Kamis, 13 November 2008

Simbol Abadi Pemersatu Negeri

Misbahus Surur*
http://www.jawapos.com/

Di tengah geliat karya terjemahan buku-buku sejarah, misalnya The History of Java karya Thomas Stamford Raffles serta The History of Sumatra-nya William Marsden, muncullah kemudian Nusantara: A History of Indonesia (judul terjemahan: Nusantara: Sejarah Indonesia), karya indolog Bernard H. M. Vlekke, ditulis berkisar 1941-1943. Penyerangan Jepang atas pangkalan militer Amerika di Asia Pasifik (Pearl Harbor), dijadikan penandanya. Barangkali inilah trilogi historiografi terjemahan teranyar yang membincang wacana sejarah negeri ini.

Pemerian sejarah yang dilakukan Vlekke runtut tertata rapi. Menampilkan fragmen-fragmen sejarah masa pra-kolonial hingga sampai kedatangan bangsa kolonialis (Spanyol, Portugis, dan Belanda) di Nusantara. Tepatnya sampai tahun 1945. Porsi pembahasan pra-kolonial disoroti dengan tajam, mendedahkan begitu banyak informasi yang jarang diekpektasikan banyak orang. Mungkin karena itulah buku ini langsung dapat sambutan hangat dari para penggandrung sejarah. Sampai naik cetak ulang dan terpajang di rak buku best seller. Terlebih buku ini terasa berbobot karena penulis melampirkan data sejarah (setumpuk dokumen, buku dan arsip-arsip kuno) yang hampir sepenuhnya berasal dari luar negeri dan diakui otentisitasnya. Dengan dandanan kata dan paragraf yang menarasikan sejarah ilustratif, cantik bak dongeng.

Vlekke membentangkan Bab Pertama dengan deskripsi muasal manusia Indonesia dan pembentukan masyarakat kerajaan. Namun membicarakan ihwal manusia Indonesia ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Saking beragamnya ras manusia yang menyimpul di dalamnya. Menurut dua antropolog bersaudara, P. dan F. Sarasin misalnya, sebelum kedatangan moyang bangsa Indonesia yang tergabung dalam gelombang ''Proto dan Deutero-Melayu'', populasi asli kepulauan Indonesia adalah suatu ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Tetapi lambat laun setelah datangnya penghuni baru yang lebih memilih untuk menghuni daerah-daerah pesisir pantai, sisa-sisa penduduk asli ini akhirnya terdesak ke daerah pedalaman. Hal ini tentu mematahkan asumsi kebanyakan orang yang selama ini mengira moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan di daratan Tiongkok.

Tidak banyak memang sejarawan yang mengulas perihal sejarah Indonesia secara komprehensif. Satu dari yang sedikit itu adalah Vlekke. Untuk mengulas balik sejarah kerajaan-kerajaan di Jawa, penulis tidak begitu saja mengabaikan informasi dari dua kitab sejarah teramat fenomenal yang kerap diperbincangkan dalam taman sari sejarah Nusantara. Kitab tersebut adalah Pararaton dan Negarakertagama. Dan, bisa jadi hanya dua kitab inilah yang dijadikan sumber dari dalam oleh Vlekke. Menurut Vlekke, kedua kitab tersebut bukanlah sebuah narasi sejarah murni. Karena penulisannya didasarkan atas hal-hal baik yang pernah dilakukan raja. Pendek kata, kitab itu dirancang sekadar untuk memperkuat kedudukan sang raja.

Menurut buku ini, Majapahit adalah sebuah model negara kesatuan di masa silam. Sumpah Amukti Palapa yang keluar dari mulut Gadjah Mada menjadi semacam simbol abadinya. Nama ''Nusantara'' adalah istilah yang amat lekat dan merujuk pada periode ketika Hayam Wuruk menyatukan berbagai pulau besar dan kecil di seluruh negeri ini, di bawah naungan imperium Majapahit. Lalu, saat Nusantara tengah dijajah imperealis Belanda, ketika para pemuda dan rakyat negeri ini cukup concern mendiskusikan akar-akar kesatuan Indonesia (1908), muncullah ide bagi model persatuan yang secara historis paling sesuai dengan yang diingini untuk Indonesia hari itu. Gagasan persatuan dan kesatuan yang menandai lahirnya beberapa organisasi pemuda tersebut akhirnya jatuh pada Majapahit. Jadi, sejatinya, bukan momen historis yang bernama kolonialisme yang menyatukan bangsa ini, melainkan karena masa silamnya yang gilang-gemilang. Meskipun sempat tersebar isu panas, sebagaimana dilansir surat kabar Jawa, Bramartani --asumsi serangan Demak ke jantung imperium Majapahit yang membuat kerajaan ini rontok-- (baca selanjutnya: Ricklefs, Polarising Javanese Society).

Datangnya Belanda telah mengkangkangi Nusantara. Dengan tamak mereka mengeruk kekayaan bumi pertiwi. Mereka juga mengacak-acak beberapa wilayah Nusantara. seperti Ternate, Makassar, Mataram, Banten hingga menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam itu menemui nasib yang tak jauh beda dari Majapahit. Bukan sekadar itu, kedatangan kolonialis Belanda telah membentangkan kidung ratap kesengsaraan manusia Indonesia lebih dari tiga abad lamanya. Misi kolonial inilah sesungguhnya yang dilawan penduduk negeri ini. Di mana-mana Belanda sengaja menyulut api peperangan, namun penduduk tak tinggal diam, mereka respons dengan perlawanan yang tak kalah sengit pula. Kesengsaraan penduduk pribumi ini makin terlihat jelas saat Belanda menerapkan sistem tanam paksa. Sebab, diakui atau tidak telah menumbalkan berjuta-juta manusia Indonesia.

Pada bab-bab terakhir, seperti pada Bab IX, Vlekke mengurai seputar aspek-aspek baru yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Penulis menceritakan dengan teramat detail struktur bangunan, tata kota serta keindahan-keindahannya. Tak ketinggalan, lapisan-lapisan masyarakat Belanda yang tinggal di Batavia serta ihwal kehidupan penduduk Batavia.

Selanjutnya pada Bab XX, XI, XII, sampai Bab XII mengulas arogansi kaum penjajah, iklim politik serta gerakan-gerakan di Nusantara (Batavia) khususnya politik perdagangan dalam negeri, pengajaran, mobilitas sosial serta pertumbuhan penduduk Hindia, dari masa Herman Williem Daendels, Thomas Stamford Raffles, hingga masa gubernur jendral Johannes Van Den Bosch. Dan, pada bab-bab terakhir, baru membicarakan bibit-bibit kebangkitan bangsa dan pergerakan nasional di Nusantara.

Keberanian buku yang tersusun atas enam belas bab ini patut diacungi jempol, karena memasang judul Nusantara. Istilah yang kala itu bermuatan reaksioner bagi pihak Belanda. Keterkaitan periode satu dengan periode seterusnya dipaparkan dengan baik, hingga memunculkan kronik sejarah yang kaya. Membacanya, kita seperti sedang dihidangkan suguhan narasi sejarah sebuah negara besar yang membentang dari barat ke timur. Namun, karena buku ini memburu kekomprehensifan, akibatnya justru membuat pembahasannya tidak pernah tuntas. Misalnya, ketika memaparkan Aru Palakka --raja Bone-- dan Kapitan Jonker --orang Ambon asli-- (hlm. 183-205), yang membantu Kompeni Belanda kala itu, latar belakangnya tidak pernah diungkap secara mendetail.

Sebagai sebuah karya yang membincang sejarah negeri ini, Nusantara karya Vlekke ini laik untuk melengkapi minimnya karya indologi serta miskinnya pengetahuan para penikmat sejarah. Di samping itu, hadirnya buku sejarah ini sebagaimana yang diakui Luthfi Assyaukanie, telah mematahkan tesis tentang ketiadaan kaitan antara peristiwa masa lampau dengan peristiwa sekarang. Dari buku ini justru kita dapat mengetahui bahwa kejadian di masa sekarang ternyata ada kaitan erat dengan peristiwa sosial-politik di masa lampau. (*)

---
Judul Buku : Nusantara: Sejarah Indonesia
Penulis : Bernard H.M. Vlekke
Penerjemah : Samsudin Berlian
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan : I, 2008
Tebal : xxiv + 528 halaman

*) Penyuka sejarah, mahasiswa pasca sarjana UIN Malang

Tidak ada komentar:

A Khoirul Anam A Qorib Hidayatullah A Rodhi Murtadho A. Yusrianto Elga A. Zakky Zulhazmi A.S. Laksana Aang Fatihul Islam Aba Mardjani Abd. Mun’im Abdul Aziz Rasjid Abdul Gaffar Ruskhan Abdul Hadi W. M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Muis Abdul Wachid BS Abdullah Khusairi Abidah El Khalieqy Abimardha Kurniawan Abroorza A. Yusra Abu Salman Acep Iwan Saidi Achmad Farid Tuasikal Adek Alwi Adi Marsiela Adian Husaini Adib Muttaqin Asfar Adji Subela Afandi Sido Afriza Hanifa Afrizal Malna Ageng Wuri R. A. Ags. Arya Dipayana Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Bing Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sri Danardana Agus Sulton Agus Sunyoto Agus Wibowo Agus Wirawan Agusri Junaidi AH J Khuzaini Ahda Imran Ahid Hidayat Ahm Soleh Ahmad Asyhar Ahmad Farid Yahya Ahmad Fuadi Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad Rofiq Ahmad Suhendra Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Al Azhar Riau Al-Fairish Alex R. Nainggolan Alexander G.B. Alfian Zainal Aliansyah Alimuddin Almania Rohmah Alunk Estohank Amien Kamil Amien Wangsitalaja Anata Siregar Andi Sutisno Andy Riza Hidayat Anies Baswedan Anindita S Thayf Anis Ceha Anis Faridatur Rofiah Anjrah Lelono Broto Anna Subekti Anton Kurnia Ari Hidayat Ari Kristianawati Arie MP Tamba Arief Junianto Aris Kurniawan Arti Bumi Intaran Arul Arista AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Atiqurrahman Awalludin GD Mualif Ayu Purwaningsih Babe Derwan Bakdi Soemanto Balada Bale Aksara Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bayu Dwi Mardana Bellanissa Zoditama Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Bokor Hutasuhut Brunel University London BSW Adjikoesoemo Budaya Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Budiawan Dwi Santoso Bur Rasuanto Burhanuddin Bella Bustan Basir Maras Catatan Catullus CB. Ismulyadi Cerbung Cerita Rakyat Cerpen Chavchay Syaifullah Cikie Wahab Cunong Nunuk Suraja D Zawawi Imron Dad Murniah Dadang Ari Murtono Dahlia Rasyad Damhuri Muhammad Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darman Djamaluddin Darman Moenir Dasman Djamaluddin David Krisna Alka Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Denny JA Denny Mizhar Desi Sommalia Gustina Dewi Anggraeni Dharma Setyawan Dian Hartati Didi Arsandi Dina Oktaviani Dipo Handoko Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Doddi Ahmad Fauji Doddy Hidayatullah Dodi Chandra Dodiek Adyttya Dwiwanto Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Klik Santosa Dwi Pranoto Dwicipta Edy A Effendi Edy Firmansyah Eka Budianta Eka Fendri Putra Eka Kurniawan Eko Darmoko Ellyzan Katan Elnisya Mahendra Emha Ainun Nadjib Endah Imawati Eni Suryanti Eny Rose Eriyandi Budiman Eriyanti Erwin Edhi Prasetya Erwin Setia Esai Evan Ys Evi Idawati F Rahardi Fadly Rahman Fahrudin Nasrulloh Faizah Sirajuddin Faizal Syahreza Fajar Alayubi Fakhrunnas M.A. Jabbar Fanny Chotimah Fariz al-Nizar Fariz Alneizar Faruk HT Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrahman Karyadi Fatimah Wahyu Sundari Fauzan Santa Fazabinal Alim Festival Sastra Gresik Fikri MS Fiksi Mini Fransisca Dewi Ria Utari Franz Kafka Fuad Anshori Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gendhotwukir Gendut Riyanto Gerson Poyk Gita Pratama Goenawan Mohamad Gola Gong Grathia Pitaloka Gregorio Lopez y’ Fuentes Gugun El-Guyanie Gunawan Budi Susanto Gus Noy H.H. Tokoro Hadi Napster Hamberan Syahbana Hamdy Salad Hamsad Rangkuti Han Gagas Hang Kafrawi Hani Pudjiarti Hanna Fransisca Hardi Hamzah Hardjono WS Haris del Hakim Haris Priyatna Harris Maulana Hary B. Kori'un Hasan Al Banna Hasan Junus Hasbullah Said Hasnan Bachtiar HE. Benyamine Heidi Arbuckle Helmi Y Haska Helvy Tiana Rosa Hendra Junaedi Hendri Nova Herdoni Syafriansyah Heri Kurniawan Heri Latief Heri Ruslan Herman RN Hermawan Aksan Hermien Y. Kleden Herry Lamongan Holy Adib Humaidiy AS Husni Anshori I Nyoman Darma Putra I Nyoman Tingkat I Wayan Artika Ibnu Wahyudi Ida Farida Ignas Kleden Ilham Khoiri Imam Cahyono Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indra Tranggono Indrian Koto Irwan Kelana Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Isma Swastiningrum Ismi Wahid Iwan Gardono Sujatmiko Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.S. Badudu Janoary M Wibowo Javed Paul Syatha JILFest 2008 JJ. Kusni Jodhi Yudono Joko Novianto Bp Joko Pinurbo Jones Gultom Jual Buku Paket Hemat Jusuf AN Kadek Suartaya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Kenedi Nurhan Khaerudin Kurniawan Khaerul Anwar Ki Sugito Ha Es Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kunthi Hastorini Kuntowijoyo Kurie Suditomo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswinarto La Ode Rabbani Lathifa Akmaliyah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Leon Agusta Lily Siti Multatuliana Lily Yulianti Farid Lina Kelana Liza Wahyuninto Lona Olavia Lugiena Dé M Fadjroel Rachman M Farid W Makkulau M Syakir M. Dawam Rahardjo M. Faizi M. Mustafied M. Raudah Jambak M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.Th. Krishdiana Putri Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maklumat Sastra Profetik Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mangun Kuncoro Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria D. Andriana Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Maryati Marzuzak SY Mashuri Maulana Syamsuri Media: Crayon on Paper Mega Vristian MG. Sungatno Misbahus Surur Mofik el-abrar Moh. Amir Sutaarga Moh. Ghufron Cholid Mohammad Hatta Mohammad Kh. Azad Mohammad Takdir Ilahi Much. Khoiri Muhamad Taslim Dalma Muhammad Rain Muhammad Subhan Muhammad Yasir Muhammadun A.S Muhidin M Dahlan Mujtahid Mulyawan Karim Musa Ismail Musfi Efrizal Mustafa Ismail Mustofa W Hasyim N Teguh Prasetyo N. Mursidi Nadhi Kiara Zifen Nana Riskhi Susanti Nanang Suryadi Naskah Teater Nasrulloh Habibi Neva Tuhella Nietzsche Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Nova Christina Novelet Nunung Nurdiah Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurman Hartono Nuryana Asmaudi Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Oky Sanjaya Oyos Saroso HN P Ari Subagyo Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste Panji Satrio PDS H.B. Jassin Penerbit dan Toko Buku PUstaka puJAngga Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringadi AS Pringgo HR Prosa Puisi Puji Santosa Purnawan Andra PUstaka puJAngga Putu Fajar Arcana Putu Satria Kusuma Putu Wijaya R Masri Sareb Putra R. Adhi Kusumaputra R. Timur Budi Raja R.N. Bayu Aji Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmi Hattani Raja Ali Haji Raju Febrian Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ramon Magsaysay Ramses Ohee Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ressa Novita Ressa Sagitariana Putri Ria Ristiana Dewi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Rida K Liamsi Rifka Sibarani Rilda A. Oe. Taneko Rilda A.Oe. Taneko Rimbun Natamarga Rinto Andriono Risang Anom Pujayanto Rita Zahara Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Rohman Budijanto Rukardi S Yoga S. Jai S. Takdir Alisyahbana S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Sajak Sajak Sebatang Lisong Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman S. Yoga Salyaputra Samson Rambah Pasir Samsudin Adlawi Sanie B. Kuncoro Santy Novaria Sapardi Djoko Damono Sarabunis Mubarok Sartika Dian Nuraini Sasti Gotama Sastra Nusantara Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Poltak Tambunan Saut Situmorang Sekolah Literasi Gratis (SLG) Selasih Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sindu Putra Siska Afriani Siti Sa’adah Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Slamet Samsoerizal Sobih Adnan Sofyan RH. Zaid Solihin Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sony Wibisono Sosiawan Leak Sri Wintala Achmad Sri Wulan Rujiati Mulyadi Stevani Elisabeth Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudarmoko Sudirman HN Suhadi Mukhan Suharsono Sukar Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Supriyadi Suriani Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri Syaripudin Zuhri Syifa Aulia Syu’bah Asa T.A. Sakti Tammalele Tan Lioe Ie Tasyriq Hifzhillah Taufik Abdullah Taufik Effendi Aria Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat TE. Priyono Teguh Winarsho AS Tenas Effendy Tengsoe Tjahjono Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tias Tatanka Tito Sianipar Tjahjono EP Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Tjut Zakiyah Anshari Topik Mulyana Tosa Poetra Tri Harun Syafii TS Pinang Tu-ngang Iskandar Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umbu Landu Paranggi Umi Kulsum Uniawati Universitas Indonesia Usman Arrumy Usman D.Ganggang Utada Kamaru UU Hamidy Viddy AD Daery W.S. Rendra Wa Ode Wulan Ratna Wahib Muthalib Wahyudi Akmaliah Muhammad Wardjito Soeharso Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Wicaksono Widodo DS Wina Karnie Wisran Hadi Wong Wing King Yan Maniani Yanti Mulatsih Yanuar Arifin Yasser Arafat Yaumu Roikha Yetti A. KA Yohanes Padmo Adi Nugroho Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhi Ms Yudhistira ANM Massardi Yulianna Yurnaldi Yusi A. Pareanom Yusi Avianto Pareanom Yusri Fajar Yusrizal KW Yuyun Ifa Naliah Zaim Rofiqi Zainal Arifin Thoha Zakki Amali Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zelfeni Wimra Zuarman Ahmad Zulfikar Akbar