Kamis, 18 Desember 2008

MENULIS DAN ASMA NADIA*

Sutejo
http://thereogpublishing.blogspot.com/

Kalau teman di Lingkar Pena Asma Nadia, ada sebuah wawancara kecil dengan Kompas, seorang penulis perempuan berbakat pernah bilang begini: "Saya tidak ingin menyia-nyiakan talenta dari Tuhan dan menjadikan menulis sebagai salah satu bentuk ibadah." Perempuan penulis itu adalah Helvy Tiana Rosa, yang saat ini dikenal sebagai penulis cerpen dan novel. Karyanya sudah dipublikasikan di majalah anak-anak sejak ia masih duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar (SD). Lebih dari itu, konon, ia sudah mulai menulis catatan harian mulai kelas satu SD.

Sedangkan Asma Nadia yang terlahir 26 Maret 1972 di Jakarta ini memiliki proses kreatif realtif dekat dengan Helvy dan yang menarik untuk disimak. Paling tidak hal itu ditunjukkan oleh kerja kepenulisannya yang begitu produktif, 30 lebih judul buku telah dilahirkannya. Lebih dari itu, tiga buku diantaranya meraih Anugerah Adikarya Ikapi, yakni (a) Kumpulan cerpen Rembulan di Mata Ibu (2002), (b) Dialog Dua Layar (2003), dan (c) novel 1001 Dating (2005). Berikut merupakan refleksi dari ungkap kreatif yang dilaporkan MataBaca (edisi September 2005:22-23).

Apa yang menarik dari proses kreatif Asma Nadia? Sebuah jejak menulis yang menarik untuk dijejaki (a) begitu mendapat ide penulis ini langsung menentukan alur, tokoh, setting, dan endingnya, (b) ketika ide belum matang (belum jelas bentuknya) dia perlu waktu untuk mengendapkan dan mungkin observasi supaya ide menemukan bentuk terbaiknya, (c) menulis itu perlu komitmen sebagaimana profesi yang lain, (d) bakat turunan ayahnya, (e) terbentuk oleh budaya menulis di keluarga, (f) kritik pedas yang terus mengalir dari suaminya, (g) anak dan suami yang mengerti akan kerja kreatifnya, (i) pentingnya alasan yang kuat dalam menulis, dan (j) pentingnya kerja keras.

Kalau karibnya, Helvy Tiana Rosa pernah mengaku bahwa awal kepenulisannya sejak SD, SMP, dan SMA untuk mencari tambahan biaya sekolah, akhirnya termotivasi untuk membagi sesuatu yang abadi dengan orang lain. Agak berbeda dengan seniornya itu, Nadia lebih diuntungkan oleh bakat yang mengalir dari ayahnya. Bakat pun, pesan A.A. Navis jika tidak didukung oleh etos yang tinggi hanya akan menyumbang kesuksesan 20 persen saja. Karena dalam pengalaman Navis, memang profesi menulis 80 persen lebih ditentukan oleh kerja keras. Di sinilah, hal pertama yang menarik dipetik dari Nadia, “Jangan mudah menyerah. Penulis harus ngotot. Ingat, bahwa keberhasilan adalah jumlah kegagalan +1,” ungkapnya. Profesi apa pun memang membutuhkan etos dan keuletan yang tinggi.

Dalam konteks akuan demikian, maka hal kedua yang menarik diambil adalah pesan Nadia yang mengingatkan bahwa prfesi menulis membutuhkan komitmen. Komitmen yang bagaimana? Tentunya, menyeluruh. Tidak heran, jika keluarga Nadia begitu komit dalam mendorongnya. Suami rajin mengritik dan menilai, anak-anaknya memahami akan profesinya, dan bahkan kultur dan aroma menulis kental di keluarganya. Bahkan, Eva Maria Putri Salsabila yang masih duduk di SD, anaknya, juga menekuni dunia kepenulisan.

Hal ini mengingatkan penulis perempuan dari Surabaya yang mirip dengan Nadia. Yati Setiawan yang bersuami seorang penulis Wawan Setiawan dan kedua anak remajanya pun aktif menulis di Nova. Budaya membaca dan menulis sudah mengakar. Meskipun tidak secemerlang Nadia, namun Yati Setiawan juga memiliki komitmen yang tidak jauh berbeda dengannya. Wuih! Jika sukses menulis itu kita impikan, maka pembudayaan baca tulis di keluarga, komitmen, dan motivasi warganya akan menjadi kunci pentingnya. Pelan-pelan, marilah kita ciptakan keluarga kita sebagai keluarga yang komit pada kedua bidang ini.

Pengalaman kreatif Nadia dalam menggauli ide itu menarik disimak. Jika sudah matang, maka tinggal tentukan plot, tokoh, setting, dan ending-nya. Tapi kalau belum, sebagaimana Ayu Utami, HU Mardiluhung, dan penulis lainnya dibutuhkanlah research. Dalam bahasa Nadia, butuh observasi dan pengendapan agar lebih matang. Masalah tuh bagaimana mengendapkannya? Memikir-mikirkan terus, mengaitkan dengan informasi dan memori kita, menggulatkan dengan pengalaman batin dan didukung observasi lapangan maupun pustaka, tentunya. Mengingat membaca dan menulis merupakan pasangan yang paling mengasyikkan maka nyaris keduanya tidak bisa dipisahkan.

Hal keempat yang tidak boleh dilupakan adalah terciptanya tradisi berguru. Pembaca, dalam bahasa kejujuran kreatif (siapa pun itu hakikatnya adalah guru). Asma Nadia, suami dan anak-anaknya adalah guru kepenulisan itu. Alir kritik pedas suaminya, Alamsyah, adalah ruang refleksi setiap waktu. Dan inilah, juga ketika kita mencermati Yati Setiawan (Surabaya) itu telah sukses membentuk kultur guru-murid (dalam artian filosofis ini) di balik kultur positif di keluarganya. Sebuah tradisi yang kita impikan manakala kita (dan Anda) yang merindukan menulis menjadi profesi di keluarga kita. Berat? Ah, tidak sebenarnya, semua bisa bermula dari kebiasaan kecil macam (a) tradisi kado buku pada anggota keluarga, (b) adanya keteladanan baca, (c) adanya sharing pengalaman tulis, (d) adanya saat-saat diskusi rileks dalam memasakkan pengalaman, dan (e) tentunya perlunya ketersediaan sarana pendukung yang membimbing.

Terakhir, pentingnya keteguhan alasan. Bukankah alasan ini bisa menggerakkan apa pun profesi orang? Semacam latar belakang, background yang akan menentukan langkah menulis selanjutnya. Dalam pengalaman proses kreatif banyak penulis dikenal beragam alasan (a) ada yang menulis untuk mencari uang macam Isbedy Setyawan, (b) ada yang menulis untuk mengekspresikan diri macam Dinar Rahayu, (c) ada yang menulis untuk menyalurkan hobi, (d) ada yang menulis karena panggilan mood takdir macam Budi Darma, (e) ada yang menulis untuk mencari popularitas, (f) ada yang menulis untuk memotret dan sampaikan realitas macam Nh. Dini, dan (g) ada yang menulis untuk melakukan protes sosial macam Wiji Thukul. Eh, sekarang “Apa alasan Anda memasuki rumah kepenulisan?” Selamat berenung, apa pun alasan Anda (dan itu bisa ditambah draf alasannya) akan menentukan langkah-jejak karya Anda di masa depan.
***

*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos.

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar