yang disadur dari Syair Bandarsela, karya sastra lama berbahasa Lombok, dan Bung Santri Gagal (2007) karya Zaenal Hakim, yang dipungut dari Ki Santri Gagal, buku tanpa nama pengarang yang diterbitkan Balai Pustaka pada 1920-an.

Setelah hampir 20 tahun berjalan, proyek pengadaan buku itu tak menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Dari beberapa survei kecil, Dad menemukan bahwa anak-anak tak tertarik pada karya tersebut. “Mereka bete, enggak enjoy, tuh,” katanya.

Gambar sampulnya, misalnya, dibuat ala kadarnya dengan cat air dan spidol-kualitasnya sangat jauh dibanding buku dongeng yang dijajakan berbagai penerbit di toko buku. Di dalamnya banyak narasi yang tak perlu sehingga terkesan berpanjang-panjang kata saja. Bahkan, antara satu kalimat dan kalimat lainnya sering tak logis. Misalkan, pada Geliga Sakti karya Imelda, ada paragraf yang dibuka dengan kalimat, “Kampung itu bernama Kelang”, tapi pada paragraf berikutnya disebut, “Negeri Kelang diperintah oleh seorang raja”. Apakah itu berarti kerajaan tersebut hanya sebesar kampung?

Pada 2007, Dad berbincang-bincang dengan Sapardi, sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda, dan Achadiati Ikram, pemimpin Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manasa). Dalam perbincangan itu muncul gagasan menyerahkan naskah kuno tersebut ke sastrawan. Lalu para sastrawan diminta menceritakan kembali isinya dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami generasi muda dalam bentuk novel.

Menurut Dad, Sapardi bahkan berharap bila nanti mendapat tanggapan bagus dari masyarakat, novel itu dapat menjadi buku acuan di sekolah-sekolah menengah atas yang selama ini hanya mengenal roman-roman karya pengarang Angkatan Balai Pustaka, seperti Azab dan Sengsara, Siti Nurbaya, dan Salah Asuhan.

Dad ragu, karena dana Pusat Bahasa cekak, hanya Rp 50 juta untuk 20 naskah. “Kalau bayar para sastrawan profesional, honornya kan pasti tinggi,” ujarnya.

Naskah-naskah yang akan dijadikan novel lalu diseleksi di Manasa, sastrawan yang hendak menulis dengan imbalan minim pun ditentukan. “Hanya Rp 5 juta, lo, Mas. Bayangin aja,” kata Dad.

Menjaring para pengarang itu tidaklah mudah. “Ada sastrawan yang mau, ada yang tidak,” kata Ahmadun. Akhirnya terpilih sepuluh nama sastrawan. Mereka yang terpilih lalu menuliskan kembali naskah-naskah itu dalam bentuk novel 150 halaman. Novel itu, kata Ahmadun, diharapkan memenuhi beberapa syarat, seperti mutu sastra dan bahasa serta menghidupkan kembali kearifan dalam cerita lama.

Putu Fajar Arcana bercerita, ia menerima permintaan menulis ulang naskah Gaguritan Sudamala dalam tempo dua bulan pada akhir September 2007. Untuk mengejar tenggat, Putu menulis setiap hari, biasanya pagi dan malam seusai kerja. “Saya harus menulis minimal dua halaman setiap hari untuk mencapai jumlah sekitar 120 halaman dalam dua bulan,” katanya.

Kurnia Effendi mendapat penugasan itu April, tapi baru memulainya sekitar Agustus. Dia kebagian bahan berupa kakawin (puisi empat baris) tentang perjalanan hidup Gajah Mada. Dia bersedia terlibat dengan dua alasan. “Dari sisi ‘tugas’, saya mencoba memanfaatkan kepercayaan Pusat Bahasa dan ingin memberikan sumbangsih sebaik-baiknya bagi khazanah bacaan siswa. Dari sisi materi, (bahan ini) jauh berbeda dengan yang tercatat dalam sejarah,” katanya.

Dalam kakawin dia menemukan masih banyak mitos dan Majapahit hanya disebut sekali, selebihnya menggunakan nama Majalangu (pahit itu bermakna rasa, langu itu cenderung aroma tak sedap). “Dalam kakawin itu juga tak tersebut nama Tribhuana Tunggadewi sebagai bunda Hayam Wuruk. Tapi saya tetap setia dengan kakawin itu,” kata penulis kumpulan cerpen Kincir Api itu.

Setelah semua naskah itu dicetak, kritik ternyata bermunculan. Pengarang Veven Sp. Wardhana, misalkan, mencela rancangan sampul buku yang kurang menarik. Guru besar sastra Universitas Indonesia, Riris K. Toha Sarumpaet, mengecam banyaknya kesalahan ejaan. Remy Sylado, novelis dan penelaah bahasa, menilai bahasa novel-novel itu masih centang-perenang. “Padahal, baru pertama kali ini, lo, kami meluncurkan novel-novel itu,” kata Dad Murniah pada akhir November lalu.

“Kami terima naskah dari sastrawan itu sudah mepet, Desember 2007. Belum sempat kami serahkan ke Sapardi dan Ahmadun untuk dibaca kembali, sudah dikejar-kejar Bagian Rumah Tangga untuk segera diterbitkan,” Dad berkilah.

Sebagai lembaga pemerintah, pencetakan buku itu harus melalui lelang yang dilakukan pada awal Januari 2008. Dad dan stafnya kemudian buru-buru menata letak halaman buku itu dengan penyuntingan terbatas pada pemenggalan suku kata saja. Namun, ketika hendak dicetak, jumlah halamannya lebih banyak daripada yang tercantum pada perjanjian saat lelang, sehingga susunan itu dibongkar kembali untuk disesuaikan. “Karena diubah dalamnya, pemenggalannya juga terganggu. Pada akhirnya amburadul banget hasilnya, bahkan nama Gola Gong hilang dari sampul bukunya,” katanya.

Para pengarang pun kecewa. “Saya turut menyesalkan proses (tanpa) penyuntingan itu. Apa pun alasannya, ini tetap merupakan kesalahan,” kata Kurnia.

Dad menerima berbagai kritik itu sebagai masukan untuk penyempurnaan pada edisi berikutnya. “Sebetulnya buku itu kan belum sempurna. Untuk penyempurnaannya nanti, kami menunggu masukan ini,” katanya.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar