Rabu, 21 Januari 2009

Kisah Pertemuan Dua Naskah

Judul Novel : Pucuk Cinta Bougenville
Penulis : Sitta Wulandari
Penerbit : Akoer, Jakarta
Cetakan : I Oktober 2008
Tebal : 202 Halaman
Peresensi : Sungatno*
http://cawanaksara.blogspot.com/

Bersama besutan cerita Wulandari ini, pembaca akan menemukan oase emajinasi yang menakjubkan. Dengan sebuah cerita berbingkai yang dicampurkan olehnya, menjadikan novel ini lebih berwarna dan membuai pembaca. Kita akan diajak memasuki dimensi-dimensi kehidupan waktu dan tempat yang berbeda. Namun, belum sampai kita terlalu tenggelam, dengan gesit Wulandari segera menggulung emajinasi pembaca dan mengembalikannya dalam cerita pertama.

Selanjutnya, cerita diarahkan kembali pada kelanjutan cerita yang berbeda dan digulung hingga kesekian kalinya untuk menjemput cerita yang pertama. Lebih asyik, fluktuasi cerita diiringi bahasa yang renyah, unik dan kocak serta dipadu dengan diskripsi khazanah budaya masyarakat desa pegunungan hingga muncul suatu kesan yang mengharukan.

Adalah Aura Meydiana Supit, sebuah nama yang dijadikan pemeran utama dalam novel ini. Semenjak kecil, Aura hanya sempat bertemu satu kali dengan kakek-neneknya. Ketika hendak berangkat ke Bali bersama beberapa rekannya untuk mengikuti suatu acara, ibunya mengingatkan bahwa Aura memiliki kakek- nenek yang tinggal disebuah pegunungan Trenggalek.

Dalam perjalanan, Aura berada dalam satu mobil bersama Mike. Memasuki kota Solo, mereka terjebak dalam kemacetan lalulintas yang cukup panjang. Akhirnya mereka mengambil jalur jurusan Madiun. Sialnya, macet terulang kembali. Mengetahui hal itu, Mike mengajak rekan-rekannya melalui jalan alternatif yang menyusuri jalan-ajalan pegunungan. Namun, belum sampai keluar dari kawasan pegunungan, perjalanan mereka kembali terganggu. Ban mobil yang ditumpangi Mike dan Aura tiba-tiba bocor. Dari sinilah Wulandari mengajak pembaca untuk mengalihkan perhatian pada tujuan Aura dan rekan-rekannya menuju Pulau Dewata.

Dengan segera, Mike yang dibantu Tristan dan rekan yang lain mengganti ban dengan ban cadangan. Aura yang sejak memasuki perjalanan di pegunungan terbuai dengan keindahan panorama alam yang ada, tanpa sepengetahuan rekan yang lain, berjalan-jalan sendirian. Langkahnya pun terhenti didepan rumah tua yang dihalaman depannya dipenuhi dengan indahnya bougenville. Tanpa sadar, Aura mendekati banyaknya bougenville yang mengayomi rumah itu. Sedangkan rekan-rekannya, baru sadar kalau Aura tidak bersama mereka setelah mobil siap untuk digunakan kembali. Mike dan rekan yang lain pun menjadi kebingungan dan mencari-cari Aura.

Sementara, Aura yang sedang terpesona dengan bougenville yang rindang dan mengayomi rumah, akhirnya dipergoki oleh sang pembantu. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya, Aura diizinkan untuk menikmati keinginannya. Sambil bercakap-cakap dan mengitari taman, Aura pun mengenalkan diri. Sungguh terkejut, setelah kenal, ternyata rumah itu adalah rumah kakek neneknya yang pernah diceritakan sang ibunya. Aura pun dipertemukan dengan neneknya, Catherine, oleh si pembantu.

Sungguh bahagia ketika Catherine dipertemukan dengan Aura yang telah sekian lama tidak dipeluk oleh sang nenek. Tidak hanya menikmati keindahan bougenville yang ada, Aura juga dijamu dengan jajanan khas desa serta dipersilahkan melihat-lihat koleksi almarhum kakeknya, Nugroho Sastrodarsono. Sastrodarsono adalah seorang sastrawan yang lumayan terkenal di masanya. Anehnya, diantara barang-barang kenangan yang ada, hanya naskah sastra yang berjudul Bougenville karya kakeknya yang menjadikan Aura terpesona. Mengingat bahwa kedatangannya bersama rekan yang lain, Aura segera menghubungi salah satu rekannya dan mengajak mereka untuk mampir ke rumah nenek Catherine.

Sayang, setelah bertemu dengan rekan-rekannya, Aura menjadi berubah pikiran. Ia hendak menunda keberangkatanya ke Bali bersama rekannya. Aura lebih memilih untuk bertempat di rumah Catherine dan menikmati kerinduan sekaligus peninggalan-peninggalan Sastrodarsono. Meski dengan berat hati, akhirnya rekan-rekan Aura mengabulkan permintaannya.

Aura semakin terpukau dengan cerita Catherine bahwa naskah itulah yang mempertemukan cinta antara Catherine dengan Sastrodarsono. Dikisahkan, sewaktu membuat naskah Bougenville, Sastrodarsono bertabrakan dengan Catherine yang kebetulan sama-sama membuat cerita yang judulnya sama. Sejak peristiwa itulah yang kemudian menjadikan keduanya berkenalan hingga menjalin hubungan cinta. Uniknya, sejak itu juga keduanya sepakat sama-sama tidak melanjutkan cerita yang diangkat dalam naskah itu.

Sembari memegang dua naskah Bougenville karya Sastrodarsono dan Catherine, Aura mengungkapkan rasa tertarik pada naskah yang belum selesai itu. Ketika ditawari Catherine untuk melanjutkan perjalanan kisah Bougenville, ia pun dengan cepat menyetujuinya. Dengan rasa gembira, Aura segera memilih salah satu Bougenville itu. Akhirnya, pilihan Aura jatuh pada Bougenville karya kakeknya.

Dengan imajinasi yang cukup tajam dan berliku, Aura menulis Bougenville yang diadaptasi dari Bougenville Sastrodarsono. Untuk menambah keleluasaannya dalam mengumbar emajinasi, Aura menulis disetiap tempat yang menurutnya mendukung kepenulisan, termasuk dipuncak bukit yang tidak jauh dari rumah kakek neneknya itu.

Selama empat hari berturut-turut, Aura selalu mendatangi tempat duduk diatas bukit yang tidak jauh dari rumah neneknya. Namun, pada hari keempat, disaat asyik menulis, tiba-tiba Aura teringat dengan keluarga di Yogyakarta. Ia pun memutuskan untuk turun bukit dan segera pamitan kepada neneknya untuk diberi izin pulang ke Yogyakarta untuk sementara. Dengan jalan tergesa-gesa, disaat mendekati jalan yang dilalui kendaraan umum, tiba-tiba selembar tulisan terakhir yang dipegangnya terlepas dan terbang menghampiri seorang pemuda, Briant. Tanpa tahu bahwa secarik kertas itu dikejar-kejar oleh Aura, pemuda yang sedang kehabisan ongkos untuk pulang ke Yogyakarta itu memungutnya. Melihat hal itu, dengan basa-basi dan memberanikan diri, akhirnya Aura meminta kertas itu.

Sejak saat itulah Aura mulai kenal dan tahu tentang masalah yang sedang menimpa Briant. Akhirnya, Aura mengajak Briant untuk mampir ke rumah Catherine dan berharap ada bantuan untuknya. Sesampai dirumah, tiba-tiba rekan-rekan Aura berdatangan untuk mengajak Aura pulang. Selain itu, Briant juga diajak Aura dan rekan-rekan untuk pulang bersama-sama.

Setelah berpisah dan sampai dirumah masing-masing, Aura kebingungan mencari naskah bougenville-nya yang berada dalam map merah. Setelah beberapa hari, Aura menemukan naskah Bougenville yang ditulis Briant dalam map merah sama dengan milik Aura. Naskah yang juga belum selesai itu ternyata hasil tulisan Briant sewaktu masih melanjutkan studi di Australia. Aura pun tersadar bahwa sewaktu bertemu dengan Briant, Aura melihat map merah yang sama dengan map naskah Bougenville-nya Aura. Map itu tertukar sewaktu Briant pindah dari mobil yang ditumpangi Aura dan Mike menuju mobil yang lain.

Cerita dalam novel ini belum selesai, bahkan ending dari cerita Wulandari ini seakan diserahkan sepenuhnya kepada pembaca. Tentang akhir dari naskah Bougenville itulah yang kemudian menyiksa pembaca dalam indahnya penasaran. Meski begitu novel ini cukup asyik untuk dinikmati sembari mengumbar imajinasi yang romantis.***

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar